- Perlahan cinta dapat meluluhkan hati yang beku. Cinta mengetuk lembut pintu hati agar di terima oleh sang pemilik hati. Cinta tahu dimana ia berlabuh dan cinta tahu dimana ia akan pulang. -
#Remaja #LionaDanAris #Part6
Liona masih tersenyum di sepanjang perjalanan pulang. Namun sial baru pukul 20.05 jalanan Jakarta macet. Liona yang tadinya tersenyum sekarang berubah mengerucutkan bibirnya sesekali ia menggerutu. Ayahnya yang melihat tingkah laku dan ekspresi Liona langsung memainkan musik agar anak gadisnya tidak jenuh dengan kemacetan yang sedang di alami sekarang.
Karna malam ini
Saat yang terindah bagi hidupku
Oh Tuhan jangan hilangkan dia
Dari hidupku selamanyaSungguh ku tak ingin
Hatiku jadi milik yang lainnya
Ku bersumpah kau sosok yang tak mungkin
Kutemukan lagiReff lagu Rossa yang berjudul Jangan Hilangkan Dia berhasil mebuat Liona mengingat bongkahan kenangan yang ia lakukan bersama Aris beberapa menit yang lalu. Liona langsung tersenyum dan memeluk erat boneka macan yang tadi sengaja ia bawa dari kamarnya untuk dimainkan ketika di mobil. Liona tahu bahwa dia akan mengalami kemacetan untuk mengurangi kebosanannya ia berinisiatif membawa boneka itu.
Romi yang tadinya fokus melihat jalanan yang macet kini teralihkan ke puterinya. Romi menengok ke kursi belakang ia melihat istrinya dan anak laki-lakinya telah tertidur pulas. Mungkin karena kelelahan tadi. Lalu ia memandang Liona kembali ia merasakan kejanggalan ia mendapati Liona semakin mengeratkan pelukan di boneka macannya.
"Na kamu gapapa?." Tanya Romi memastikan. Namun tak ada jawaban yang keluar.
"Na kamu gapapa?." Tanya Romi sedikit di kencangkan agar Liona bangun dari lamunannya.
Liona melempar boneka macannya karena terkejut kaki dan tangannya terangkat ke atas.
"Apaan sih yah, ayah kira Liona budek apa? Sampe teriak-teriak gitu." Omel Liona yang tidak terima.
"Iya."
"Ih.. Apaan sih nyebelin."
"Habisnya kamu di panggil ayah ga mau njawab, yaudah ayah terpaksa teriak. Maaf ya.. ,Kamu kenapa kok senyum sama peluk boneka kamu kayak gitu? Kepikiran apaan?... Ooh.. Ayah tahu kamu kepikiran Aris kan.. Wah puteri cilik ayah udah gede ya sekarang. Hebat!. Aris pemuda yang bisa meluluhkan prasasti macan sepertimu. So proud! Hahahaha... "
Liona yang awalnya malas mendengarkan perkataan ayahnya langsung terbelalak ketika ayahnya menanyakan apa yang sedang terjadi. Tebakan ayahnya itu sungguhlah benar, bagaimana ayahnya bisa tahu?. Apa dia sangat kelihatan menyukai Aris? Pikir Liona keras dalam otaknya.
"A.. A.. A.. Apasih yah.. Enggak kok. Sok tahu deh, kebiasaan!. " Lidah Liona terasa kelu, ia menjawab pertanyaan ayahnya dengan sedikit terbata-bata.
Ayahnya membalas dengan senyuman simpul. Romi tidak percaya dengan apa yang di katakan puterinya. Romi tahu kalau puterinya sekarang sedang jatuh cinta. Terlihat jelas dari cara bicaranya yang gagu tiba-tiba.
"Heleh.. Ngeles mulu kayak bajaj. Ayah itu juga pernah muda kayak kamu. Ayah juga pernah ngerasain bagaimana jatuh cinta."
Savage. Liona terdiam mendengar jawaban ayahnya yang menohok.
"Nih ayah punya pantun buat kamu,dengerin ya! ."
"Apaan?." Wajah Liona seperti menantang ayahnya. Ia tahu ayahnya tidak pandai membuat pantun.
"Satu titik, Dua koma."
"Cakep!.." Sahut Liona.
"Liona cantik, Aris yang punya."
Deg. Liona merasakan detakan di jantungnya berhenti. Entah kenapa ia merasakan perasaan campur aduk antara bahagia, tegang, dan was-was.
"Tuh kan langsung diem sambil pegang dada. Udah ketahuan kali.. " Ledek Romi yang menangkap basah ekspresi yang di tunjukkan Liona tanpa sadar.
"Ih.. Ayah apaan sih enggak kok."
"Yakin?."
Liona dan ayahnya tertawa kencang ketika Romi menunjukkan ekspresi tolol di hadapan anaknya.
"Stt.. Jangan keras-keras na. Nanti mama dan adikmu bangun!."
15 menit kemudian mereka telah sampai di rumah. Malam ini sungguh melelahkan. Liona langsung bergegas menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Namun ketika ia ingin tidur, ponselnya bergetar tepat di telinganya. Sehingga membuatnya kaget sampai mulutnya melatah.
"Eh Jaran!."
"Ngagetin aja sih nih ponsel. Nih juga siapa sih malem-malem sms, ganggu orang tidur aja!."
Liona penasaran siapa pengirimnya. Ia tidak mendapati siapa nama pengirimnya. Nomor tidak dikenal.
" Hai na!. Buka jendela kamar dong!. Disana ada bintang gak?." Suruh seseorang yang tak dikenal di balik sms itu.
Liona menengok ke arah jendelanya. Tanpa pikir panjang Liona membuka dan melihat apakah ada bintang di atas langit sana. Ia tidak menemukan satu bintang pun tapi ia menemukan bulan karena saat ini cuacanya tiba-tiba saja mendung.
"Aku tidak menemukan bintang diatas langit,karena cuaca saat ini sedang mendung. Namun aku percaya bintang masih tetap ada di langit untuk menemani bulan, mereka hanya tertutup oleh awan mendung. Btw ini siapa ya?." Balas liona dengan hati-hati. Ia tidak mau melukai seseorang di seberang sana.
Tit.. Tak berselang 5 detik pesan Liona sudah terbalas.
"Et dah cepet banget."
"Bagus deh kalau lo udah paham. Gue seorang pakar hati, yang akan ngeluluhin es dalam diri lo. Gue juga pakar puisi yang bakal jadiin puisi sebagai senjata gue buat milikin hati lo. Jaga hati lo buat gue. Selamat tidur,maaf mengganggu."
Sial balasan sms orang tak dikenal itu mampu membuat tubuh Liona kaku. Ia mulai menebak-nebak siapa pengirimnya. Ia mulai curiga kalau si pengirimnya adalah....
"Gak mungkin. Gak mungkin ini dia. Au ah tidur dulu ngantuk."

KAMU SEDANG MEMBACA
crystal embers
Genç KurguIa terlalu kaku untuk manusia ter-absurd sepertiku. ✨ Ice • bad = ?