part 6

815 36 16
                                    

Semua orang terkejut Naira yang pingsan tiba tiba.
Mereka semua panik begitu pula dengan paniti Mos terlihat dia memanggil petugas UKS untuk mengangkat tubuh Naira tetapi,  karena cukup lama lelaki yang disebelah Naira  menggendong ala bride style, semua orang melongo di buatnya termasuk kedua sahabat Naira yang ingin membantu

Terlihat rawut kekhwatiran dari wajah tampannya, mulutnya terus merapalkan doa atau semacamnya dan wajahnya tak lepas sedikit pun memandang Naira

Kedua sahabatnya ikut berjalan dibelakang laki laki  tersebut

Naira dibawa ke UKS.  Lelaki tersebut merebahkan tubuh Naira ke ranjang UKS dengan hati hati.
Wajah lekaki itu lekat memandang wajah Naira yang msih tampak pucat entah tatapan apa yang diberikan lelaki itu, tampak menjelaskan rasa bersalah. Kedua tangannya  mulai terulur mengelus pucuk kepala Naira dengan lembut
"Maafkan aku Naira"  ucapnya getir

Kedua sahabatnya sibuk menghubungi kedua orang tuannya tetapi tidak ada satu pun Hp kedua orangtua aktif terpaksa meraka menghubungi bibik Sunarti asisten rumah tangga Naira lewat telepon Rumah.

Gagal mereka menghubungi kedua orang tua Naira mereka pun masuk mengecek apakah Naira baik baik saja tapi urung karena melihat laki laki yang menolong Naira tadi bergegas keluar sebelum keluar ia mengucapkan sesuatu, entah apa  yang diucapkannya dan tangannya meyentuh pucuk kepala Naira mengelusnya dengan lembut lewat tatapan lelaki itu tampaknya begitu merasa bersalah

Setelah itu dia meninggalkan Naira

Mereka saling tatap merasa ada yang aneh dengan lelaki itu tapi mereka  tak mau  ambil pusing yang terpenting kesehatan Naira, mereka segera masuk melihat keadaan Naira.

Tak lama dokter pun datang bersama 1 perawat, petugas UKS  berserta guru yang mendampingi, dokter itu  mengecek apakah Naira baik baik aja.
Ya SMAN 01 memang khusus mempunyai dokter pribadi kalo seandainya dibutuhkan keadaan darurat jadi tak perlu repot repot mencari dokter

Segera dokter tersebut memeriksa keadaan Naira

"Gimana dok keadannya ?" Tanya Syifa tampak khawatir

"Apakah pasien punya riwayat penyakit mag atau baru baru ini pasien telat makan?" Tanya dokter itu

Syifa tampak berfikir dan lewat tatapannya menanyakan Reina

"Saya tidak tau dok" sahut Syifa

"Melihat keadaa pasien sepertinya pasien  telat makan, maka secara otomatis metabolisme tubuh jadi ikut melambat untuk menyimpan kalori dalam tubuh agar bisa dibakar dalam waktu yang lama. Dampaknya, pasien akan merasakan lemas dan tak bertenaga.

Telat makan bisa menyebabkan gangguan sistem pencernaan seperti irritable bowel syndrome yang mengacu pada kumpulan gejala kronis distress lambung, termasuk kram perut dan nyeri, sembelit atau diare, serta kembung. Penyakit ini bisa disebabkan akibat adanya iritasi pada usus yang disebabkan karena pola makan yang salah dan bisa juga dipicu stress berlebihan

Jadi saya mohon tolong diperhatikan lagi makannya buat dia makan dengan teratur, pasien jangan sampai telat makan  karena akan memperburuk keadaan" ujar dokter panjang lebar

"Iya dok kami akan menjaganya dengan baik" jawab Syifa

Dokter pun berlalu pergi bersama perawatnya mengikuti dari belakang

"Mari dok saya antarkan" ujar guru mereka

"Kalian tolong jaga Naira ya" ucap guru mereka sebelum mengantar dokter dan perawat keluar

Terlihat anggukan dari keduanya

Setelah cukup lama meraka menunggu Naira sadar, Akhirnya kedua mata itu sedikit demi sedikit terbuka

"Aku dimana ?" Tanya racau Naira sambil memegang kepalanya yang tampaknya masih sedikir pusing

"Di UKS, kmu jangan bnyak gerak dulu kalo kepala mu masih pusing" Ucap Syifa

"Iya Nai, baringan aja" tambahnya Reina

"Udah mendingan ko, aku pengen duduk"  Ucap Naira yang kesusahan untuk bangun

Reina pun dengan sigap membantu Naira memperbaiki posisi duduk Naira dan menyenderkan bantal dibelakang punggung Naira

"Gimana udah enak duduknya" ucap syifa

Yang dibalas anggukan dari Naira

Terlihat dua orang tergesa gesa menghampiri Naira dengan rawut wajah tampak Khawatir.
Ya dia adalah bik Sunarti dan pak Dadang (supir pribadi keluarga Naira)

"Gimna keadaanya non?, Apakah masih ada yang sakit ?" Tanya bik Sunarti tampak khawatir mengecek keadaan Naira.
Ya Naira sudah dianggap anak bagi bik Sunarti karena dari kecil Naira dirawat bik Sunarti bahkan Naira pun sangat dekat dgn bik Sunarti dibandingkan kedua orangtuanya

Naira hanya membalas dengan senyuman, ia merasa diperhatika, dikhawatirkan yang selama ini tak didapat dari kedu orang tuanya

"Iya bik aku gak papa, lihat aku baik baik aja kan" Ucap Naira menunjukkan dia baik baik saja

"Bibik sangat khawatir non waktu bibik dengar non pingsan, tapi syukurlah kalau non baik baik saja" Ucapnya lega sambil mengelus memperbaiki kerudung Naira yang sedikit berantakan akibat pingsan tadi

"Pak Dadang ada juga ?" Tanya Naira sambil melirik pak Dadang

"Iya non tadi waktu non pingsan  bibik terlihat panik, saya tanya ternyata non pingsan saya tawarin aja nganterin bibik ke sekolah, kalau naik angkutan umum lama kebetulan juga saya gak ada kerjaan apa apa lagipula saya khawatir dengan keadaan non. Syukurlah non baik baik saja" ucap pak Dadang menjelaskan

Senyum mengembang dari wajah pucatnya Naira, ia bahagia semua orang di rumahnya peduli dengannya tetapi tak berlangsung lama senyumannya pudar dan tergantikan wajah yang sedih.
Melihat perubahan itu bibik tau penyebab pudarnya senyum itu.

"Bik, mamah sama papah sudah dikabarin kalau aku pingsan ?" Tanyanya dgn wajah yang sedih

"Iya non sudah" kata bibik mulai tak enak

"Terus apa kata mereka ?" Tanyanya lagi

"Hpnya gak aktif non" ucap bibik lagi

"Iya Nai Hp papah mamah kamu gak bisa dihubungi, kami udah coba berapa kali tetap gak bisa" ucap Syifa menyela omongan Naira dan bibik

"Ooh. Memang mereka begitu sibuk dengan kerjaan mereka masing masing" ucap Naira sedih

Naira ingat perkataan mamahnya tadi pagi kalau ada apa apa kabarin mamah tapi nyatanya apa cuman omong kosong
Bahkan orang yang tidak ada hubungan darah peduli dengannya sedangkan kedua orang tuanya yang memiliki hubungan darah tak sama sekali memperdulikannya. Miris sekali

Bibik melihat Naira pun merasa iba dengan Naira seharusnya orang tua mendampingi anaknya yang membutuhkan perhatian bukan malah sibuk bekerja

tapi tak berlangsung lama karena Naira yang memiliki sahabat mempunyai selera humor yang baik bisa mengubah keadaan sedih menjadi sedikit berwarna karena lelucon konyol dari Reina

Dibalik tembok ruang UKS terlihat seseorang yang memperhatikan mereka lewat jendela kaca, matanya begitu lekat memandang wajah Naira dari kejauhan, terlihat dia begitu lega melihat keadaan Naira baik baik saja.
Melihat Naira bahagia dan tertawa lepas hatinya menghangat entah apa yang dirasakannya, tak sadar bibir nya tersenyum membuat sebuah  lengkungan tipis di wajah tampan nya.

Author

Jangan lupa vote dan comment beri saran atau kritik kalian 😉
supaya aku bisa semangat bikin ceritanya 👌

Cinta dalam SujudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang