SORRY BGT SEBULAN GAK UPDATE AKU LAGI SIBUK-SIBUKNYA TUGAS KULIAH:(
But, no worry aku langsung update 2 chapter sekaligus:)Dating Life
X
Life StruggleDaily Language
Warning!
Harsh words
Mature Content.Jimin POV
Bulan ini adalah bulan terakhir kami dengan status "berpacaran" setelah 6 tahun kami berpacaran.
Akhirnya sebulan yang lalu aku mengakhiri masa berpacaran kami dengan bertunangan.
Ya, aku sedang di Butik gaun pengantin, teman eommanya Jeje.
"Jim.. Ini bagus? Atau yang tadi aja?"
Tanya Jeje keluar dari fitting room di bantu dengan maidnya.
Aku benar benar terharu melihat Jeje dibalut dengan Wedding gown itu..Aku menghampirinya dan memperhatikan Jeje head to toe.
Mataku berkaca-kaca melihat penampilan Jeje, yang padahal dia sama sekali tidak menggunakan make-up.
"Kau kenapa, Jim?" tanya Jeje sambil menangkup wajahku.
"Aku h-hanya terharu melihatmu dengan gaun ini.." jawabku.
Jeje mencium bibirku gemas mendengar jawabanku.
"Eiyyy, kau ini! Gimana nanti kalo aku di Altar?" jawab Jeje santai.
"Gimana ini bagus tidak? Apa yang sebelumnya saja?" tanyanya, lagi.
"Ani... Ini bagus aku dapat feelnya saat kau pakai ini." jawabku.
Dia hanya tertawa lalu mulai melakukan fitting pada gaunya itu.
Setelah Jeje aku memulai fitting bajuku.
Saat aku keluar dari fitting room,
"Ah tampanya calon suamiku" seru Jeje menghampiriku.
"Apakah ini bagus untukku?" tanyaku padanya.
"Bagus sih--" Jeje menggantungkan kalimatnya.
"Lalu..." tuturku.
"Ajhumma, apakah jasnya bisa diganti dengan warna hitam?"
Tanya Jeje pada pemilik butik yang merupakan teman eommanya itu.
"Ahhh, bisa Je kalau kau ingin kami akan mengukur badan Jimin" jawab Ajhumma itu.
Lalu kami memulai pengukuran pada badanku.
Dan setelah selesai fitting baju pengantin kami, kami menyempatkan untuk makan siang.
Karena sedari Jeje sudah mengeluh terus kalau dia lapar..
Saat sampai di restaurant, kami segera memesan makanan untuk kami.
Tidak lama setelah itu makanan yang kami pesan tadi datang, lalu kami menyantapnya.
Saat kami sedang menyantapnya Jeje berbicara sesuatu padaku,
"Jim.." cicitnya lembut.
"Hmm?" jawabku seraya memasukan makanan ke mulutku.
"Aku tidak menyangka perjuangan panjang kita akhirnya berakhir juga" tuturnya dengan senyum manisnya.
"Ya, aku juga! Aku fikir awal berpacaran kau hanya menjadikanku pelampiasan saja, mengingat saat itu kau baru putus dengan Daniel" jawabku padanya.
"Aku juga tak pernah berfikir ini akan jadi perjalanan dan perjuangan panjang kita, tawa, sakit, bahagia, kecewa dan luka kita lewati bersama ya, Jim.."
Ku lihat mata Jeje yang mulai berkaca-kaca.
"This is a wonderful gift from our struggle, Je" jawabku.
"You're the cause of my Euphoria, Park Jimin" tuturnya.
"Aku mencintaimu, Park Jeje" jawabku lagi.
'Aku benar-benar beruntung mendapatkannya Tuhan' syukurku dalam hati padaNya.
Setelah kami menyelesaikan makanan siang kami, kami bergegas untuk mengecek Undangan kami yang akan di sebar 2 minggu lagi.
Ke esokannya.
Kami bergegas untuk mengecek, Gereja yang akan kami tempati saat menyumpah janji, Cathering, Ballroom untuk Resepsi, dekorasi, Sound system dan segala macamnya.
Karena mengingat ini D-25 Wedding kami.
Kami memastikan semua agar saat D-Day berjalan lancar, tidak ada hambatan.
Minggu-minggu ini memang melelahkan sekali karena kami banyak mengurus sesuatu untuk pernikahan kami.
Aku hanya bisa berdoa dan menunggu D-Day agar semuanya tidak ada kekacauan atau kesalahan teknik saat acara berjalan.
To be Continued.
Ini Chapter tersedikit yang pernah aku tulis kaya cuma 500 words.
Eiyyy, jangan lupa dong vote + komenya ya beb😘
Next Chapter adalah Last chapter story ini ya...
With Love,
Cry❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE: Park Jimin.
FanfictionAku dan kekasihku sudah cukup lama menjalin hubungan. 5 tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk menjalin hubungan. "Bahkan rasa cinta dan sayangku tidak berubah tetap sama seperti saat kami memulai berkencan 5 tahun yang lalu, Je" - PJM. "Aku m...