05. Ramyeon?

101 37 154
                                    

Dating Life
X
Life Stuggle

Daily Language
Warning!!
Harsh words
Mature Content


Jimin POV

Saat aku bangun tidur dan ingin meminum susuku, aku melihat Jeje yang sedang membuka paksa lemari ramyeon.

Lalu aku berpura-pura seakan membuka pintu kamar, Jeje langsung menjauh dari lemari ramyeon itu.

Aku hanya menahan tawaku.

"Ahh.. Kau sudah bangun?" tanyanya gugup.

"Kenapa kau gugup sekali?" tanyaku.

"A..aa...ani" jawabnya terbata-bata.

Aku meminum susu dan mengambil handuk ku, aku benar benar tertawa kencang di dalam kamar mandi melihat Jeje yang terlihat lebih seperti anak kecil yang takut di omeli appanya.

Selesai ku mandi, ku intip lagi Jeje yang masih bersikeras untuk mencongkel kunci lemari ramyeon dengan pisau dapur.

"YAK! Sedang apa kau?!" teriak ku mengaggetkannya.

"Ah, kamjjagga" dia langsung menyembunyikan pisau dapur itu dibelakang tubuhnya.

"Apa yang kau sembunyikan padaku hmm?" aku mendekat menyisihkan jarak antara kami.

"Yakkkk menjauhlah!!!" teriaknya mendorongku menjauh.

"Aku akan berangkat kantor, dan langsung ke Bandara sore ini untuk ke Jepang" tuturku padanya.

"Ahh.. Yaa jangan berani-beraninya kau merusak lemari ramyeon atau membeli ramyeon di supermarket!" tambahku.

"WAAAAAAEEEEEEE!!!" teriaknya membuat jantungku hampir loncat.

"YAK! Kau sudah makan ramyeon lebih dari 10 kali minggu ini, kau pikir aku tak tau hmm?" jawab ku.

Jeje membelalakan matanya, karena Jimin mengetahuinya.

"K-Kemarin temanku datang jadi aku memasak banyak ramyeon, Jimin-ah" bohongnya padaku.

Aku sangat tau Jeje tidak mungkin membawa orang lain kerumah saat aku tak ada kecuali, eomma, appa atau oppa-oppanya.

"Jangan coba membohongiku, atau aku akan mengadukanmu dengan eommamu, aku akan bilang kalau kau makan ramyeon seperti orang kerasukan" tuturku sarkas.

"Yak! Yak! J..jje..jeballl jangan adukan aku ke eomma Jimin-ah" tuturnya memohon.

Ahhh, aku tidak kuat melihat wajahnya yang setengah memohon dan setengah ber-aegyo.

Ku cium gemas bibir Jeje.

"Jangan berani-beraninya kau makan ramyeon saat aku tak ada, ne?" jawabku.

Laluku mengambil koper dan kunci mobilku bergegas berangkat kekantor.

Dia hanya menunduk pasrah, ku cium dahi, kedua pipi gembil dan bibir tipisnya itu, lalu ku meninggalkannya.

Jeje POV

'Ah, sial dimana dia menyembunyikan kuncinya sih' umpatku dalam hati.

Jimin telah berangkat ke kantornya. Sedangkan aku masih dirumah, belum berangkat dan masih berkutat dengan pintu lemari sialan itu.

Aku benar-benar kesal dengan Jimin, bisa-bisanya dia mengancam ku seperti itu hanya karena ramyeon.

Aku frustasi ku ambil blazer dan tasku, lalu aku bergegas ke kantor tanpa sarapan.

SURVIVE: Park Jimin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang