(18) Aksi Ngambek

4.9K 563 4
                                    

Enzy melompat dari tempatnya, sontak ke empat sahabatnya tersentak kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enzy melompat dari tempatnya, sontak ke empat sahabatnya tersentak kaget.

"Paan sih lo, Cel? Bikin kaget aja!" seru Duta sembari mengelus dadanya.

Enzy yang sedang ditatap beberapa pasang mata hanya bisa nyengir tak bersalah, sebelum akhirnya membereskan barang-barangnya ke dalam tas. "Sori ya, gue nggak bisa lama-lama. Soalnya ada urusan penting."

Duta menyipitkan mata curiga, sudah hampir seminggu ini dia mencari tahu apa yang terjadi pada Enzy tapi belum ada titik terang yang dia dapat. Berharap bantuan dari Mail pun tak ada gunanya, entah Mail yang bodoh atau memang Enzy yang terlalu pandai main petak umpetnya.

"Urusan apa lo?" tanya Duta mulai kepo. Dia berusaha menggali rahasia yang disembunyikan Enzy, siapa tahu sahabatnya itu keceplosan.

"Mau tahu aja!" Enzy meleletkan lidahnya pada Duta.

"Sialan nih, Boncel. Gue lagi perhatian malah gitu."

"Dih, sejak kapan lo perhatian sama gue? Yang ada lo-nya tuh yang suka sibuk sama urusan orang lain," balas Enzy tak mau kalah.

"Nih anak benar-benar...."

"Gue balik ya, teman-teman. Sampai jumpa lagi." Enzy keburu kabur setelah pamit sama yang lain.

Hal itu sungguh membuat Duta semakin meradang, dia berdecak kesal seraya mengacak rambutnya menjadi berantakan.

Sementara yang lain seperti Mima, Remi, dan Abadi pun yang sudah biasa sama pemandangan ini hanya diam memperhatikan. Bukan tak mau ikut campur tapi lebih ke arah tenang tidak seperti Duta yang gampang meledak, tak bisa dipungkiri jika Mima dan Remi juga penasaran dengan perubahan Enzy sedang Abadi yang tak tahu menahu sebenarnya bingung juga.

"Kalian juga ngerasain hal yang gue rasain, kan?" Pandangan Duta beralih pada ketiga sahabatnya.

"Iya sih, gue ngerasa ada yang aneh sama sikap Enzy akhir-akhir ini," timpal Mima.

Duta menunjuk Mima heboh. "Nah kan nah kan, lo juga ngerasa ada yang aneh kan, Mim?"

"Tapi gue rasa bukan urusan kita juga sih, Ta." Mima buru-buru menambahkan saat melihat Duta hendak membuka mulutnya. "Maksud gue, sebagai teman kita hanya bisa menunggu sampai Enzy mau cerita. Nggak boleh memaksa apalagi menuntut, Enzy juga punya privasi."

"Tapi," Duta yang hendak protes langsung disela oleh Remi.

"Yang dikatakan Mima benar, Ta. Kita tunggu aja Enzy sampai dia mau cerita."

Close FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang