CHAPTER 2 - Tak Sempurna

12.3K 975 6
                                    

Halooo. Maaf ya updatenya nggak bisa setiap hari. Hehehe

Happy reading. Semoga kalian menikmatinya. And thanks atas vote dan comentnya ^_^

******************************************************************************************

Aku mencintainya yang terlihat sempurna.

Karena ku tahu ia tak sempurna.

Pintu rumah itu digedor keras-keras. Lea membuka matanya, mengintip ke arah jam weker yang dengan sorot yang masih sayup. Subuh bahkan belum tiba. Hanya ada satu orang yang kemungkinan menggedor pintu rumah pada jam segini.

Lea segera bangkit dari tempat tidur sebelum suara itu mengganggu tetangga yang lain.

"Lama banget, sih. Makanya ibu minta kunci itu bikinin dong!"

Wanita yang menyebut dirinya sebagai seorang 'ibu' itu berkacak pinggang, namun usahanya untuk berdiri dengan pose angkuh gagal total. Aroma alkohol menyengat indra penciuman Lea. Wanita di hadapannya bahkan tidak bisa berdiri dengan tegak. Lea memilih tidak menanggapi hardikan ibunya dan memapah wanita itu ke kamar.

Sambil mengomel tidak jelas, ibunya merebahkan diri dan langsung terlelap. Lea melirik kaki ibunya yang berbalut stocking berlubang-lubang dan roknya yang lusuh. Ia setengah bertanya-tanya, dimana saja ibunya selama ini tinggal.

Sudah berapa lama ... dua? Atau tiga minggu baru pulang?

Lea telah berhenti menghitung waktu ibunya pulang. Sejak dulu ibunya adalah seorang petualang. Sarah selalu membawa-bawa Lea dari satu tempat ke tempat lainnya sejak ia masih bayi. Dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Dari satu 'ayah' ke 'ayah' lainnya.

Baru ketika Lea berusia 8 tahunlah ia bisa memiliki tempat tinggal tetap. Nyonya Maharani, yang waktu itu berusia 50-an tahun membutuhkan seseorang untuk menjadi pengurusnya. Yang artinya menemani beliau, karena saat itu beliau sedang sakit darah tinggi yang cukup parah. Penyakit itu membuatnya tidak bisa bergerak dengan leluasa sehingga harus menggunakan kursi roda kemana-mana. Kakinya tidak lumpuh, hanya lemas, dan keadaan itu berlangsung selama beberapa bulan saja sebelum ia kembali sehat.

Nyonya Maharani mempunyai tukang bersih-bersih langganan yang datang setiap tiga hari sekali untuk membersihkan rumah, Bu Darni namanya.

Tugas Sarah seharusnya hanya meliputi menyiapkan makan dan pakaian untuk Nyonya Maharani. Sedangkan makanan selalu dipesan dari depot langganan Nyonya Maharani. Namun seperti sifat Sarah biasanya, ia justru lebih sering menghilang di saat dibutuhkan. Pada saat-saat seperti itulah Lea kecil berusaha sebisanya untuk menyenangkan Nyonya Maharani.

Ia tahu bahwa ia harus mempertahankan pekerjaan ibunya yang satu ini kalau ingin menjadi anak yang normal. Setidaknya di sini ia bisa makan dan memiliki atap untuk bernaung. Nyonya Maharani memang cukup murah hati dengan mengizinkan Sarah dan anaknya makan sisa lauk yang ia pesan.

Bukan berarti Nyonya Maharani adalah tipe wanita tua yang baik hati seperti ibu peri. Namun wanita itu akhirnya mulai memperhatikan Lea, sejak Lea berusaha menggantikan Sarah dengan terus menemaninya, menelepon depot langganan Nyonya Maharani untuk memesan makanan, bahkan berusaha membawa pakaian kotor ke tukang cuci langganan yang terletak di ujung jalan.

Perhatian dan usaha Lea dengan tubuh kecilnya yang kurus itulah yang membuat beliau tetap mempertahankan Sarah sebagai pegawai. Walaupun jelas Lea-lah yang bekerja keras melakukan semuanya. Nyonya Maharani sempat berusaha membuat Sarah lebih patuh dan memperbaiki dirinya. Namun usaha itu gagal ketika ia mendapati Sarah masih terus menyelinap keluar dan pulang pagi buta, tidak jarang dalam keadaan mabuk.

HOME (One shot - Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang