Ruangan yang terasa sepi, senyap, tak ada suara apapun didalamnya hanya suara jam yang berdetak digantikan oleh lelucon konyol Reina dengan segala tingkah ajaibnya yang bisa membuat orang tak bisa menahan tawanya.
Naira yang awalnya terlihat murung dan sedih karena orang tuanya tidak datang. Tak bisa menahan tawanya terlihat dia terus memegangi perutnya.
Naira beruntung memiliki sahabat yang selalu ada untuknya dan orang orang dirumahnya yang peduli padanya meskipun kedua orang tuanya tak bisa selalu ada untuknya ketika dia membutuhkan, dia besyukur dengan itu masih bisa mendapatkan perhatian dari orang orang disekelilingnya.Saat seperti ini dia jadi teringat dengan kakaknya.
Ya, ka Andi sangat cerewat apabila Naira sakit bahkan dia tak segan segan mengomeli Naira yang tak bisa menjaga tubuhnya, begitu bandel tidak makan dengan teratur. Dia jadi rindu dengan kakaknya yang berada jauh disana, di negeri orang untuk menimba ilmu."Nai, kamu ko senyum senyum sendiri sih" ucap syifa yang dari tadi memperhatikan Naira
"Hahh, gak aku cuman kepikiran ka Andi, dia begitu cerewet saat aku sakit. Aku jadi kangen sama dia" ucap Naira yang menerawang kebersamaan dengan kakaknya
Naira begitu dekat dengan kakaknya meskipun setiap hari ada saja perdebatan kecil diantara mereka tapi tak memungkiri kasih sayang diantara mereka.
Naira yang sibuk dengan pikirannya sendiri tentang kebersamaan kakaknya yang indah dibuyarkan dengan suara orang yang sedang mengobrol di luar ruangannya.
"Eh.. siapa ya di luar? Kayanya ada orang deh" ucap Syifa yang dari tadi mendengar suara di luar Ruang UKS
"Iya, sebaiknya kamu periksa aja Fa" usul Raina
"Oke, bentar ya aku cek dulu"ucap Syifa sambil berjalan keluar
Belum sempat Syifa keluar, terlihat seorang laki laki memasuki Ruang UKS dengan langkah stay cool.
"Nai, kamu gak papa? Masih sakit?" Ucap laki laki itu mendekat ke arah Naira.
"Iya ka, aku gak ppa ko, udah mendingan juga" ucapnya pelan
Ya, yang masuk tadi adalah ka Ari kakak pramos mereka.
"Syukurlah kalau gitu. Gimana kamu pulang aja kalau masih sakit lagipula jam pulanga masih lama, pihak sekolah juga sudah mengizinkan" ucap ka Ari menatap wajah Naira yang masih tampak pucat meskipun sedikit menghilang.
Awalnya Naira menolak karena dia ingin mengikuti mos sampai selesai karena bujukan dari semua orang, ia juga merasa kondisinya masih lemah apabila dipaksakan takutnya memperburuk kondisinya, dan juga tak mau merepotkan semua orang.
Naira yang awalnya ingin bersiap-siap untuk pulang dihentikan oleh suara Reina.
"Ka, tadi aku dengar kakak lagi ngobrol sama seseorang, kirain teman kakak yang mau jenguk Naira eh ternyata kakak datang sendiri atau aku salah denger" tanya Reina tak tau malu
"Owh... iya saya memang lagi bicara sama seseorang, kamu gak salah denger ko" jawab ka Ari
"Terus, kenapa dia gak masuk? cuman kakak sendiri aja yang masuk" ucap Reina yang masih belum puas dari jawaban ka Ari
"Gak tau tuh si Toper. Saya kira dia mau masuk eh katanya cuman lewat doang tapi saya lihat tadi dia cuman mengintip lewat jendela kaca. Saya tawarin masuk dia gak mau, langsung nyelonong pergi aja" jawab ka Ari panjang lebar
"Toper?? Siapa ka perasaan teman sekelas kami gak ada namanya Toper" ucap Reina tampak berfikir
"Itu loh yang nolong Naira tadi, dia juga yang baca surat kagum sama Naira" ucap ka Ari menjelaskan
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dalam Sujud
SpiritualAssalamu'alaikum Hallo semuanya 👋 ini adalah cerita aku yang pertama . yeeey 🙌 jdi dimohon kepada teman-teman untuk dukungannya , berikan saran apapun terserah kalian asal jangan saran negatif ya .. hahaha canda ✌ . In Syaa Allah diterima. Dan ja...