CHAPTER 6 - Tinggal Bersama

11.7K 921 21
                                    


Sesuai janji, saya update Rabu atau Kamis. Ini masih kamis kan XD

Happy Reading :*

***********************************************************************************


Akal sehat ada untuk melawan godaan hati.


"Le, alarm kamar ibu kamu mati?" Arlan bergegas mengenakan kaos yang ia lepaskan saat tidur semalam dan berlari ke kamar mandi di ruang tamu.

Lea memutar matanya. Kamar mandi di rumah ini memang ada tiga. Di kamar Nyonya Maharani, kamar Lea dan di ruang tamu.

"Kamar itu kan nyaris nggak pernah dipakai Kak. Apalagi alarm, nggak berguna disana," ujar Lea sambil mempersiapkan berkas yang akan dibawanya.

Lea sedang duduk di ruang tamu yang merangkap ruang keluarga sambil memeriksa pesan masuk pada handphone ketika Arlan berlari keluar hanya dengan celana piama, tanpa kaos. Gadis itu langsung menunduk frustasi karena melihat pemandangan secepat kilat nan menggoda iman.

Dasar Kak Arlan sialan!

"Kak, Lea berangkat duluan ya. Jangan lupa kunci pintu nanti!" teriak Lea, kemudian mulai berjalan keluar rumah. Namun belum sampai pintu suara Arlan mencegahnya.

"Kok berangkat duluan? Tungguin kakak, dong. Lagian emang kamu udah sarapan?"

"Emang kakak biasa sarapan?" balas Lea sambil berbalik menghadap kamar yang ditempati Arlan.

"Enggak sih, tapi kan kamu biasanya sarapan Le," ujar Arlan yang keluar kamar sambil mengancingkan kemeja. Lagi-lagi Lea mengumpat dalam hati karena pemandangan perut sixpack dan bulu dada samar-samar yang aduhai itu.

"Udah lama Lea nggak biasa sarapan, Kak," tukas Lea.

Arlan mengerutkan kening mendengar jawaban itu. "Sejak kapan?"

Sejak orang yang suka nemenin Lea sarapan yaitu kakak ... menjauh, menikah dan pindah ke Amerika.

"Pokoknya udah lama," jawab Lea.

"Udah deh, Lea berangkat. Dah!" ucap Lea sebelum Arlan sempat membalas.

Gadis itu beranjak ke teras dan berniat memanggil ojek online seperti yang biasa ia gunakan. Namun sebelum sempat klik pesan, handphone nya sudah direbut oleh Arlan dari belakang. Kali ini pria itu nampak rapi, walau jas-nya tersampir di lengan kanan dan tas kerja di tangan kiri.

"Kakak! Lea mau panggil ojol!"

"Ngapain naik ojek, mobil kakak masih muat buat badan kamu, Le!"

Lea nyaris menjawab namun ucapan Arlan menghentikannya. "Ya, walaupun badan kamu keliatannya agak gemukan sih sekarang. Sedikit lagi cocok nih dipanggil Lele Dumbo," goda Arlan.

"KAK ARLAN!! PERGI SANA!! BALIKIN HANDPHONE KU!!" bentak Lea, yang membuat Arlan justru tertawa terpingkal-pingkal.

Pria itu bukannya mengembalikan handphone, justru melenggang keluar dan menyeberang ke depan rumahnya sendiri. Di sana Pak Tirman nampak telah mengeluarkan mobil Arlan dan berdiri siaga.

"Terima kasih, Pak," sapa Arlan kemudian masuk ke balik kemudi.

Lea berdiri di depan mobil dengan wajah galak. "Handphoneku!" tukas Lea.

"Masuk!" balas Arlan.

"Handphoneku, Kak!"

"Masuk dulu kalau mau handphone mu kakak balikin."

HOME (One shot - Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang