10. Konspirasi

1.8K 249 6
                                    

Wendy kini duduk disalah satu kursi didalam kafe itu menunggu seseorang datang. Dia mengetuk meja dengan jari jarinya sambil sesekali melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya atau menyesap ice americano pesanannya.

Tringg

Pintu kafe terdengar ada yang membuka dan sesaat kemudian pria yang baru datang itu duduk didepan Wendy.

"Sorry gue telat" ucap pria tadi sambil melepas topi yang dikenakannya.

"Astaga, gue pegel nunggu lo disini !" terdengar protes dari Wendy.

"Gue kejebak macet ada kecelakaan tadi. Bawel amat lo" bela laki laki itu yang menunggu pesanannya datang.

"Jadi gimana perkembangan rencana kita wen ?" tanya laki laki itu to the point.

"Perkembangan apaan ? Masih belom ada tapi gue usahain semampu gue buat rencana kita"

"Bagus, gue harap rencana kita ini berjalan lancar wen" laki laki itu merespon ucapan Wendy dengan smirk licik diwajahnya.

"Yaiyalah rencana kita harus berjalan lancar. Gue bahkan ngorbanin sahabat gue sendiri demi aksi pembalasan lo ini. Sampai rencana ini gagal gue yang bunuh lo !" ancam Wendy dengan tatapan mengintimidasi lawan bicaranya didepan.

"Lo tenang aja rencana kita pasti berjalan lancar begitu ada kesempatan kita langsung tembak target kita. Gue udah susun rencana serapi mungkin jadi lo gak usah khawatir kita gagal. Lo percaya sama gue"ucap laki laki itu dengan nada dan gesture yang menyakinkan Wendy.

"Gue percaya lo aja, gue bakal laksanain bagian gue sisanya lo yang urus" balas Wendy yakin.

"Gue seneng bisa kerjasama sama lo wen gak salah gue ngajak lo ke rencana ini" puji laki laki itu kepada Wendy.

"Jangan ngremehin kemampuan gue" balas Wendy.

Semoga ini yang terbaik buat lo seul. Maafin gue kalo cara gue ini salah.

Didalam hati Wendy dia menyesal sudah melibatkan sahabat nya dalam rencana konyol dengan laki laki didepannya. Tapi dilain sisi Wendy berharap ini keputusan terbaik yang dia ambil demi kebahagiaan sahabatnya.

"Woy ngelamun aja lo" ucap laki laki itu menjentikan jemarinya dan membuat Wendy membuyarkan lamunannya.

"Lo jangan kuatir sama sahabat lo, gue jamin dia gak akan lecet sedikit pun" laki laki tadi seolah mengerti apa yang Wendy pikirkan.

"Gue harap bisa pegang omongan lo, kalo sampai sahabat gue kenapa napa, lo mampus ditangan gue !" ancam Wendy kesekian kalinya pada laki laki itu.

"Gue heran lo cantik cantik galak banget, jomblo terus lo ati ati" ejek laki laki itu pada Wendy dengan kekehannya.

"Biarin ! Galak gini gue banyak yang ngantri" balas Wendy dengan pelototannya.

"Ngomong doang mana buktinya neng" laki laki itu tak henti hentinya mengejek Wendy karena dia jomblo.

"Ngapain bahas gue sih ! Kita kesini kan bahas rencana kita" Wendy mencoba mengalihkan pembicaraan dengan laki laki itu.

"Wisshh, kalem non. Gue udah atur rencana kita selanjutnya. Kampus bakalan ngadain acara makrab angkatan lo dipuncak nah pas acara itu kita ambil kesempatan buat ngelaksanain rencana kita" jelas laki laki itu dengan tatapan licik dimatanya.

"Lo yakin bakal berhasil ?" Wendy sedikit ragu dengan rencana laki laki itu.

"Gue yakin lah, gue udah pikir mateng mateng ini salah satu kesempatan baik buat kita. Gimana ?" tawar laki laki itu tentang rencana mereka kali ini.

"Oke gue setuju aja sama lo. Lo atur semuanya dan gue bakal ngikutin rencana lo" jawab mantap Wendy.

"Lo jangan sampai ketauan sama sahabat lo itu, sebisa mungkin lo bertindak kayak biasanya biar siapapun gak curiga sama lo dan rencana kita" laki laki itu memberi wejangan pada Wendy.

"Lo gak usah khawatir, gue bisa handle itu" balas Wendy sambil melipat tangannya didadanya dan tersenyum.

"Ngomong ngomong kenapa lo ngebet banget sama rencana ini ? Lo tau kan resikonya kalo kita ketauan sebelum semua rencana kita berjalan mulus" rasa ingin tau Wendy menuntunnya bertanya seperti itu pada laki laki didepannya.

"Gue cuman mau bales dia aja atas apa yang dia perbuat ke gue dulu" jawab laki laki itu dengan tatapan lurus menghadap kearah netra Wendy.

Wendy mencoba mencari kebohongan atau ketidakseriusan di mata laki laki itu. Tapi sayang Wendy tidak menemukannya bahkan dia menemukan gurat keseriusannya dari mimik wajah dan netra coklatnya itu.

"Lo segitu pengen bales dia sampe sampe lo halalin segala cara bahkan nargetin sahabat gue ?" tanya Wendy lagi.

"Apa harus gue jawab kalo lo udah tau jawabannya" jawab laki laki itu dengan smirk penuh kelicikan diwajahnya.

"Physico lo !" umpat Wendy dengan kekehan di akhir umpatannya.

Sedetik kemudian Wendy dan laki laki itu bercengkrama sambil memakan makan siang mereka di kafe itu. Dan setelah selesai urusan dengan Wendy, laki laki itu beranjak keluar kafe menuju mobilnya setelah menutupi wajahnya dengan masker hitam dan topi hitam serta menaikan tudung hoodienya menutupi wajahnya. Semua serba hitam yang menempel di laki laki itu.

Wendy juga sudah didalam mobilnya dan langsung menginjak pedal gas dan melaju membelah jalanan.

"Welcome to my game, Kang Seulgi"

Laki laki itu bermonolog sendiri didalam mobil setelah mendapat pesan dari ponselnya tentang keberadaan Seulgi yang tidak sadar sedang dimata matai oleh pesuruh laki laki itu.

🍀🍀🍀🍀

SEUL'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang