Keterpaksaan.

131 19 0
                                    

- Kata orang jangan menjalani apapun dengan keterpaksaan. Apalagi hubungan. Tapi ada keterpaksaan yang mendatangkan keikhlasan dan keajaiban. Seperti keterpaksaan Tuhan mempertemukanku denganmu. -

#Remaja #LionaDanAris #Part3

Kringgg!!!. Bel sudah berbunyi menandakan aktivitas belajar mengajar di SMA angkasa terpaksa harus di hentikan. Setelah berdoa Liona berpamitan langsung pulang tanpa mampir di kedai kopi yang biasa mereka tongkrongi setelah pulang sekolah.

" Eh gua pamit langsung pulang ya. Soalnya gua ada janji sama mama buat nemenin mama ketemu sahabat lamanya di Restaurant milik ayah gue."

"Yah elo na ga asik dah, masak gue lo tinggalin sama orang gila?!." Luna mengucapkannya sambil mengerucutkan bibir dan mukanya. Dagunya menunjuk ke arah Lolita yang seperti orang bodoh yang tidak tahu apa yang sedang di bahas.

"Hah emangnya kenapa lun kalo lu ke kedai bareng gue aja? Ada yang salah ya?." Tanya Lolita sambil memainkam jarinya untuk menggulung-nggulung rambutnya.

"Bukannya salah ta, mungkin Luna malu jalan bareng sama lo wakakaka... Secara lo kan biang yang selalu malu-malu in pfft hahaha... " sambar Liona dengan tawa yang terus meledak.

"Nah iya bener tuh hahahaha... Tau ah gue juga langsung balik aja,daripada jalan berdua sama orang upnormal! males banget dahh!!.. Hahahahaha."

"Ih apaan sih kalian berdua gue mulu yang jadi bahan bully, sebel deh!. " Lolita menghentakkan kakinya seperti anak kecil dan menggembungkan pipinya seperti ikan koki. Untuk menunjukkan bahwa sekarang dia sedang marah kepada kedua sahabatnya itu.

"Eh udah jam 3 gua buru-buru. Gue harus sampe rumah jam setengah 4. Kalo gue telat pulang bisa di potong uang jajan bulanan gue. Oke bye see you girls. Mwah! " Liona buru-buru meninggalkan Laluna dan Lolita yang masih duduk di bangku kelas.

Bruk. Sial Liona terjatuh tersandung batu ketika ingin mengambil motornya yang sedang di parkir. Untung saja hanya tergores dan tidak sebegitu perih.

"Aw ada-ada aja sih!. Siapa juga yang naruh batu disini jadi jatuh kan gue." Liona buru-buru bangun dan mbersihkan roknya yang kotor.

"Wuis inikah yang dinamakan KARMA? " Seorang pria bertubuh tinggi tiba-tiba muncul dari sisi belakang Liona dan sedikit menekankan kata karma.

"Astaga lo lagi. Apa jangan-jangan lo ya yang naruh batu-batu disini agar gue jatuh? Iya?! Wah bener-bener ya lo, masih kurang hadiah gue tadi pagi ke lo?!." Mata elang Liona langsung berapi-api ketika melihat orang yang sedang berdiri di hadapannya dengan raut wajah yang selalu saja datar. Siapa lagi kalau bukan Aris.

"Santai dong tatapannya, serem amat jadi cewek ntar gaada yang suka baru tahu rasa hahaha... Abisnya galak amat!. " Tawa Aris mulai menghilang ketika mendapati Liona semakin menyeramkan baginya.

"Elah udah ah gue bercanda, gue ga naruh itu batu di sini kok. Ya kali gue kuli bangunan mindah-mindahin batu biar lo jatuh. Peace!." Jari telunjuk dan jari tengah Aris terangkat secara bersamaan, mengungkapkan agar damai saja. Jujur Aris tidak mau terkena timpukan maut seorang Liona kembali.

Tanpa menjawab apapun Liona langsung pergi meninggalkan Aris. Liona menaiki motornya dengan sedikit kasar, dan dia langsung melesat cepat-cepat ingin meninggalkan sekolah. Di samping ia tidak mau terpotong uang jajanya sebulan dia juga tidak mau melampiaskan pukulan keduanya untuk orang yang sama. Maka dari itu ia memutuskan untuk langsung pergi saja tanpa menjawab apapun. Karena menurutnya jika terus di ladeni Aris akan terus memancingnya untuk melayangkan pukulan.

🌼🌼🌼

"Assalamualaikum Liona udah pulang mah. " Liona memberi salam dan mengecup punggung tangan mamanya dengan lembut.

"Walaikumsalam. Cepet mandi terus ganti baju, jangan lupa sholat ashar dulu."

"Iya mah." Ketika Liona akan berjalan ke atas tangga untuk pergi ke kamarnya bersiap-siap mamanya memanggilnya kembali.

"Liona. " panggil wanita paruh baya itu.

"Apa mah?. "

"Gausah cari baju di lemari, mama udah siapin semuanya mulai dari baju sampai sepatu. Gausah protes, mama gasuka di protes. Kalau gamau pakai inget semua fasilitas yang kamu miliki bakal mama tarik ga uang jajanmu aja yang mama potong. Ngerti?. "

Liona membelalak di tempat. Dia menduga mamanya pasti menyiapkan dress yang feminim sekali. Liona tidak menyukai memakai dress baginya itu bukan dia banget. Liona lebih suka memakai celana jeans atau apalah yang penting bukan dress.

"Hm.. Oke mah!." Liona mengangguk pasrah. Saat ini dia tidak mau semuanya di tarik dan uang jajannya di potong. Liona juga tidak mood untuk berdebat dengan mamanya hari ini. Mood nya sedang tidak baik. Toh juga cuman sehari saja dia memakai dress. Pikir Liona.

🌼🌼🌼

30 menit kemudian Liona keluar dari kamarnya dengan wajah tidak senang. Wajahnya kusut, bibirnya mengerucut tetapi dandananya yahutt!!. Liona sangat risih dengan apa yang dikenakannya sekarang.

"Eh senyum dong. Gini kan cantik kayak anak perempuan banget, mama suka liatnya daripada pake yang kayak laki-laki gitu. " wajah Danis sangat senang melihat penampilan puterinya sore ini. Baginya ini yang pertama kali puterinya menuruti permintaanya memakai pakaian feminim ini. Liona hanya mengangguk pasrah sesekali membuang muka. Ia benar-benar malas berdebat dengan mamanya hari ini.

Selama perjalan ke restaurant Liona hanya diam saja. Mama dan adik laki-lakinya yang duduk di kursi belakang sangat ceria hari ini. Adiknya mengoceh tentang hal apapun yang terjadi hari ini yang diadukan kepada mamanya. Ayah Liona bernyanyi mengikuti alunan musik yang di putar dalam perjalanan. Liona hanya membisu, dia benar-benar benci hari ini.

🌼🌼🌼

10 menit kemudian, mereka telah sampai di restaurant ayah Liona.
......

Mau tahu kelanjutannya?.
Jangan lupa di tambahin ke perpustakaan dan votenya ya!!.

Kalau ada kritik dan saran silahkan komen untuk kemajuan menulisku. Terimakasih, see you there (:.

crystal embersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang