7. Nomer Telfon

1.9K 295 9
                                    

Malam itu Seulgi khawatir setengah mati karena adik lelakinya, Kang Daniel belum pulang kerumah. Selain itu Seulgi juga takut dirumah sendirian karena malam itu langit seperti mau menumpahkan semua isinya dengan kilatan cahaya dan suara gemuruhnya yang membuat Seulgi bergidik ngeri.

"Aduhh, ni anak kemana sih ?! Ditelfon gak diangkat, di sms gak dibales, mau nya apa coba ?!" Seulgi tidak ada habisnya mengerutu adiknya yang belum pulang.

Bahkan kini Seulgi sudah mondar mandir seperti setrika diruang tengah rumahnya sembari menunggu adiknya pulang.

Jderrrrrr

Suara kilatan semakin menjadi jadi membuat Daniel khawatir tentang kakaknya dirumah. Biasanya kalau kilat seperti ini terjadi pemadaman listrik.

"Kak, bisa ngebut gak ? Aku kasian kakak dirumah sendirian dia takut gelap soalnya" pinta Daniel pada Jimin yang fokus menyetir.

Pettttt

"MAMA ! !" Seulgi memekik nyaring meneriakan kata MAMA karena dirumahnya mati lampu.

"Daniel, buruan pulang kakak takut" Seulgi bermonolog pada dirinya sendiri berharap sang adik cepat pulang.

Tak lama Seulgi mendengar suara ketukan pintu rumahnya dan Seulgi yakin yang datang adalah adiknya.

Brakkk

Greppp

Setelah membukakan pintu Seulgi langsung menghambur memeluk tubuh adiknya karena dia takut akibat mati lampu. Tapi Seulgi merasa aneh dengan tubuh adiknya, sejak kapan Daniel memakai parfum dengan aroma seperti ini dan sejak kapan juga tubuh Daniel terasa berotot. Seulgi tidak ambil pusing yang penting sekarang adiknya sudah pulang.

"Kamu maen kemana aja sih ?! Tau kakak dirumah sendirian malah pulang jam segini !" omel Seulgi masih memeluk adiknya.

"Kak"

"Apa sih panggil panggil ?!"

"Kamu tau kan kakak lagi marah sama kamu !" Seulgi tetap memeluk tanpa melihat siapa yang sedang diomelinya dan dipeluknya.

"Kok gue dimarahin emang salah apa ?" Jimin membuka suaranya dan menyadarkan Seulgi bahwa orang lain yang dia peluk bukan adiknya.

Tinggg

Lampu kembali menyala dan menerangi setiap sudut bagian rumah Seulgi dan sosok laki laki didepannya.

Deg !

"Kak Jimin" Seulgi bermonolog kaget karena sosok Jimin dihadapannya yang berarti dia tadi peluk.

Mampus !

Oh my god !

Kang Seulgi ! Jantung Seulgi berasa berhenti berdetak saat itu juga karena rasa kagetnya. Seulgi mematung melihat Jimin yang menampangkan senyumnya.

"Kak, kakak" panggilan Daniel langsung membuyarkan lamunan Seulgi.

"Kakak gakpapa kan ?" tanya Daniel khawatir.

"Kamu tuh jadi an,---" Seulgi langsung tersadar dari lamunannya dengan sosok kakak senior didepannya, belum sampai Seulgi memarahi Daniel, Seulgi melihat perbedaan diwajah adiknya yang lebam.

"Kamu berantem ?!" tanya Seulgi kaget melihat wajah Daniel.

"Emm, anu kak, tadi itu-----"

"Daniel ! Jawab kakak, kamu berantem ?!" tanya Seulgi yang nada bicaranya sudah naik satu oktaf.

"Iya kak, maafin Daniel" Daniel hanya menundukkan kepalanya karena merasa bersalah pada Seulgi.

"Siapa yang berani tonjok kamu ?! Bilang sama kakak, biar kakak samperin rumahnya !" Seulgi geram dengan seseorang yang berani membuat wajah tampan adiknya lebam lebam.

"Sebenernya Daniel cuman nolongin temen aja kak soalnya dia babak belur tapi malah Daniel ikut digebukin untung ada kak Jimin yang nolongin" Daniel menjelaskan runtutan kejadian yang menimpanya hingga ditolong oleh Jimin.

"Yaudah kalo gitu kamu mandi terus makan, nanti kakak obatin luka kamu" perintah Seulgi ke Daniel.

"Luka Daniel udah diobatin kak tadi sama kak Jimin. Mending kakak obatin lukanya kak Jimin aja" tolak Daniel dan menyuruh Seulgi mengobati Jimin.

Seulgi melihat Jimin dan mendapat bekas luka disudut bibirnya dengan darah yang mengering serta di pelipisnya. Seulgi terketuk hatinya dia sedikit kasihan dengan Jimin apalagi Jimin juga sudah menolong adiknya. Tidak ada salahnya Seulgi membalas budinya.

Sepeninggal Daniel yang naik keatas kamarnya untuk membersihkan diri. Seulgi mulai mengobati luka Jimin.

"Akhh, pelan seul" Jimin meringis saat bagian lukanya diobati Seulgi.

"Maaf" Seulgi kembali mengobati luka Jimin dengan telaten.

"Maaf kejadian tadi kak" ucap Seulgi dengan menahan malunya.

"Yang mana seul ?" tanya Jimin memastikan ke Seulgi.

"Emm, yang itu kak yang,----" Seulgi gelagapan saat menjawab pertanyaan Jimin karena menahan malunya.

"Yang kamu meluk aku ?" potong Jimin karena sudah gemas dengan tingkah Seulgi.

Seulgi hanya menunduk menahan malunya dan mengangguk.

"Gapapa kali seul" balas Jimin dengan senyumnya dan mengacak rambut Seulgi pelan.

Deg! Seulgi hanya bisa mematung merasakan perlakuan Jimin kedirinya. Seulgi pun meruntuki dirinya kenapa bisa begini.

"Seul" panggil Jimin sesaat kemudian.

"Mana nomer telfon lo ? Lo bilang kalo ketemu lagi dan ini udah berapa kali kita gak sengaja ketemu ?" Jimin ternyata masih ingat dengan permasalahan nomer telfon.

Sebenarnya Seulgi bukan tipe orang dengan mudahnya memberi informasi dirinya ke orang lain apalagi nomer telfon ke seorang laki laki. Tapi Seulgi tidak sampai hati melihat Jimin menunggu nya memberi nomer telfon. Bahkan Jimin sudah menyelamatkan adiknya dari tawuran dan menolong nya tempo hari. Setelah lamat lamat berfikir akhirnya Seulgi memberikan nomer telfon nya ke Jimin.

"Oke gue save seul"

"Dan save nomer gue jadi kalo lo ada apa apa bisa hubungin gue" ucap Jimin ke Seulgi sambil mengutak atik ponsel miliknya.

Seulgi hanya mengganguk mengiyakan saja. Dirinya hanya menyimpan nomer Jimin karena lumayan bisa menambah satu orang di list daftar kontak ponselnya.

🍀🍀🍀🍀

SEUL'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang