"Bukan salahku jika aku mulai belajar membencimu, karena kamulah yang menanam benih kebencian sedari awal, jika saja kamu menanam benih cinta aku akan mulai belajar mencintaimu dari awal sampai akhir."
#Liona #Aris #LionaDanAris #part10
Ayah Liona yang mengetahui anaknya menangis di pelukannya langsung melepaskan pelukan anaknya.
"Kamu kenapa?." tanya ayah Liona bingung dengan apa yang terjadi.
Liona masih diam. Ia tak mungkin mengadu kepada ayahnya tentang Aris. Ia tak mau Aris terkena masalah. Liona cepat-cepat menghapus air matanya.
"Gapapa yah, Liona cuma capek aja. Liona pengen istirahat hari ini. " jawab Liona dengan lembut. Lebih tepatnya sangat sendu di dengar.
Ayahnya hanya mengangguki jawaban puteri kecilnya, walaupun ia tahu bukan itu jawaban yang ingin ia dengar dari mulut puterinya. Tak berapa lama mobil ayah Liona melaju dengan kecepatan sedang untuk pulang ke rumah.
Liona tetap diam, ia memalingkan wajahnya menghadap jendela. Pikirannya masih kosong, masih abstrak, hatinya masih terasa sakit, matanya masih ingin menangis, rasanya ingin cepat-cepat memasuki kamar dan meluapkan segalanya.
Setelah 30 menit perjalanan dari sekolah menuju rumah Liona dan ayahnya sampai di tempat yang memang ingin Liona tunggu sedari tadi, tempat paling nyaman yang sudah ia tinggali dari kecil. My home sweet home.
Tak menunggu lama Liona langsung bergegas keluar dari mobil dan langsung menuju rumah tanpa basa-basi kepada ayahnya terlebih dahulu.
*****
"Assalamualaikum." salam Liona ketika memasuki pintu rumah.
Mama nya yang awalnya duduk di sofa ruang tamu,kaget melihat Liona pulang di jam segini.
"walaikumsalam. Kamu kok pulang jam segini? Gurunya ada rapat ya kok di pulangin cepet?." tanya mama Liona.
"nggak ma." Liona hanya menjawab dua kalimat itu dan langsung bergegas menuju kamarnya tanpa memperdulikan kebingungan mamanya.
"kenapa anak itu yah?. " tanya mama Liona kepada ayah Liona.
"gatau, dia nangis tadi di mobil minta pulang, nanti aja di tanyai biarin tenang dulu." jawab ayah Liona santai.
****
Liona melempar tasnya dan juga badannya ke kasur. Matanya tak kuasa lagi membendung air mata yang sedari tadi ia paksa untuk tidak keluar dari matanya. Tanpa ragu ia berteriak sekeras mungkin agar bisa lega. Ia mencoba menenangkan pikiran dan hatinya dengan cara itu, ia tak memperdulikan ayah dan mamanya yang mulai bingung.
Ayah dan mamanya hanya diam saja di ruang tamu dan mulai berada di pikirannya masing-masing. Memikirkan apa yang sedang terjadi pada Liona,pasti masalahnya besar. Karena Liona hanya berteriak dan menangis di kamar ketika sedang menghadapi masalah berat, ini sudah biasa bagi kedua orang tuanya.
Kebiasaan Liona ketika sedang begini adalah mendengarkan musik untuk menenangkan suasanya moodnya agar tidak semakin memburuk dan juga menulis di buku diary, biasanya buku diary ini untuk curhat, namun tidak bagi Liona. Buku diary ini ia gunakan sebagai quotes setiap harinya, ia akan menulis apa yang ia rasakan di setiap hari yang sudah ia lalui.
Musik sudah menyala sekeras-kerasnya kini yang harus Liona lakukan adalah menulis apa yang sedang ia pikirkan ke buku diarynya. Ia selalu menyimpannya di kantong saku roknya, ketika ia meraba kantongnya, ia tak menemukan keberadaan buku diary miliknya. Liona bertambah kesal dan meneriakkan amarahnya sekali lagi kepada dunia atmospher kamarnya yang semakin panas.
"mulai hari ini gue benci lo! Gue benci lo Aris, gue benci! Gue ga bakal maafin lo sampe hati gue merasa pulih kembali. Lo yang bikin goresan ini dan lo juga yang harus nyembuhin goresan ini!, gue ga mau tahu gimana caranya dan gue bodo amat dengan semua yang lo omongin selama ini tapi apa yang lo omongin tadi bener-bener udah bikin gue jatuh, kali ini bukan jatuh hati namun jatuhin gue di depan temen-temen lo sendiri! Emang salah ya kalo gue kayak gini? Jawab gue dunia!! Emang salah kalo gue jadi diri sendiri? Gue ga bisa jadi yang lo bilang, gue ga bisa jadi orang yang lo harepin tapi gue bisa berikan lo kesenangan dengan cara gue sendiri bukan dengan cara orang lain!. ARGHHHH!!! GUE BENCI LO ARIS DARI DETIK INI MENIT INI JAM INI HARI INI WAKTU INI. " semuanya membuncah tanpa arah, Liona semakin mengelantur dengan ucapannya, moodnya semakin tidak stabil.
Liona mengambil bantalnya yang kemudian di tutupkan ke wajahnya, sambil mendengarkan musik. Itulah kebiasannya ketika marah dan kehilangan arah seperti ini. Mungkin tak lama lagi ia akan tertidur lelap hingga nanti petang.

KAMU SEDANG MEMBACA
crystal embers
Ficțiune adolescențiIa terlalu kaku untuk manusia ter-absurd sepertiku. ✨ Ice • bad = ?