Kehangatan.

100 11 1
                                    

- Ketika tubuhku berada dekat dengan tubuhmu, aku merasakan sesuatu yang tidak aku dapat di tubuh orang lain. Aku merasakan kehangatan dan kenyamanan yang luar biasa hebat. -

#Remaja #LionaDanAris #part7

Kokok ayam jantan yang berasal dari alarm hp milik Liona berdering tepat pukul 05.00 pagi. Ketika Liona mematikan dering getar yang berasal dari ponselnya, yang awalnya dia malas membuka matanya kini terperonjak karena melihat 5 pesan belum terbaca dari nomor kemarin yang menghubunginya.

"Assalamualaikum. Selamat pagi Lion(:."

Itulah pesan pertama yang di kirimkannya. Liona melihat ke bawah lagi untuk membaca pesan berikutnya.

"Udah jam 04.30 nih. Bangun yuk siap-siap sholat shubuh di masjid😊."

Liona masih bingung dan penasaran untuk membaca pesan selanjutnya.

"Nanti sekolahnya semangat ya!."

Bibir Liona tertarik hingga membentuk lukisan senyum yang manis.

"Oh ya. Jangan cari tahu aku siapa ya, aku bakal nunjukin aku sebenarnya tepat pada tanggal 22 juli nanti. Ketika hari ulang tahunmu yang ke-16 tahun."

Bagaimana dia bisa tahu hari ulang tahunku? Sedangkan aku saja kadang-kadang lupa akan hari istimewa itu karena tugas yang tak kunjung usai.

"Semangat buat minggu depan lombanya ya! Jangan lupa berdoa. 🙏 Wassalamualaikum. "

Bagaimana dia juga bisa tahu kalau Liona minggu depan akan mengikuti perlombaan silat se-Indonesia?. Yah, Liona memang jawara silat. Ia di ikutkan olahraga itu sejak ia berumur 7 tahun. Ayahnya lah yang membujuk gadis penakut dan penangis itu untuk mengikuti silat. Karena ia takut kalau anak gadisnya menjadi lemah dan cengeng. Ia ingin puterinya menjadi sosok wanita yang kuat. Hingga akhirnya Liona mendapatkan gelar jawara silat. Ia telah mengikuti berbagai perlombaan silat dan mendapatkan juara 1. Minggu depan tepat pada tanggal 22 Juli di hari ulang tahunnya ia mewakili ibu kota Jakarta untuk perwakilan silat se-Indonesia.

"Walaikumsalam." Jawab Liona lirih.

Ia masih melamun dan terus menggenggam hp nya. Ia masih berfikir siapakah pengirimnya?. Kenapa bisa sedetail itu dengan keadaan Liona?. Padahal ia tidak pernah menceritakan kisah hidupnya di teman atau sahabatnya sama sekali. Bukan karena ia sombong,namun ia percaya bahwa curhat dengan Allah lah yang paling enak dibanding dengan orang. Karena kadang orang hanya ingin tahu saja bukan ingin membantu.

Tanpa sadar jam dinding menunjukkan pukul 05.15. Liona langsung buru-buru untuk mandi, sholat shubuh dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

****

"Hallo selamat pagi my honey! Assalamualaikum tuan puteri 😆." Sapa ayah Liona yang begitu menjijikkan menurut Liona. Liona hanya membalas dengan senyuman cengir pada ayahnya.

Tak biasanya ayahnya menyapanya seperti itu. Apa karena ia akan mengikuti pertandingan makannya ayahnya memberinya semangat lewat kata-kata manisnya barusan? Ah entahlah namun Liona senang karena Ayahnya sekarang libur kerja selama 1 minggu untuk mendampingi Liona latihan dan lomba nantinya.

"Eh anak mama mau berangkat sekolah ya?. Ini bekalnya jangan lupa di makan. Uang jajannya jangan di habisin, sisain ya seperti biasa oke!."

Hari ini semua orang aneh. Semua orang di rumah ini sangat hangat sekali pada Liona pikirnya.

"Makasih ma, Liona berangkat dulu. Assalamualaikum Ma, Yah. " Setelah mencium punggung tangan mama dan ayahnya, ia langsung melesat dan tidak lupa selalu mengembangkan semyumnya. Namun ketika ia ingin membuka pintu rumah ayahnya tiba-tiba memanggilnya.

"Na.. "

"Iya yah?." Tanya Liona bingung.

"Hari ini kamu gak usah naik motor. Ada orang spesial yang bakal anter jemput kamu dalam seminggu ini. 😅"

Kening Liona mengerut ia sedang harap-harap cemas.

"Siapa yah?." Tanya Liona memastikan.

"Udah temuin aja di luar. Dia udah nunggu kamu daritadi."

Liona tidak sabar siapakah orang yang akan mengantar jemputnya selama satu minggu ini,ia lamgsung berlari kecil menuju gerbang rumahnya. Srett... Ketika Liona sudah membuka gerbang. Ia kaget karena menemukan seseorang yang sedang membawa motor gede dan memakai helm yang menutupi seluruh wajahnya. Liona tidak bisa melihat wajahnya. Namun ia yakin dia masih anak SMA karena ia memakai seragam putih abu-abu seperti miliknya.

"Ayo naik!." Tanpa basa-basi seorang aneh itu tidak ingin bertele-tele.

"Buka helm lo!." Suruh Liona sedikit menantang.

"Sudah di buka(:."

Deg!. Lagi-lagi Liona merasakan getaran yang tumbuh perlahan di hatinya lalu yang membuat matanya tidak bisa berkedip dari sosok di hadapannya. Dugaannya benar pasti dia lah yang akan mengantarnya.

"Tuhan.. Bagaimana bisa dia yang akan mengantar jemputku selama satu minggu ini?.. Apakah ini hanya kebetulan ataukah takdirmu?. Aku tidak ingin jatuh cinta pertamaku ini terjadi di orang yang salah. Tolong hamba-Mu yang imut satu ini, yang sekarang terjebak cinta pertama.. " Batin Liona dalam hati.

"Ayo naik Na, keburu telat!." Yang terdengarnya sebuah perintah namun entah kenapa ini sangat lembut sekali di telinga Liona.

"Kenapa harus kamu?." Tanya Liona kaku.

"Kamu?." Senyum dari mulut pria itu semakin mengembang.

"Ehm maksud gue lo." Sial Liona di buat mati kutu.

"Gapapa kali manggil aku-kamu lebih halus di dengernya. Aku suka." Pria itu tersenyum simpul. Tangannya bergerak di pipi tembem Liona yang sekarang ia lihat sedang berwarna merah merona. Ia mencubitnya pelan. Sangat pelan namun jarinya membekas.

Liona mengagakan mulutnya. Matanya berair, entah kenapa ia menangis. Ia berusaha menguatkan hatinya namun sia-sia. Cinta memang mampu membuatnya lemah. Liona benci sekaligus senang sekarang. Tanpa pikir panjang ia langsung menaiki motor pria itu.

"Na aku bawa motornya kenceng, kamu gakmau peluk aku?." Tanya pria itu yang menyadari Liona meneteskan air mata.

"Apaan sih lu. Bocah!." Liona sengaja membalas pertanyaan pria di depannya seperti itu agar suasana semakin tenang. Namun ini malah mempersulit keadaan.

Pria itu malah mengambil tangan Liona dan melingkarkan di punggung perutnya. Hangat. Ya itu yang Liona rasakan sekarang. Ia ingin melepaskannya namun tangan pria itu tetap memegang tangan Liona agar tetap melingkar.

"Aris! Lepasin gak?!." Teriak Liona.

"Enggak. Kalau kamu ga pegangan kita gak akan berangkat." Tantang Aris.

Liona pasrah. Ia menuruti perintah Aris. Jujur, ia sangat menikmati saat ini. Dia memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya di punggung milik Aris. Nyaman. Sangat nyaman.

crystal embersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang