7. Kesempatan

67 4 0
                                    

Dua hari kemudian setelah bertemunya Violita dengan Firda dan Fadil. Malam ini ia menemui kamila dan Ardi.

Ia masih bertanya tanya kenapa ia harus ikut ke yogya untuk menemani Ardi ketika bulan madu kamila dan akbar.

Kamila membuka pembicaraan ketika ia melihat Violita datang diantara Ardi dan kamila.

"Lama banget lo vi,kebiasaan."

Violita memutar bola matanya mendengar kecerewetan sahabat SMA nya ini.

"Nih vi,Ardi"

"Lama gak ketemu vi" ujar Ardi lalu mengulurkan tangan.

"Eh,iya lama gak ketemu" ujar violita lalu menerima uluran tangan lelaki berkaos hitam polos dengan tanda centang di dada kiri.

"Lo masih inget gue ya ternyata" ujar Ardi.

"Ya wajar dong,gue sama lo pernah sekelas memang harus inget." Violita melirik ke kamila.

Kamila mendengus kesal,karena kalau tidak karena Kamila,Violita mana ingat kalau ardi ini teman SMA nya. Mereka tidak akrab.

"Yaudah di,gue maunya prewed nya di hutan bambu aja. Lo bisa?"

"Bisa bisa,gue saranin prewed nya pagi aja sekitar jam 8. Soalnya nanti kalau agak siang jelek hasilnya."

"Oke gue setuju."

Kamila dan Ardi membicarakan masalah prewed lalu ujung ujungnya mereka membicarakan masa SMA dan yang mengejutkan bagi kamila adalah undangan dari Ardi.

"Gue senang masa SMA gue gak kebuang sia sia, ini undangan buat kalian berdua"

Kamila dan Violita saling menatap lalu menerima undangan pernikahan Ardi.

Tertulis disana, Ardi & Reyna.

Tentu saja Violita tersenyum lebar,artinya ia tak perlu berangkat ke yogya. Sedangkan kamila menatap undangan itu tak percaya.

Reyna adalah teman sekelas Violita yang juga naksir dengan Fadil. Reyna inilah salah satu cewek yang memberikan kado ke Fadil secara diam diam ke depan rumahnya.

"Sejak kapan lo sama reyna pacaran? Perasaan dulu Si reyna suka nya sama Fadil." Tanya Kamila

"Gue ketemu sama Reyna lagi di cafe awal tahun kemarin. Dia udah kerja jadi guru bahasa."

Kamila menatap Violita yang berbahagia.

"Dateng ya lusa"

Violita mengangguk kegirangan sedangkan Kamila sedikit muram tapi mengiyakan.

"Ngomomg ngomong,gue pamit dulu. Ada urusan" pamit ardi pada dua cewek itu.

"Iya di,makasih ya" ujar Kamila.

Sepeninggal Ardi,kamila menyentil telinga violita.

"Sakit kali,gue udah bilang kan kalau bulan madu ya bulan madu aja, gak usah ajak ajak"

"Gue kasih tau sama lo, Si ardi pernah suka sama lo sayangnya waktu itu lo udah jadian sama kak Leon" jelas Kamila menatap Violita.

Justru Violita yang terbahak bahak.

"Suka apaan? Suka pinjem catatan gue?" Violita kembali tertawa.

"Gue serius vi,ya gitu deh pokoknya. Ardi pernah cerita sama gue,tapi ceritanya dia udah lama. Gue kira dia masih suka sama lo,ternyata dia udah mau nikah aja."

Violita mengangkat bahu, " mungkin dia bukan jodoh gue"

"Terus jodoh lo siapa?"

"Mana gue tau mil"

"Kalau lo nunggu doang jodoh gak bakal dateng vi,apalagi gue tau banget. Lo orangnya terlalu pesimis masalah percintaan,gebetan bicara sama cewek lain dikit aja udah nganggep gebetan gak mau sama lo."

Violita cengengesan mendengar kamila berbicara seperti itu. Cewek itu malah bersenandung pelan.

"Coba deh lo inget,cinta lo sama fadil juga harus pupus karena presepsi buruk dari lo sendiri."

Violita sedikit menegang,ia mengendurkan tubuhnya bersandar di kursi. Ia ingat,bahwa ia belum cerita pada kamila tentang Fadil yang hadir secara tiba tiba di hidupnya.

"Gue ketemu fadil"

Kamila membulatkan mata.
"Seriusan lo? Kapan?"

"Lo inget nggak? Waktu gue cerita di WA kalau adek gue di todong?"

"Iya inget,pas hari itu?"

Violita mengangguk.

"Terus vi??"

"Fadil yang tolong adek gue,dia juga dosen adek gue."

"Terus dia nyapa lo?"

"Iya,dia yang nyapa gue duluan. Gue kira dia bakal lupa. Ternyata enggak,sekarang gue lagi urusin wedding anniversary kakak nya di ballroom hotel gue."

"Ini takdir vi,"
Violita malah cekikikan mendengar kepuitisan temannya.
",lo ketemu lagi sama fadil. Karena urusan lo sama dia belum selesai. Ini kesempatan kedua buat lo."

Violita menggelengkan kepala.
"Gue gak tau sama perasaan gue sendiri mil. Terlalu sakit mengingat gue udah pernah patah hati hebat karena dia. Lo tau sendiri gue gak dapet jalur undangan karena nilai semester 3 gue anjlok."

"Kalau masalah itu, kapasitas otak lo aja yang kecil vi"

"Terserah lo deh"

"Tapi gue serius vi, ini kesempatan kedua lo. Lo harus coba meskipun gagal ,paling nggak lo tau perasaan fadil sama lo."

"Gue gak yakin mil,gue takut dia nolak gue"

Kamila membenarkan posisi nya yang tadi hanya menatap violita,kini tubuhnya menghadap Violota.

"Vi,sekarang kita bukan anak SMA. Kita sudah jadi wanita dewasa. Kita membutuhkan yang pasti saja, lo jangan takut untuk minta kepastian. Sesakit apapun nanti gue yakin,lo bisa nerima itu semua."

***
14 juni 2011

Dear diary,Kamila sahabatku marah padaku. Ia marah karena aku tidak pernah memberi tau nya bahwa aku menyukai Fadil selama 3 tahun. Ia tau dari surat cinta yang akan ku letakan di laci Fadil,tetapi itu tidak terjadi,aku mengurungkan niatku meletakan surat itu. Jadi aku menyimpannya di dalam tas ranselku,kamila mengambil kembali buku yang ku pinjam, lalu ia membacanya secara tidak sengaja karena penasaran kop surat itu tertulis nama Fadil.
Aku tidak tau harus bagaimana menjelaskannya pada kamila. Padahal dua minggu lagi akan wisuda. Aku tak mau berdiam diri tanpa sahabatku ketika wisuda.

28 juni 2011

Dear diary, Kamila sudah tidak marah padaku sejak 2 hari yang lalu. Ia ku paksa mendengarkan penjelasanku secara keseluruhan di cafe sebrang sekolah. Aku sangat senang mengenai hal itu. Paling tidak, aku masih memiliki seorang sahabat. Ngomong ngomong, Hari ini adalah hari kelulusan, Fadil begitu tampan dengan jas abu abu nya. Dia sebagai wisudawan terbaik di angkatanku. Aku bangga mencintainya.

DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang