CHAPTER 17 - Hancur

8.6K 760 26
                                    


I Want her so bad it hurts

Arlan 17 tahun

Ketika masih SMU, Tania adalah impian setiap pemuda di sekolahnya. Cantik, pintar, ceria dan supel. Ia sangat mudah untuk disukai semua orang. Dan pemuda yang justru berhasil menarik perhatiannya adalah, Arlan.

Mereka berkenalan, dengan cepat mengakui saling tertarik dan berpacaran. Ada banyak hal yang disukai Arlan dari Tania. Selain wawasannya yang luas, juga rasa humor yang bagus, tapi ada satu lagi yang membuat Arlan mempertahankan hubungannya dengan Tania bahkan hingga menikah.

Hari itu pertama kalinya Tania main ke rumah Arlan. Mamahnya dengan cepat mendengar kabar bahwa Arlan memiliki kekasih dan segera merongrong putranya itu untuk mengenalkannya. Arlan tidak keberatan, karena Tania juga pasti akan segera disukai mamahnya.

"Mah, Arlan datang. Nih, ada Tania," seru Arlan ketika ia baru sampai teras. Tania menghentikan langkahnya di teras, membuat Arlan yang mulai memasuki pintu rumahnya menoleh heran. "Kenapa kamu?" tanya Arlan.

"Gugup, kamu masuk duluan aja ya. Aku tunggu di sini," jawab Tania. Arlan menggeleng geli tapi menurutinya. Sesampainya di dalam, barulah ia paham kenapa mamahnya mengabaikan panggilan Arlan. Wanita itu ternyata sedang asyik memanggang kue dengan Lea sebagai asistennya.

"Oh, udah datang, Nak?" panggil Landira ketika mendapati Arlan menaruh tas di salah satu kursi dapurnya.

"Yee, udah dari tadi Arlan panggil-panggil, pantesan nggak didengerin. Lagi asyik ama si Lele ternyata," ucap Arlan sambil mengacak rambut Lea.

"Kak Arlan!" Lea berdecak kesal menepis tangan Arlan.

"Mah, tuh Arlan udah bawa Tania. Katanya mau kenalan?" tanya Arlan.

"Oh, ya? Mana dia?" Landira celingukan mencari sosok Tania.

"Di teras. Gugup katanya," ujar Arlan.

Landira tersenyum kecil. "Suruh masuk, gih. Bilang kalau mamah nggak gigit kok," ucap Landira. Lalu menoleh pada Lea yang menatapnya bingung bergantian dengan Arlan. "Kak Arlan punya pacar," jelas Landira.

Lea mengangguk sambil ber – 'ooh' ria. "Kalau gitu Lea pulang dulu ya, Tante," pamitnya sopan.

"Ngapain? Kenalan dulu aja sama Tania, dia baik kok," cegah Arlan. Ia tahu bahwa Lea pasti sungkan. Selama ini di kompleks mereka Lea tidak selalu disikapi baik. Dan semua itu hanya karena perlakuan Sarah yang seenaknya.

Lea bergerak-gerak gelisah, tapi tidak menolak ketika Arlan menggandengnya dan membawa Lea ikut ke teras. Tania nampak berdiri memunggungi pintu, menatap halaman rumah Arlan yang rapi dengan beberapa semak bunga mawar.

"Tania, ayo masuk. Mamah mau ketemu," ucap Arlan membuat Tania menoleh. Lea memundurkan tubuhnya selangkah, bersiap menghadapi penilaian gadis cantik yang disebut-sebut sebagai 'Pacar Kak Arlan'.

"Kyaaa, imutnya! Ini siapa, Lan?" Tania menghambur dan memeluk Lea yang bersembunyi di balik tubuh Arlan.

Arlan memerhatikan Lea yang nampak kebingungan. "Leanna. Panggil aja Lea. Adik aku," ucap Arlan.

"Hallo, Lea. Kamu kelas berapa?" tanya Tania dengan mata berbinar-binar.

"SD kelas 6, Kak," jawab Lea sambil tersenyum malu-malu.

"Udah, kenalannya lanjut nanti di dalam. Ayo, masuk," ajak Arlan mendahului langkah mereka. Kali ini tangan Lea berada dalam gandengan Tania.

HOME (One shot - Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang