'Ga selamanya setia harus terikat status. Karena pacaran ga akan menjamin ke jenjang pelaminan. '
#Liona #Aris #LionaDanAris #Part12 #LionaDanArisPart12
Hati Liona berdegup kencang ketika Aris mengucapkan kalimat tersebut.
"Maksud lo?." Tanya Liona memastikan apa yang di dengarnya itu bukan angin lalu.
Aris menurunkan tangannya dari pipi milik gadis di hadapannya.
"Ya.. Ya.. Maksud gue... " Aris berpikir keras untuk mengutarakan isi hatinya sekarang atau tidak.
"Maksud gue.... Lo mau ngga jadi temen gue?." Jawab Aris.
"Hah? Temen lo? Gue kira apaan anj.. " Kesal Liona yang tadi sedikit ke geer an.
"Iya temen gue.. Temen hidup." Aris tersenyum canggung. Ia sangat malu. Pipinya merah. Itu sangat manis membuat Liona terpesona hingga menganga.
"Lo serius ngomong kayak gini?." Sekali lagi Liona memastikan semuanya. Ia ingin meyakinkan dirinya sendiri.
"Iya gue serius. " Kali ini Aris berani menatap mata Liona. Tetapi masih saja datar.
"Maaf Ris gue ga bisa untuk sekarang. Belum lagi nanti kalau kita udah lulus. Kita bakal beda universitas. Gue takut kita bakal jauh dikemudian hari. Kita gabisa menjaga hati satu sama lain meskipun di antara kita sudah menanamkan kepercayaan. Gue percaya lo setia sama gue. Tapi. Takdir Ris. Takdir bisa berubah. Gue ga siap buat patah hati. Maaf. " Liona menunduk setelah menjawab semua perasaan Aris.
"Na.. Kalau lo ga siap buat patah hati terus kapan lo bakal belajar untuk mendewasakan diri?. Mungkin suatu hari hati lo bakal patah tapi gue. Gue ga bakal matahin hati lo. " Rayu Aris kepada Liona.
"Maaf Ris gue ga bisa. Kalau lo tetep maksa gue, kita bisa temenan kok. Kita bakal jauh lebih baik jika kita berteman. Kita bakal deket terus, kita ga akan pernah jauh. Ini jauh lebih menyenangkan."
"Kalau itu mau lo, gue ga bisa maksa. Makasih Na, gue mau balik dulu udah malem." Pamit Aris pada Liona.
Liona hanya mengangguk membalas pamitan Aris. Aris membalikkan badannya untuk pulang.
"Gue juga sayang sama lo Ris. Tapi maaf gue ga bisa terima lo untuk sekarang. Tapi,kalo lo mau lo bisa jaga hati lo buat gue dan gue bisa jaga hati gue buat lo tanpa pacaran. Tungguin gue sampe lulus S1. Kalau lo emang setia sama gue." Ujar Liona tiba-tiba ketika Aris sudah berada di anak tangga ke tiga.
"Gue bakal setia sama lo tanpa lo perintah. Gue tahu ending nya bakal gini. Karena lo emang pengen banget ngejar cita-cita lo dan mengesampingkan urusan perasaan. Gue gapapa kok Na. Ini bukan sekedar ucapan atau janji yang seperti angin lalu, inshaa allah gue bakal buktiin ke lo kalau gue selalu di samping lo, nunggu lo sampe lo lulus S1. Gue percaya kita bisa jaga hati satu sama lain. Lo jangan cari orang baru. Cukup gue aja di hati lo. Ga mungkin satu hati di isi dua atau beberapa orang. Ga akan muat. " Balas Aris tanpa menoleh ke Liona, namun langkahnya ia hentikan.
Liona berjalan mendekati Aris, menyamakan posisinya dengan lelaki di sampingnya.
"Gue ga pernah minta lo janji ris. Tapi untuk kali ini gue minta lo janji ga bakalan berjanji karena gue takut lo ga bakal nepatin janji." Sudut bibir Liona tertarik lebar memperlihatkan senyum gigi yang sangat manis.
Aris membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Liona menemani Aris turun dari anak tangga satu persatu.
"Lama banget di atasnya? Susah ya bangunin Liona?. " Tanya mama Liona.
"Ah nggak juga tante hehe.. " Aris menatap gadisnya yang sekarang menunduk malu.
"Nggak apa? Nggak salah.. " Saut ayah Liona datang dari arah dapur membawa secangkir kopi untuk diminum.
"Ih apaan sih ayah mama. Liona nggak gitu!." Bela Liona.
"Iya deh iya Liona ga gitu." Jawab Mama nya agar permasalahannya tidak runyam.
"Yaudah tante om, saya mau pamit pulang dulu ini sudah malem. Ga baik. Nanti orang rumah juga pada nyari saya." Pamit Aris sambil menunjuk jam dinding yang menunjukkan pukul 23.08
"Ah iyaa.. Ga kerasa udah jam segini. Yaudah ayo tante anter. Bentar ya yah aku nganter Aris dulu ke depan. "
"Nggak usah tante biar saya sendiri aja gapapa."
"Lo.. Kok gitu sih gapapa tante anter aja. Ah.. Apa gini Liona yang anter ke depan pasti mau. "
"Kalau itu sih ngga papa tante heheh.. " senyum Aris kembali mengembang.
"Hadehh ada-ada aja sih. Yaudah ayoo." Jawab Liona sedikit malas.
******
"Eh beruang gue pulang dulu ya,habis ini makan dulu terus tidur. Besok gue jemput, gaada tolakan. Assalamualaikum, cantik." tanpa mendengar dulu jawaban Liona,Aris berlalu meninggalkan Liona di depan gerbang rumahnya."Buset dah!!.. Belum gue jawab udah ngeluyur gitu aja, tu orang apa pesawat cepet banget. Walaikumsalam. " Kesal Liona sambil menutup pintu gerbang dan masuk ke rumah.
"Udah pulang Aris?. " Tanya ayahnya.
"Udah yah barusan, Liona ke atas dulu ya?." Pamit Liona.
"Ehh ga makan dulu?. " Tawar mamanya.
"Yaudah deh boleh." Liona menuju ke dapur mengambil makan. Dan langsung melahapnya. Perutnya keroncongan karena sedari tadi tidak ada makanan yang di lahapnya.
"Widihh pelan-pelan kali, tu mulut monyong-monyong begono. " Ujar mamanya.
Liona tidak menggubris peringatan dari mamanya. Setelah menghabiskan semua makanannya Liona pamit menuju kamarnya.
******
"Manis banget dia." Liona memperhatikan sudut dinding kamarnya dengan senyum-senyum sendiri."Kok dia ga nge-Line aku ya? Apa dia udah tidur?." Liona berpindah memperhatikan layar hp nya yang tidak ada notifikasi sama sekali dari Aris.
Liona memutuskan untuk tidur. Tidur malam ini sangat berbeda dari malam kemarin. Malam ini sangat indah. Benda-benda di langit pun malam ini ikut tersenyum. Mereka bersinar jauh lebih terang dari biasanya, hawa yang dingin pun menggambarkan suana hati Liona sangat cerah. Cakung sekali sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
crystal embers
Teen FictionIa terlalu kaku untuk manusia ter-absurd sepertiku. ✨ Ice • bad = ?