VENOM boleh saja terkenal sebagai komplotan kriminal paling berbahaya di Arterierrn yang namanya sudah melejit hingga ke jenjang internasional, tetapi fakta di atas tetap tidak secara ajaib membuat mereka mempunyai markas rahasia nan mewah atau jet tak kasatmata lengkap dengan pilot beserta krunya.
Bah, lupakan pilot. Max merupakan spesialis kabur-kaburan (bahasa kasar: supir) terbaik sepanjang sejarah. Ia bisa mengendarai hampir segala jenis mobil, motor, truk monster, bahkan helikopter ketika usianya belum legal buat mendapatkan surat izin mengemudi.
Titik kumpul para anggota Venom adalah sebuah mansion sederhana yang berlokasi di pinggiran Distrik Vioren, alias distrik miskin minim teknologi dan penghasilan, di mana mata pencaharian penduduknya bergantung pada hasil produksi roti-rotian. Mayoritas dari mereka mati akibat penyakit kista, kelaparan, dan dehidrasi—Ray sampai muak.
"Tipikal penyakit warga miskin," katanya pada suatu hari. Kedua tangan asyik bermain five finger fillet; kain hitam rapat menutup mata. "Sepele dan mudah diatasi seandainya mereka tidak sebodoh itu."
Atlas ber-hm ria di sebelahnya. "Yeah, kebodohan memang sulit disembuhkan."
Bicara mengenai Distrik Vioren, para anggota Venom yang sempat diterpa peristiwa tak menghibur di gerbong kereta akhirnya tiba di distrik tercinta pada waktu hampir menjelang malam. Biasanya tidak memakan waktu selama itu, tetapi habisnya bahan bakar kereta memaksa mereka diam menunggu sampai bantuan datang hingga—sepuluh atau dua puluh menit? Oh, dua jam. Selain Ray, semua orang sepakat agar tidak berada dalam jarak satu meter di dekat Valor kecuali mereka punya keinginan tersembunyi buat mati. Sedikit disayangkan Jasper tidak ada di sana untuk mengambil kesempatannya.
Max kurang lebih sudah menduga seluk beluk keterlambatan teman-temannya, maka dari itu ia tidak banyak protes ketika mendengar bunyi bantingan pintu depan disusul sumpah serapah sebagai ganti kalimat "kami pulang".
"Selamat datang." Max menyahut dari ruang tamu. Ia mengangkat kepala sekilas dari kegiatannya membaca majalah lama tentang tektek bengek kendaraan.
"Fuck off," sungut Valor, marah dan kesal dan berapi-api seperti biasa.
Max mengangkat bahu, lagi-lagi sudah lebih dulu menduga balasan yang bakal diterimanya. Di belakang langkah Valor yang mengentak-entak seolah ingin menghancurkan lantai sekaligus bumi, enam manusia lain muncul dengan ekspresi tak kalah jengkelnya. Guratan samar bahkan kedapatan menghiasi pangkal hidung serta dahi Atlas.
Kesemua dari mereka melewati Max begitu saja tanpa memberi lebih dari sekadar lirikan sinis. Well, tidak semua; Bellezza masih mau repot-repot menendang meja sebagai bentuk pelampiasan kekesalannya, begitu juga Alpha yang entah disengaja atau tidak, sedang menunjukkan kebiasaan anehnya di mana ia bergumam keras-keras tanpa sadar dan tanpa henti. Kali ini, isi gumamannya kebanyakan membahas perihal rancangan bom baru dan bagaimana ia akan menyelipkannya di bantal seseorang malam ini.
Bukan hal baru lagi. Disindir, ancaman dibunuh, bahkan sampai ditindas sekalipun—segala perlakuan tak mengenakkan itu kerap berlangsung sekembalinya mereka dari misi di luar kota. Selaku korban pemboikotan, Max mewajarkan kenapa kawan-kawannya tidak terima atas hak istimewa 'terhindar naik transportasi umum' miliknya (dan Jasper, tentu saja, tetapi apa serunya mengancam mati seseorang yang mencintai maut?). Ia pribadi tak bisa melihat gerbong kereta Vioren tanpa merasa tersinggung. Kereta bobrok beserta isinya itu lebih pantas berada di tempat pembuangan akhir ketimbang beroperasi di atas rel.
Sepeninggal para anggota Venom lain ke kamar masing-masing, Max memantapkan dalam hati, Satu atau dua jam dari sekarang, kami semua akan main kartu di ruang keluarga.
oOo
Jasper menolak menyebut ruangan berukuran sedang yang terletak di jantung mansion itu sebagai ruang keluarga. Pertama-tama, Venom bukan sebuah keluarga. Kedua, ruangan ini sebenarnya merupakan home theater. Ketiga, ruang keluarga dan home theater tidak semestinya dimanfaatkan buat bergulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
heart of terror
Accióncover by the talented @BYBcool *** Sembilan orang itu disebut Venom, sekelompok teroris yang perlahan-lahan terungkap sosok aslinya melalui halaman demi halaman yang kau baca dalam kegelapan. Tetapi jangan beri tahu pihak kepolisian; Ada Letnan Char...