Mini bar kedai kopi milik Duta dan Enzy yang dibangun sejak tahun 2017 hingga kini, salah satu impian keduanya sejak duduk di bangku SMA dulu, mempunyai hobi yang sama membuat keduanya memiliki ambisius dan tekad yang kuat terciptalah Mini bar sebagai kedai kopi yang tengah hits di semua kalangan ini.
Empat diantara lima sahabat sedang berkumpul di salah satu meja yang di bagian pojok di lantai dua, tempat favorit mereka jika sedang ingin minum kopi. Abadi asyik mengisap tembakau yang diselip di kedua jarinya, Remi sedang sibuk dengan laptopnya, dan Duta fokus pada game online yang dimaininya. Tidak ada suara yang keluar dari ketiga lelaki berwajah mempesona hingga tak jarang banyak perempuan yang akan menengok dia kali kala melihatnya.
Enzy datang membawa nampan berisi empat gelas espresso dan satu gelas vanilla latte menyimpan kasar di atas meja.
"Kalian ini mau ngumpul gini cuma diam-diaman aja!" protesnya keras membuat ketiga lelaki di depannya menatapnya dengan raut yang berbeda.
"Gue sibuk!" Remi berujar datar sebelum kembali beralih pada laptopnya.
Abadi mengibaskan tangannya. "Anggap kami nggak ada!" Lelaki berkacamata itu mengisap lagi rokoknya yang hampir habis dengan tenang, terlihat sangat galau.
Sedang Duta hanya melirik sekilas lalu kembali main Mobile Legend tanpa terganggu sama sekali.
"Duh, Mima kemana sih? Kok belum nongol." Enzy menggerutu kesal.
Begitu nama Mima disebut Enzy, ketikan pada laptop Remi terhenti sejenak lantas melirik ponselnya di atas meja samping laptopnya kemudian menghembuskan napasnya.
"Napa lo?" Rupanya Duta menyadari itu, entah sejak kapan permainannya berhenti.
"Kagak!" Remi memilih menatap lekat laptopnya.
"Mimaaa," pekik Enzy senang hingga membuat ketiganya mengangkat kepala.
Perempuan yang dipanggil Mima itu duduk tepat di samping Remi dengan napas ngos-ngosan. "Sori ya, gue telat."
Remi melirik sekilas.
"Darimana lo?" tanya Enzy setelah meletakkan espresso-nya.
"Ada urusan dikit," kata Mima, tangannya yang siap mengambil vanilla latte miliknya terhenti ketika ada tangan menahannya.
"Jangan minum itu, Mim. Nanti maag lo kambuh." Remi dengan sigap mengambil vanilla latte dan menggantikannya dengan air mineral miliknya.
Mima menatap tajam Remi tanpa kata lalu merampas botol mineral itu dengan kasar. "Makasih udah diingatkan!"
Tanpa sadar ketiga temannya menikmati pemandangan di depannya, mereka seperti sudah biasa melihat situasi ini.
"Vanilla latte gue nggak akan mempengaruhi lambung Mima kok, Rem. Lo harusnya nggak usah.... Aduh, kok gue ditabok sih!" Enzy menjerit kesal pada Duta yang seenaknya memukul lengannya kasar.
Duta melotot lalu memberi kode dengan matanya. Enzy yang paham lantas terdiam, matanya melirik Remi memasang wajah garang.
Sedang Mima dan Abadi tampak menyimak dalam diam, karena Mima tak mau memperpanjang pembahasan tak penting ini sementara Abadi memang malas untuk menimpali.
Mima mengabaikan tatapan Remi, setelah botol mineral dia simpan di meja matanya beralih pada Abadi yang tampak menerawang ke arah jalanan di dbawahnya. Mima mencolek Enzy yang memilih fokus pada ponselnya.
"Apa?" bisik Enzy mendekatkan diri pada Mima.
Mima mengedikkan dagunya pada Abadi. "Bang Badi kenapa tuh? Galau amat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Close Friend
Fiksi UmumKatanya, ada tiga kemungkinan yang terjadi di antara persahabatan laki-laki dan perempuan. Pertama, kalau bukan si laki-lakinya yang diam-diam jatuh cinta. Kedua, atau bisa jadi si perempuan yang diam-diam jatuh cinta. Ketiga, keduanya saling cin...