Testament 5. May I Love You?.

2.1K 64 2
                                    

Rumah Chrisvander.

Masih pagi, Chrisvander sudah di dekat kolam renang dan duduk di kursi lounger lagi dan ia mendengarkan musik di Handphone-nya lewat earphone. Mungkin tempat itu memanglah tempat favoritnya. Tiba-tiba Christine datang agak terburu-buru menghampiri.

Christine. : "Kak.. Kak...".

Chrisvander agak kebingungan, apa yang Christine inginkan darinya?. Christine ikut duduk pada kursi santai Chrisvander di depannya.

Christine. : "Emang bener kata Mamah, Kak?. Ales sama Lukas abis dibegal!?.".

Chrisvander. : "....Iya...".

Chrisvander menjawabnya agak lama seperti malas menjawabnya, itu juga ia bingung karena menelopon Lukas dengan keadaan mengantuk dan ditinggal tidur. Karena paham bahwa adiknya ingin mengobrol, Ia melepas earphone dari telinganya.

Christine. : "Emangnya mereka mau ke mana sih?.".

Melihat adiknya yang sangat penasaran membuatnya terpaksa meladeninya

Chrisvander. : "Mereka mau ke Magelang, mereka mau jemput pelayan baru buat kita (Kalau jawabnya terlalu singkat nanti dia nanya lagi nanya lagi.).".

Baginya orang yang hendak dijemput Alessandro dan Lukas memang hanya seorang budak. Namun, ia terpaksa harus berbohong agar adiknya tidak menjadi bingung. Padahal sebelum ini di surat anak -> omongan pelayan -> Nyatanya Budak. Semakin rendah sekali posisinya.

Christine. : "Tapi bener mereka juga baik-baik aja 'kan?. Apa kakak denger dari mereka kalau mereka terluka gitu?.".

Pertanyaan itu membuat Chrisvander sedikit ragu.. Namun dia berusaha cepat menjawabnya.

Chrisvander. : "Hm, Nggak.. kakak percaya mereka... Mana mungkin mereka terluka cuma karena begal kampung. Mereka pasti baik-baik aja koq...".

Dalam pikiran Christine, sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin Christine tanyakan pada Chrisvander. Jawabannya yang agak singkat membuatnya bisa ada rasa tak percaya sebelum mendengar langsung dari orang yang menjadi korban. Tapi dia percaya dengan kakaknya. Lukas dan Alessandro bukanlah sembarang pelayan. Dengan begitu, topik pertanyaan tentang Lukas dan Alessandro dia ganti.

Christine. : "Terus... Kenapa mau ngambil pelayan lagi? 'kan Mamah pernah bilang kalau satu pelayan yang udah keluar itu gak perlu ada gantinya 'kan? .. Sekarang koq malah mau ngambil lagi...?.".

Chrisvander. : "Soalnya ntar Si Lukas mau Kakak jadiin kepala pelayan, Nah, yang baru buat kakak... :3 <3...".

Christine. : "Oh...".

Chritine melempar pandangan entah kemana, bingung dengan pikirannya sendiri. dan lalu pertanyaannya ia sambung lagi.

Christine. : " Emang Orangnya kayak gimana kak?.".

Chrisvander. : "(Kebanyakkan emang...) Ya... Kakak juga belum tahu sih... Tapi kata mamah dia seumuran kamu... Bukan chinesse lagi ya... Hampir semua pelayan di sini chinesse semua ya sih ya... Hehehe.... Bosen...".

Chrisvander berbicara seolah tak suka rasnya sendiri walau hanya dengan kata "bosan". Tapi itu berarti sisi positifnya dia adalah bisa menghargai perbedaan.

Christine. : "Aku mah agak risih gini lho kak... Pelayan sama Tuannya gak beda jauh umurnya, Lukas aja sama seumuran aku, terus Ales setahun lebih tua daripada kakak. Lukas lebih muda dari kakak tapi manggil kakak masih pake Tuan Muda. Kalau Ales sama Marcel sih nyambung aja...".

Chrisvander yang sebenarnya kurang senang mendengarkan orang banyak bicara bahkan dari pelayan sendiri pun masih merasa seru dan asik dengan pembicaraan adiknya.

Bitches TestamentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang