Hukuman.

88 9 0
                                    


-Nyatanya es teh manis tidak melebihi kemanisan senyummu.-

#Remaja #LionaDanAris #Part8

"Kamu erat banget meluknya,sampe aku gabisa nafas.. " Kata Aris di tengah perjalanan.

Liona yang malu langsung melepaskan tanganya dari punggung Aris.

"Oh maaf. Gausa pake aku-kamu, pake lo-gue aja!." Liona sedikit kaku ketika mengucapkan kalimatnya.

"Peluk lagi!." Perintah Aris tiba-tiba tanpa membalas permintaan Liona tadi.

"Apaan sih lo!. Gue tadi ngomong sama lo bukan sama spion lo, mbok ya di jawab iya gitu lo kan enak!." Kesal Liona.

"Peluk gue!." Sekali lagi Aris menghiraukan yang Liona bicarakan.

Tiba-tiba motor yang di kendarainya berhenti di tengah jalan. Aris sengaja memberhentikannya.

"Kenapa?." Tanya Liona panik. Ia mengira motornya sedang mogok.

"Aku pengennya manggil aku-kamu. Kenapa? Kamu gasuka?. " Tanya Aris tiba-tiba.

"Nggak suka!." Jawab Liona sedikit berteriak.

"Oh yaudah. " Aris langsung menyalakan mesin motornya dan memilih tidak membuka pembicaraan setelah kejadian tadi.

****

Motor Aris telah terpakir di parkiran sekolah. Untung saja mereka tidak telat, namun parkiran tetap saja ramai walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 06.55.

Banyak siswa-siswi berlalu lalang memarkir motornya. Semua mata kini menuju pada Liona dan Aris, mereka melihat kucing dan anjing sedang rukun pagi ini.

"Makasih." Ucap Liona tulus.

Namun Liona hanya mendapat anggukan. Aris langsung meninggalkannya tanpa menjawab sepatah kata pun. Menyebalkan, batin Liona.

****

"Liona!!." Teriak Lolita heboh ketika satu telapak kaki Liona menginjakkan kaki di kelas.

"Apaan?. " Jawab Liona singkat.

"Lo pp sama Aris selama satu minggu ini?!." Tanya Lolita tiba-tiba.

"Pp apaan?." Tanya Liona tak mengerti.

"Pulang pergi naa.. Jadul banget jadi orang ih!." Kesal Lolita.

"Oh.. Tahu darimana lo?!." Tuding Liona dengan telunjuk mengarah ke muka Lolita dan matanya menyipit tetapi tatapannya masih tetap ganas.

"Gue di kasih tahu bokap lo na.. " Pangkas Laluna tiba-tiba muncul dari belakang Lolita.

Liona langsung membenahkan diri ke posisi semula.

"Ngapain ayah gue ngasih tahu lo?." Tanya Liona bingung.

"Karena gue sama Lolita kan sahabat lo, jadi bokap lo nyuruh kita buat awasin lo. Lo pp nggak sama Aris, kalo nggak nanti nyokap lo katanya mau narik rekening lo dan motong uang jajan lo." Jawab Laluna dengan senyum picik diikuti dengan Lolita.

"Hah sumpah? Masak?!." Geram Liona.

"Iya duarius na!.. " Jawab mereka berdua kompak sambil mengangkat jarinya membentuk cheese.

Liona langsung berjalan melewati keduanya dan memilih duduk di bangkunya. Bel masuk pelajaran sudah berdering.

***

Selama pelajaran Liona tidak memperhatikan materi yang di ulangi. Ia melamun dan mencoret-coret kertasnya dengan bulpen. Ia sedang berfikir, bagaimana bisa ayahnya memilihkan Aris sebagai pengantar-jemputnya.

Bu Sri yang mengetahui tingkah aneh Liona langsung menepuk bahu Liona.

"Es teh manis dua di kali dua sama dengan empat ribu." Latah Liona yang kaget.

Semua anak di kelas termasuk Laluna dan Lolita ikut tertawa mendengar omongan Liona yang ngelantur.

"Baguss! Ngelamun makanan ini anak, sip! Top markotop. Sekarang belikan saya es teh manis dua di kantin, bawa ke ruangan saya!. " Gemas Bu Sri dengan Liona.

"Tapi bu.. Saya tadi cuma.. "

Ketika ingin melanjutkan kalimatnya Bu Sri langsung saja memotongnya.

"Udah sana langsung ke kantin!." Perintah Bu Sri.

Liona mengangguk pasrah, ia keluar kelas dengan wajah menunduk.

***

"Pak Jono es teh manisnya dua."

"Siap!, lah kamu gak pelajaran toh nduk?. " Tanya Pak Jono.

"Pelajaran kok pak, ini di suruh sama Bu sri. Heheh.. " Jawab Liona sedikit menutupi permasalahannya.

"Ini tehnya nduk, empat ribu saja."

"Ya emang empat ribu pak heheh.. "

"Bapak cuma ngingetin aja sapa tahu nduk lupa.. "

Liona membalasnya dengan seulas senyum, jujur ia tak mau berlama-lama di kantin, ia memutuskan langsung membawanya ke ruang guru agar bisa masuk ke kelas lagi.

Liona melewati lapangan olahraga, kebetulan kelas 11ips-1 sedang pelajaran olahraga. Tanpa sengaja mata Liona dan Aris sempat bertemu, namun Aris langsung memalingkan wajahnya dan melanjutkan aktivitas bermain bolanya sekarang.

Aris sangat jago bermain bola sampai-sampai bola itu ia oper ke Andi dan BUMM! . Andi menendangnya terlalu keras sehingga bola itu terlempar keluar lapangan. Benar saja ada orang yang terkena tendangan Andi. Ya tak lain adalah Liona.

Liona meletakkan es tehnya di meja sampingnya. Ia mengambil bola di depannya dan langsung mengangkat bola itu.

"Sapa yang udah nendang bola ini?!." Tanya Liona dengan sedikit emosi.

Warna mukanya berubah menjadi merah, ini menandakan kondisinya sedang tidak bagus.

"Gue." Jawab Andi dengan mengacungkan tangan.

Brukk!..

Satu pukulan melesat di wajah kanan Andi..

crystal embersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang