Gadis kuning itu menyambar tas sekolahnya dengan tergesa. Ia keluar kelas dengan sedikit berlari, ia tidak ingin ketinggalan acara talkshow yang pembawa acaranya adalah Uchiha Sasuke, sahabat sekaligus orang yang diam-diam ia cintai selama beberapa tahun ini. Dengan tergesa ia berlari ke ruang audiotorium sekolahnya. Tapi baru saja ia sampai diruang kerja gurunya, ia langsung dihadang oleh tubuh berisi perempuan beriris ruby itu.
"Naruto!!! Mana formulir ujianmu hah!?" Ucap perempuan itu sedikit membentak Naruto.
"Anooo... Kurenai-sensei, nanti saja saya mengumpulkan formulirnya. Saya harus cepat sekarang, ini penting." Naruto menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Tidak ada nanti-nanti, jika sampai malam ini kamu belum mengumpulkan formulirnya, kamu tidak boleh mengikuti ujian, paham!?"
"P-paham, sensei." Naruto sedikit membungkuk. "Saya permisi, Kurenai-sensei."
"Baiklah. Ingat ya Naru-chan, batas waktumu hanya sampai malam ini."
"Ha'i." Naruto membungkuk sekali lagi lalu meninggalkan senseinya yang paling galak, menurutnya.
Naruto berbelok ke kantin sebentar. Ia berniat mengisi formulir ujiannya disana. Dia berkali-kali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam itu di hadiahkan oleh nee-channya, Sanae saat dia lulus ujian 3 tahun yang lalu. Ia masih ingat saat Sanae berusaha menghemat pengeluarannya demi membelikan Naruto hadiah.
Naruto mengisi formulir itu secepat yang ia bisa. Ia tidak mengindahkan kepalanya yang berdenyut, yang ia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana caranya agar ia bisa menyelesaikan ini sebelum acara dimulai.
"Haahh... akhirnya selesai!" Naruto meletakkan pulpennya di atas meja dan menghela nafas panjang. Kegiatan yang padat belakangan ini membuat tulangnya seakan remuk dan energinya selalu terkuras.
"Konnichiwa, Naru-chan!" Sapaan itu membuat Naruto mendongak, pria nanas itu tersenyum hangat padanya.
"Shika-kun..." Naruto tersenyum ramah.
"Kau sedang apa disini, Naru-chan?" Shikamaru duduk di samping Naruto. Ia memperhatikan setiap gerak-gerik perempuan yang sudah lama ia kagumi ini.
"Aku sedang mengisi formulir ujianku. Kau sendiri sedang apa disini, Shika-kun? Kantin kan sudah tutup." Naruto menatap intens mata Shikamaru.
"Rrrr..." Shikamaru menggaruk telinganya untuk mengusir kegugupan saat Naruto menatapnya. "A-aku hanya ingin menemanimu saja. Tidak boleh ya?"
"Hehe, tentu saja boleh Shika-kun. Kau kan temanku..." Naruto tersenyum riang, membuat pipi Shikamaru sukses memerah.
"Teman ya..." Gumam Shikamaru pelan. "Ah, iya. Hm.. naru-chan, besok kau ada acara tidak?"
"Sepertinya tidak, memangnya kenapa Shika-kun?" Naruto memainkan ponsel yang sedari tadi ia letakkan di meja.
"Boleh aku ke rumahmu besok? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan." Shikamaru memainkan jari-jarinya karena gugup menghadapi perempuan yang satu ini, demi apapun di dunia baru kali ini Shikamaru merasakan indahnya jatuh cinta pada seseorang.
"Hm... Shika-kun, sebenarnya kau boleh ke rumah dan mengajakku jalan. Hanya saja," Naruto menunduk. "Masih banyak perempuan yang lebih cantik dariku seperti Temari-chan dan Sakura-chan, kenapa kau tidak mengajak salah satu dari mereka saja? Kenapa kau malah menga jak diriku yang B.A.K.A dan S.E.M.B.R.O.N.O ini?" Naruto menekankan kata baka dan sembrono pada kalimatnyaagar ia sadar ia tidak akan bisa bersama pria jenius yang populer di kalangan siswi Konoha High School itu.
"Hey, dengarlah." Shikamaru mengangkat dagu Naruto dengan dua jarinya sambil tersenyum hangat. "Kau itu istimewa, kau beda dari perempuan-perempuan itu. Kau polos dan penuh semangat, aku menyukai semua yang ada dalam dirimu... jadi jangan mengatakan kalau kau baka lagi, okay?"
Naruto tersenyum. "Arigatou, Shika-kun..."
Shikamaru mengangguk pelan, ia suka 1 kata yang biasa Naruto katakan pada siapapun itu kini ia (Naruto) katakan padanya.
"Hum.. Shika-kun aku harus bergegas, acara talkshownya dimulai 1 jam lagi dan aku ha rus mengumpulkan formulirku pada Kurenai-sensei. Aku permisi."Naruto beranjak dari tempat duduknya, namun tangan kekar itu dengan segera menggenggam lengannya.
"Biar aku yang mengumpulkan formulirmu, kau pergilah ke acara itu. Bukankah pembawa acaranya Sasuke? Kau pasti sangat mengagumi pria raven itu..." Shikamaru berdiri sambil tersenyum tipis. Ia mengambil formulir di tangan Naruto dan berjalan ke ruang guru.
"Arigatou, Shika-kun..." Naruto mengambil tas dan ponselnya lalu berjalan menyusul Shikamaru untuk pergi ke audiotorium. Denyutan di kepalanya semakin menjadi, namun ia menghiraukan itu semua.
Shikamaru dan Naruto berjalan bersama dalam keheningan. Hanya bunyi sepatu yang beradu dengan lantai yang dapat mereka dengar.
"Andaikan kau tahu Naru-chan... aku sangat mengagumimu, aku ingin menjadi bagian dalam hidupmu... aku ingin menjadi penopangmu, tapi mungkin Sasuke adalah yang terbaik untukmu... semoga dia cepat menyadari keberadaanmu dan seluruh perasaanmu Naru-chan..." Ucap Shikamaru dalam hati sambil sesekali melirik Naruto dengan senyum tipisnya.
"Shika-kun, aku duluan ya... arigatou sudah mau membantuku." Kata Naruto di tengah pertigaan lorong yang mengarah ke beberapa tempat di sekolahnya.
"Ah, baiklah. Hati-hati Naru-chan."
"Ha'i. Sayonara Shika-kun!" Naruto melambaikan tangan sebelum punggungnya benar-benar menghilang di ujung lorong.
.
.
.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/150770490-288-k145166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With(out) Me #Wattys2018 [END]
Non-Fiction"Aku harus pergi, maafkan aku jika aku pernah melukai hati atau fisikmu dan yang lain... jangan bersedih karenaku, aku menyayangi kalian semua.." . . . (inspired by the true story with the name change of the story owner to the name of the anime char...