"Woy! Tobat woy tobat! Bulan puasa ini!"
Sabar, Pemirsah. Baca dulu. Nggak ada warning 21+ nya kan? Style saya kalau isinya mengandung adegan ah-uh-oh-no pasti akan saya kasih WARNING gede2 di atasnya.
"Jadi yang ini?"
Nggak ada warning. Baca aja deh yess :p
******************************************************************************
Lele Dumbo enak juga
-Arlan Rahardiansyah-
Lea beringsut, bermaksud memutar posisi badan. Namun gerakannya terhenti karena area tidurnya lebih sesak dari yang biasa. Otak Lea yang masih belum sadar hanya sedikit heran, namun kerena sesuatu yang menghimpit tubuhnya terasa nyaman dan hangat, ia tidak terlalu proses.
'Sesuatu' yang menghimpit Lea itu pun sepertinya ikut terbawa karena gerakan Lea. Namun bukannya beringsut menjauh, justru semakin mendekat. Samar-samar Lea menyadari bahwa ada lengan yang memeluknya, itu adalah salah satu yang menghambat gerakannya tadi.
Lengan itu bergeser, membuat gerakan malas naik-turun membelai bahu Lea. Dan Lea yang merasa semakin hangat, justru menikmati dan semakin menenggelamkan kepalanya dalam pelukan itu. Aroma yang melingkupinya terasa akrab, tanpa sadar Lea juga mengeratkan pelukannya yang melingkari pinggang 'teman tidur' nya.
Kesadaran Lea perlahan bangun. Lengan?
Peluk...an?
Lea segera membuka matanya, dan mendapati wajah Arlan dengan mata terpejam sangat dekat dengan wajahnya sendiri.
"Gyaaa...!" teriak Lea.
"Hmm?" perlahan Arlan membuka matanya. Pria itu mengerjap-ngerjap, sementara Lea memastikan bahwa pakaiannya aman terpasang di seluruh tubuh.
Oke. Aman. Lea membatin lega, kemudian mendorong tubuh Arlan.
"Jangan dorong-dorong, Le. Entar kakak jatuh gimana?" protes Arlan.
"Kak Arlan ngapain tidur di sini?" tanya Lea kesal.
"Kamu sendiri ngapain tidur di sini?" balas Arlan.
"Lea kan keburu ngantuk semalem!"
"Kakak juga," tukas Arlan.
"Ya udah sana bangun," ucapan Lea terhenti ketika pintu mendadak terbuka dari luar.
Sosok Nyonya Maharani masuk dan mengerutkan kening melihat pemandangan tak lazim di sofa ruang tamunya. "Kalian kumpul kebo sekarang?"
Mampus!
***
Nyonya Maharani kelelahan akibat perjalanan panjang dan jet lag setelah penerbangan dari Amsterdam, mengira akan sempat istrirahat semalam sebelum besok pergi ke Jogja menemui sepupunya. Yang ia temui justru pemandangan cucu asuh nya sedang berbaring di sofa dengan bocah anak tetangga depan rumah. Otomatis menggagalkan rencana istirahatnya. Wanita berusia hampir 60 tahun itu menyipitkan mata melihat kedua orang yang kini bersidekap sambil saling membuang wajah di depannya.
"Lea, jelasin ke nenek!" perintahnya tegas.
Lea menghela napas sebentar. "Semalem kami beli seafood, terus setelah mandi dan ganti baju, kami makan. Setelah itu lanjut nonton TV, tapi karena kelelahan dan kekenyangan, Lea jadi malas bangun dan tidur di depan TV," jelas Lea apa adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (One shot - Repost)
Romance**WARNING!!** Berisi konten 21+ **Be a wise and smart reader.** (Sudah diterbitkan secara Self Publish, dan hadir di google Play Store) Rumah adalah tempat dimana hatimu tinggal. *Silahkan cek Bab Sinopsis untuk ringkasan ceritanya. Thank you