Suasana di mobil begitu canggung , bagaimana tidak canggung ? Mira lebih memilih duduk di sebelah Dino , kursi kemudi dan membiarkan Kekey serta Revan duduk berdua di belakang . Mira asik mengobrol dengan Dino , seperti sengaja memberi ruang bagi Revan dan Kekey untuk bicara berdua saja .
Tapi tak ada yang bersuara antara Revan dan Kekey . Revan asik berkutat dengan tabletnya , masih terlarut dengan pekerjaannya sementara Kekey sibuk memandangi jalanan . Sedikit Kekey melirik ke arah Revan , laki laki itu tak mengenakan cincin pernikahan mereka . Hah ! Memangnya apa yang kau harapkan , Key ?!
"Oh iya , kalian mau belanja baju bayi juga nggak ?" tanya Mira tiba tiba ke arah belakang mobil. Membuat tatapan tidak percaya keluar dari aura mata Kekey dan mata Revan yang seolah menyiratkan 'Untuk apa?'
"Oh nggak , maksudku bukan beli. Ehmm melihat referensi saja, kalian juga ingin punya bayi kan suatu saat nanti? "
Tidak ada yang merespons diantara Kekey maupun Revan. Kekey malah terlarut dengan bayangan jika itu bisa benar benar terjadi. Semua akan begitu menyenangkan.
Revan berdeham dan melihat lagi ke arah tabletnya. Hanya dari sikapnya saja, Mira tau bahwa laki laki itu pasti tak berminat dengan topik yang ia usung .
"Key! Kamu rencananya pengen punya anak berapa?" tanya Mira dengan memandang Kekey bersemangat. Mencoba mengalihkan gadis itu dari reaksi Revan yang begitu tidak mengenakkan.
"Haa?? Ehmn.. d-dua atau ti--ga?" Ujar Kekey tak yakin. Pacar saja ia tak punya , suami juga seperti orang asing . Mau buat anak dengan siapa?
"Ya... semoga terkabul . Mespikun itu nanti bukan dengan Revan " Ucap Mira berniat menyindir Revan , dan benar... Revan sedikit terusik dengan itu , berbeda dengan Kekey yang menatap Mira tidak percaya . Kekey yakin bahwa dosen di depannya itu tau bahwa hubungan rumah tangganya hanyalah sebatas bisnis belaka .
Revan menoleh sebentar menatap Mira dan kembali lagi menatap tabletnya . "Kau sedang dekat dengan Levin , ya?" tanya Mira dan Revan benar benar terusik kali ini . Kekey berpikir sebentar dan tersenyum kepada Mira . "Lumayan . Dia sangat baik " . Revan berani bersumpah bahwa ia tak suka Kekey tersenyum saat membicarakan laki laki lain . Ada apa denganku ?
"Mira , bisakah kau membiarkanku konsentrasi sebentar ? " pinta Revan dengan lembut pada Mira . Mira tersenyum dan kembali menatap jalanan di depannya saat berhasil menyimpulkan sesuatu yang ia ingin tahu dari tadi . Mira jelas tahu dan hafal karakter Revan . Revan peduli akan Kekey .
*********
Revan dan Kekey malah tampak seperti asisten dan bodyguard Mira . Bagaimana tidak ? Revan masih memakai jas hitam dan dasi berwarna maroon miliknya sementara Kekey masih memakai baju formal layaknya pegawai kantor .
"Dimana?" tanya Revan pada Mira yang baru saja menanyakan letak toko bayi di Mall itu .
"Di lantai paling atas . Kita naik lift saja agar cepat " Mira tersenyum dan langsung saja meraih lengan Kekey untuk berjalan disampingnya . Membiarkan Revan mengikuti mereka di belakang . Benar benar seperti bodyguard saat melihat dada Revan yang memang bidang .
Apa lantai bawah memang sepi ? Lift hanya berisi Mira , Revan dan Kekey . Revan di tengah dan Kekey dipojok belakang . Mira asik di pojok depan untuk menekan tombol di lift .
Tidak ! Sungguh hipotesa yang salah untuk mengatakan lift sepi . Seketika lift itu terisi banyak orang hingga Revan terpaksa mundur ke belakang dan mengapit Kekey di pojok lift .
Kekey terpojok dan berdebar , yang ia lihat hanyalah dada bidang Revan . Sementara yang bisa Kekey hirup hanyalah aroma parfum yang menyeruak dari baju Revan . Baunya enak !
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love
RomanceBisakah Keynara menjadi tulang rusuk dari seorang Revano yang tidak mencintainya? Kuatkah Keynara untuk menahan goncangan rumah tangga yang dibangun bukan dengan pondasi cinta? Cukupkah satu pondasi cinta untuk mempertahankan satu rumah? Apakah pern...