8. Dosen

2K 277 2
                                    

Seperti hari hari biasanya Seulgi dibuat kerepotan dengan tugas tugas yang membebaninya. Tapi Seulgi anggap itu hanya bumbu bumbu micin sebagai penyedap masa kuliahnya. Yakali kuliah bebas gak ada tugas, TAHAYUL ! pikir Seulgi. Apalagi dia berada di jurusan yang mengharuskannya memeras otak lebih keras.

Brukkk

Seulgi membuang tumpukan buku anatomi, buku rangkuman diagnosa kedokteran yang tebalnya bisa untuk pengganti bantal ke meja kantin.

"Setdah, dateng dateng langsung bikin orang jantungan" ucap Wendy yang terlonjak kaget karena buku buku Seulgi yang dibuang tepat dihadapannya.

"Capek gue" keluh Seulgi dengan bertopang dagu.

"Cabut yuk ! Nonton kita. Gimana ?" ajak Wendy ke Seulgi karena dia juga suntuk dengan rentetan tugas dan perkuliahan.

"Gini nih punya temen pinternya kebangetan" sindir Seulgi ke Wendy.

"Abis ini kan ada kelasnya Mr.Jin lo lupa princess ?"

"Ahhh, iya ya duhh gagal deh kita cabut" sekarang ganti Wendy yang berkeluh kesah.

"Yaudah deh yuk ke kelas, daripada ntar telat" ajak Seulgi.

Dikelas mereka sekarang suasana nya gaduh apalagi kalau bukan teman teman Seulgi yang bergosip ria kesana kemari tentang berita update an terbaru kampus mereka.

Krietttt

Pintu kelas terbuka menandakan ada seseorang yang masuk ke kelas mereka dan bisa dipastikan itu Mr. Jin. Tetapi sosok lain yang masuk ke kelas hari itu. Sosok yang mengantikan Mr. Jin dikelasnya siapa lagi kalau bukan asisten Mr.Jin. Park Jimin.

Seketika kelas langsung heboh dengan kehadiran Jimin yang mengantikan kakaknya sebagai asisten dosen. Karena kesehatan adiknya menurun kakaknya menjaga adiknya dan Jimin lah yang bertugas mengantikan Jin.

Seulgi yang sedari tadi menyembunyikan kepalanya karena dia mengantuk sehabis makan siang tidak menyadari sosok yang menjadi dosennya siang ini.

"Seul, sstt seul" Wendy mencoba membangunkan Seulgi yang masih dengan posisinya.

Seulgi menyahuti dengan deheman tanpa ada niat mengangkat kepalanya.

"Buruan bangun terus lo liat siapa yang masuk" perintah Wendy tetapi tetap tidak ada pergerakan dari Seulgi.

"Seul, Seulgi"

"Kang Seulgi !" Wendy sudah kepalang gemas dengan Seulgi yang tidak mau bangun dan mencubit perut Seulgi tepat di lipatan lemak perut Seulgi.

"Awkhhh !" pekik Seulgi yang langsung terbangun dari tidur siangnya dan siap menerkam Wendy.

Tanpa sadar pekikan Seulgi lumayan keras membuat seisi kelas termasuk Jimin menoleh kearahnya.

"Sakit bego ! Lo mau nyiksa gue !" Seulgi tidak memperdulikan sekelilingnya dan langsung menyembur Wendy.

"Sorry sorry si Seulgi lagi sakit perut semalem abis makan biji salak" Wendy yang tau seisi kelas memandang mereka pun meminta maaf dan membuat alasan konyol.

"Lo tuh gak pakek teriak kenapa seul ? Malu maluin gue aja"

"Lo yang gila, kira kira dong kalo mbangunin orang gak usah pake nyubit gue pake obeng, sakit tau !" Seulgi melayangkan protesnya ke Wendy dengan nada yang lebih lirih.

"Lo sih kayak kebo ! Dibanggungin susah banget" bela Wendy.

"Emang kenapa sih ?"

"Tuh liat pujaan hati lo jadi dosen kita hari ini" jawab Wendy dan mengarahkan dagunya kearah Jimin duduk di singasana nya sebagai dosen hari ini.

"Kak Jimin" mata Seulgi membulat saat tau dosennya hari ini adalah Jimin.

"Biasa aja kali natapnya seul" goda Wendy.

"Paan sih ! Gitu doang lo sampek nyubit gue ?"

"Sarap lo wen !" ucap Seulgi dengan mempraktekan tangannya membuat garis miring didahinya.

Sekilas Seulgi mendengar lamat lamat teman teman sekelasnya membicarakan wajah Jimin yang terlihat lebam dengan warna sedikit pudar tapi masih ada plester yang menempel dipelipisnya.

"Heran deh kak Jimin ganteng tapi hobi banget berantem, gak eman gitu sama mukanya" ucap Wendy dengan nada lirih ke Seulgi.

Seulgi hanya terdiam saat mendengar ucapan Wendy karena dia tahu sebab muka Jimin menjadi seperti itu.

Perkuliahan yang diajar Jimin berlancar lancar dan sekarang Seulgi dan teman temannya disuruh mencatat apa yang tertera di layar proyektor oleh Jimin.

Jimin sesekali memperhatikan mahasiswanya yang sibuk mencatat dan sesekali mencuri pandang ke Seulgi yang serius mencatat karena saking seriusnya Seulgi sampai menyipitkan matanya untuk lebih fokus melihat tulisan di proyektor yang membuat matanya yang sudah sipit tinggal segaris.

Hal itupun membuat Jimin tersenyum tipis saat melihat ekspresi serius Seulgi. Jam perkuliahan akan segera berakhir, Jimin memberi tugas pada mahasiswa kakaknya berupa membuat makalah tentang materi yang dijelaskannya kali ini dan dikumpulkan seminggu kemudian dimeja kakaknya.

Setelah perkuliahan selesai Seulgi dan Wendy memutuskan pergi ke perpustakaan mencari buku referensi yang berkaitan dengan tugas yang diberikan Jimin.

"Lama lama gue gila seul" keluh Wendy setelah hampir sejam mereka menyusuri rak rak buku tetapi belum menemukan buku yang mereka cari.

"Emang lo udah gila kan" jawab Seulgi seenaknya.

"Yee, gue lama lama gila gara gara nih tugas"

"Gue mending nikah aja lah kalo kayak gini" Wendy tidak ada habis habisnya mengerutu.

"Emang ada gitu yang mau sama lo" sindir Seulgi.

"Ada lah"

"Siapa emang ?"

"Justin Bieber" jawab Wendy sembarangan.

"Ngaca neng, mimpi lo ketinggian. Buruan balik kalo ketabrak helikopter sakit" ucap Seulgi menanggapi jawaban konyol Wendy.

"Kan Justin Bieber jomblo seul pas dong sama gue yang jomblo juga" bela Wendy.

"Ini bocah gak ada kaca kali dirumahnya. Selena Gomez aja dijadiin mantan sama Justin apalagi macem lo wen" ejek Seulgi lagi dengan kekehannya.

"Gue gini gini cantik yaa, mak mak sekompleks gue udah pada ngakuin"

"Lo doang, gue juga. Gini gini Taylor Lautner ngejar ngejar gue yaa" Seulgi mungkin sudah terkena efek imbas gempuran tugas kuliahnya hingga otaknya sedikit kurang sehat.

"Apa lo bilang ? Taylor Lautner ?" Wendy tertawa mendengar ucapan sahabatnya yang mulai kurang waras.

"Ketinggian mimpi lo dikejar Taylor Lautner seul, mendingan lo terima kenyataan kalo dikejar sama itu tuh" ucap Wendy sambil mengarahkan dagunya menunjuk kearah jendela perpustakaan.

Seulgi mengikuti arah dagu Wendy ke jendela perpustakaan disana dia melihat Jimin sedang berjalan dengan geng nya sambil bercanda.

"Siapa maksud lo ?" Seulgi memastikan ke Wendy.

"Gak usah sok tau lo, noh kak Jimin yang gue maksud" jawab Wendy menunjuk arah Jimin dan teman temannya berjalan.

"Gila lo !" umpat Seulgi dan berlalu meninggalkan Wendy berjalan kederetan rak buku selanjutnya.

Wendy hanya terkekeh melihat sahabatnya. Dia tau muka Seulgi sekarang bahkan berubah menjadi sedikit memerah karena dirinya menggoda Seulgi soal Jimin.

"Rasain lo seul masuk rencana gue" Wendy bermonolog pada dirinya sendiri dan merogoh ponsel disaku celananya bermaksud menghubungi seseorang.

🍀🍀🍀🍀

SEUL'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang