MESKI perangkat pendeteksi bom milik kepolisian Calyxtian terbukti berfungsi, sehingga setidaknya ada satu distrik yang selamat dari teror bom Venom dalam kurun waktu seminggu ini, ditambah ada kemungkinan mereka mampu menyelamatkan dua distrik terakhir—Charles tetap tidak tenang. Bagai kedamaian sebelum badai besar berlangsung, keselamatan mereka justru terasa seperti peringatan.
Selepas kemunculan berita penjinakkan bom, Charles memutuskan tinggal di markas sampai larut malam. Sebenarnya ia tidak punya alasan khusus. Urusan peralihan anggota kepolisian dari satu distrik ke distrik lain sudah ada yang mengurus, begitu pula surat-surat dan syarat-syarat serta semua yang diperlukan. Charles tidak perlu khawatir; Chief Preston sendiri yang menyuruhnya supaya lebih fokus terhadap misi mendamaikan kesembilan distrik. Tinggal sedikit lagi, impian Skuadron Emas betul-betul berada di depan mata.
Dalam kesenyapan kantornya, Charles menatap kosong layar laptop di hadapannya yang memamerkan halaman situs ask-skyline. Jantungnya berdentum sedetak lebih cepat ketika ia mendapati adanya notifikasi dari sang admin.
Pertanyaan kasusnya telah dijawab. Charles tak menyangka bakal secepat ini.
Namun, ia lebih tak menyangka lagi begitu melihat apa analisis yang ditulis oleh admin ask-skyline di kolom jawaban.
Kesepakatan demi kesepakatanmu dengan tiap distrik diikuti oleh serangkaian teror bom di distrik-distrik itu sendiri? Jelas sekali ada pengkhianat. Barangkali mata-mata yang menyamar menjadi polisi di timmu. Masa begitu saja tidak sadar? :p Haha, bercanda. Kau pasti pusing.
Saranku sebaiknya lekas singkirkan si pengkhianat, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Semangat, Pak Letnan.
"Wow, terima kasih banyak." Charles menyumpah—karena ia memang sadar, sudah curiga sejak pengeboman di Aguare bahwa ada mata-mata di antara mereka—hanya saja tidak pernah mengambil tindakan atas fakta itu. Takut ada perubahan dinamika, apalagi jika kenyataannya tidak ada pengkhianat. Charles enggan kewaspadaan anggota timnya berbuntut saling curiga.
Percuma saja bermain tebak-tebakan. Lagi pula, mengusut pengkhianat bukanlah perkara mudah. Maka Charles mematikan laptop dan membereskan meja kerjanya. Lalu bergegas pulang tanpa sempat memikirkan respons untuk ask-skyline.
Lain orang, lain perkara.
Connor Kale sedang dalam perjalanan pulang ke rumah menggunakan bus umum yang saat itu sedang sepi kecuali untuk dirinya dan seorang wanita tua bertopi lebar di bangku paling belakang. Seragam polisi berlabel Divisi Pertahanan masih melekat di tubuhnya, tersembunyi di balik syal dan mantel, sementara kepala tertunduk menatap layar ponsel sehingga menyebabkan kain syal menggelitik bibirnya yang merengut.
Besok, kepolisian akan mendatangi Metalyon dan Hydra sekaligus. Begitu bunyi tulisan yang dikirim Connor kepada Lucille. Hydra menjadi tujuan paling terakhir karena kepolisian memerlukan lebih banyak persiapan untuk menghalau serangan ... yah, kita tahu sendiri. Hydra disesaki kriminal berbagai kelas yang tak lain juga merupakan kawan kita. Itu benar: nyaris semua kebutuhan misi Venom didapatkan secara murah dari kenalan-kenalan mereka di Hydra. Kendati demikian, penyerangan terhadap polisi niscaya berdampak buruk kepada kita mengingat kepolisian Petrova kini diperkuat oleh kepolisian distrik-distrik lain. Perlawanan bukanlah cara terbaik untuk melindungi diri. Kita harus menunda waktu kedatangan polisi supaya para kriminal Hydra dapat kabur hari ini.
Lucille membalas tak sampai semenit kemudian: caranya?'-'
Jangan biarkan ada kereta Metalyon tujuan Hydra berfungsi, sisanya biar aku yang urus, ketik Connor singkat lantas mematikan ponsel, membiarkan anak-anak ayamnya mendiskusikan strategi terbaik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
heart of terror
Azionecover by the talented @BYBcool *** Sembilan orang itu disebut Venom, sekelompok teroris yang perlahan-lahan terungkap sosok aslinya melalui halaman demi halaman yang kau baca dalam kegelapan. Tetapi jangan beri tahu pihak kepolisian; Ada Letnan Char...