WARGA niscaya berpikir bahwa Venom mustahil bisa lebih kejam lagi.
Sebanyak hampir empat ratus orang meninggal di rumah sakit. Pasien, dokter, dan perawat, semua tertimbun reruntuhan akibat ledakan kuat yang mengguncang tanah hingga ke jalan raya. Tidak ada kamera CCTV yang utuh tersisa, bahkan yang berada di luar bangunan pun tak menunjukkan apa-apa selain massa yang berlari-lari panik. Salah satu teroris pasti ada di sana, berbaur dan menghilang dengan mudahnya sebagaimana yang mereka lakukan selama beberapa minggu terakhir.
Charles benci mengakuinya, tetapi sesungguhnya ia menemukan keuntungan bagi pihak kepolisian dalam situasi ini.
Karena itu, rapat Elite Sembilan pun diadakan pada pagi hari di Markas Besar Kepolisian Petrova, dua belas jam usai berita pengeboman. Letnan Charles kembali memimpin rapat. Berbeda dari sebelumnya, kali ini ia tidak kesulitan memantapkan diri untuk berbicara di hadapan rekan-rekan yang belum terlalu familiar.
"Aku yakin beberapa di antara kalian juga menyadari adanya kaitan antara dua pengeboman beruntun ini. Mereka tidak menargetkan suatu tempat secara acak. Kantor distribusi lalu rumah sakit, yang mana keduanya berada di Distrik Petrova," ungkap Charles, berjalan-jalan mengelilingi meja oval raksasa yang ditempati empat puluh lima anggota Elite Sembilan. "Inspektur Nedra, tolong ke depan dan jelaskan analisismu."
Yang namanya disebut segera berdiri dan maju ke bagian depan ruangan, menggantikan posisi Charles yang mundur untuk memperhatikannya dari belakang. Wanita berusia dua puluh lima itu berpenampilan serapi biasanya, dengan rambut hitam disanggul, kemeja putih mulus tanpa bekas lipatan, serta rias wajah sederhana.
Sejauh yang Charles ketahui, Nedra bekerja sangat baik dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Dia sungguh teliti, setiap metode terencana. Bahan-bahan investigasinya lengkap dan ia tidak pernah melupakan detail sekecil apa pun. Untuk itu, Charles mengaguminya.
Nedra menegakkan tubuh sebelum menjelaskan, "Seorang anggota Venom pasti terluka saat pengeboman di kantor distribusi, mengakibatkan dirinya harus ditinggal. Dia mujur karena ditemukan oleh tim evakuasi dan dibawa ke rumah sakit secepat mungkin. Lalu, entah bagaimana, Venom berhasil mengetahui informasi itu, maka mereka menyusun strategi untuk 'menculik' rekan mereka yang terluka dari rumah sakit." Jeda sejenak, Nedra mengambil napas. "Dan, meledakkan rumah sakit adalah upaya Venom guna menghapus jejak."
Upaya yang sangat salah, sayangnya, pikir Charles. Tetapi Venom tidak perlu tahu kesalahan mereka.
Gumam persetujuan menyeruak di ruang rapat nan luas. Charles mengangguk ke arah Nedra, hampir ikut tersenyum melihat kepuasan tercetak di wajah sang inspektur. "Terima kasih," ucapnya, mengisyaratkan agar Nedra duduk kembali. "Nah, dari analisis singkat tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa salah satu korban pengeboman rumah sakit yang selamat merupakan anggota Venom. Penyelidikan tersangka akan diperkecil."
Seseorang mengangkat tangan—Jessamy Griender. Charles mempersilakannya bertanya. "Apa prioritas penyelidikan kita tetap satu, atau ditambah menjadi dua?"
Charles paham apa maksudnya. Mereka belum membuat banyak pergerakan terhadap tersangka bernama Ray, dan kini sudah muncul lagi kemungkinan untuk mengungkap tersangka baru. Bukan berarti mereka harus bertindak gegabah. Justru di saat-saat seperti inilah kehati-hatian sangat dibutuhkan.
"Demi menghindari terjadinya pengeboman lain, aku yakin keputusan yang tepat adalah berkonsetrasi kepada kedua penyelidikan," jawab Charles. "Oleh karena itu, kalian akan dipisah menjadi dua kelompok. Termasuk aku."
Itu berarti dua puluh tiga orang pada setiap kelompok. Charles yakin jumlahnya ideal, toh mereka semua cakap dalam bidang masing-masing dan bisa diajak bekerja sama. Sempurna. Elite Sembilan sungguh sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
heart of terror
Actioncover by the talented @BYBcool *** Sembilan orang itu disebut Venom, sekelompok teroris yang perlahan-lahan terungkap sosok aslinya melalui halaman demi halaman yang kau baca dalam kegelapan. Tetapi jangan beri tahu pihak kepolisian; Ada Letnan Char...