Dating Life
X
Life StruggleDaily Language
Warning!!
Harsh Words
Mature ContentJimin POV
Tahun ketiga ini dimana kami belajar menerima dan menunjukan kebiasaan kami.
Kami belajar untuk lebih menyesuaikan diri satu sama lain, mencoba untuk mengerti satu sama lain lebih dalam.
Karena saat kami belum tinggal bersama dan saat tinggal bersama memang sangat beda, dari hal kecil sampai hal yang mengejutkanku.
Bahkan 1 bulan pertama kami tinggal bersama aku tidak di izinkan Jeje untuk masuk kamar jika dia belum selesai make-up.
Ini sungguh paling menyiksaku.
Padahal, aku melihat dia tidur setiap harinya dengan mulut menganga, rambut acak-acakan dan piama yang sudah kesingkap kemana-mana.
Masih jaim ceritanya.
Saat kami tinggal bersama tugasku jadi lebih banyak, yang biasa Jeje berangkat dengan mobilnya sendiri, kini berangkat dan pulang kantor, aku harus bersamanya.
Sialnya rute ku sekarang adalah Apartemen kami - Kantor Jeje - Kantorku.
Bukannya males atau gimana kadang Jeje ingin aku jemput di Lobby kantornya dengan alasan katanya supaya aku gampang dicari, padahal dia hanya ingin memamerkanku kepada. Teman-temannya.
'Hahahaha aku memang terlahir tampan' batinku.
Ah aku ingat saat itu kami belum tinggal bersama.
Jadi ceritanya..
Hari itu aku memang libur dikarenakan aku baru pulang perjalanan dinas ku ke Jepang.
Aku melihat notifikasi chat di handphoneku dari yeoja kesayanganku itu.
Jejenya Jimin❤:
Aku tidak membawa mobilku hari ini dan aku ingin pulang dijemputmu sore ini, ya...ya..?
Me:
Okai, akan ku jemput! Sampai nanti, Je😘
ReadKarena aku tidak terlalu lelah hari itu maka ku iyakan permintaan Jeje, saat itu waktu sudah menunjukan jam 4 sore, aku bersiap dan bergegas untuk menjemput Jeje.
Sampai di kantornya.
Ku keluarkan handphoneku lalu aku chat Jeje, aku bilang bahwa aku sudah di depan Lobby kantornya.
Aku menunggu di luar karena rokokku belum habis.
Tak lama kemudian aku melihat siluet yeoja kesayanganku itu, yang sudah tak ku lihat selama 5 hari ini.
Tapi tiba-tiba dia berhenti dan berbincang asyik dengan namja chinggunya itu.
Aku hanya melirik tajam kearahnya dan menyisir rambutku kebelakang.
Lalu Jeje menangkap keberadaanku dia berlari kearahku dan memelukku.
Aku mencium pucuk kepala Jeje gemas, setelah ku tersadar aku mendengar banyak bisikan orang-orang kantornya Jeje mengarah ke kami.
"Ahh.. Apakah itu namja chinggunya? Kenapa manis sekali" si yeoja berambut pendek.
"Itu pacarnya? Whoaaa seksi sekali penampilannya" si yeoja rambut pirang.
"Heol, wanjon, daebak, real namja chinggu Jeje sunbae sangat tampan dan seksi" saut si yeoja hoobae Jeje di kantornya
Aku lihat Jeje sengaja melamakan pelukan kami dan akupun tau maksud yeoja kesayanganku ini.
Saat teman-teman Jeje datang menghampiri kami, Jeje tersenyum dan langsung memeluk lenganku.
"Annyeong, Jeje" sapa ketiga teman Jeje.
"Annyeong" jawab Jeje singkat.
"Ah.. Apakah ini namja chinggumu, Je?" tanya mereka sambil mengerlingkan matanya genit padaku.
"Ahhh, kenali ini namja chingguku Park Jimin" jawab Jeje mengenalkanku kepada temannya itu.
Mereka menganga terpesona denganku, mungkin.
"Annyeong, Jimin" senyumku mengulurkan tanganku kepada mereka.
Masing-masing dari mereka lama menggenggam tanganku, akupun mulai risih.
"Yak! Jangan lama-lama berpegangan tangannya, nanti kalian naksir dengan milikku" seru Jeje melepaskan tanganku pada mereka.
"Aku buru-buru, kami duluan ya" pamit Jeje meninggalkan yeoja-yeoja itu.
Lalu saat kami ingin masuk mobil aku membukakan pintu mobilku untuk Jeje, tapi Jeje malah berjinjit dan mencium bibirku.
Ah kalian tau kan maksudnya Jeje apa..
Ya, dia hanya ingin memanas-manasi Chinggunya itu yang dari tadi masih memperhatikan kami.
Satu lagi list dari Jeje's Bad Habbit, tukang pamer.
Aku memutar bola mataku malas melirik ke arah Jeje.
Saat dalam perjalanan pulang Jeje tidak berhentinya menggerutu tentang chinggunya yang ternyata adalah rivalnya saat junior high schoolnya.
Pantas saja.
"Ishh So Hee dan gangnya itu masih saja centil"
"Aisshhh saekkiya! Dia lama sekali saat menggenggam tanganmu, Jimin-ah"
"Biar tau rasa mereka, aku mencium bibirmu didepan mereka"
"Yaaa pasti mereka iri padaku karena mempunyai pacar tampan sepertimu"
Gerutunya yang tak ada habisnya itu.
"Yak! Kenapa kau pamer kalau akhirnya kau kesel sendiri sih?!" tanyaku.
"YAK!!! Biar mereka tahu rasa, dulu mereka merebut namja yang ku suka, Jimin-ah" serunya melengking.
Aku hanya menghela nafas kasar.
Jeje memang akan begitu, jika ada yeoja centil yang menggodaku.
Aku memang benar-benar harus berjuang untuk terus menerima segala kekurangan dan keanehan yeoja kesayanganku ini.
To be Continued.
Chapter-chapter awal aku masih ceritain tentang flashback Jimin sama Jeje maka dari itu masih banyak alur cerita yang mundur di Chapter-chapter awal.
Btw. Jangan lupa vote dan commentnya donggg, supaya aku semangattt buat lanjutin next chapternya😘
With Love,
Cry❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE: Park Jimin.
FanfictionAku dan kekasihku sudah cukup lama menjalin hubungan. 5 tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk menjalin hubungan. "Bahkan rasa cinta dan sayangku tidak berubah tetap sama seperti saat kami memulai berkencan 5 tahun yang lalu, Je" - PJM. "Aku m...