Testament 11. Catch Me

341 12 0
                                    

[Sebelumnya....].

18:00 WIB.

Lukas dan yang lainnya sudah ada dalam kamar yang sama saat mereka menginap kemarin. Kamar 069. Dimiawan, Cassandra, dan Lukas sedang memperhatikan Seorang Dokter laki-laki yang sedang memeriksa Alessandro yang kondisinya sedang terbaring di kasur dan sadar. Dokter membawa kelengkapan alat dalam tas dokternya. Dokter itu pun menempelkan Stetoskop. Setelah selesai meletakannya pada titik-titik tertentu guna mengetahui kondisi fisik Alessandro secara medis, Dokter mencopot stetoskop dari kedua lubang telinganya lalu stetoskop itu menjepit dan menggantung dengan sendirinya di leher dokter itu.

Lukas. : "Bagaimana, Dokter?.".

Dokter. : "Mas Alessandro ini cuma demam biasa. Tapi saya juga mendengar gejala usus yang kelebihan air saat memeriksa bagian perutnya barusan. Tapi nggak perlu khawatir. Tetap makan teratur dan minum obat Paracetamol. Itu sudah Cukup.".

Lukas. : "Terima kasih, Dokter.".

Dokter. : "Sama-sama, kalau gitu, saya pamit ya.".

   Setelah itu Dokter membereskan semua peralatannya dan menjinjing tasnya dengan tangan kiri. Mereka semua saling bersalaman dengan Dokter kecuali Alessandro.

Alessandro. : "Sorry ya Kas... Kayaknya gue nyusahin ya.?. Malah sebelum gue sakit gue kayaknya sensi ya...".

Lukas. : "Nggak apa-apa. Jangan kayak gitu ah. 'kan yang namanya sakit nggak ada yang tau... Malah gue anggep lu itu jadi sensi karena lu lagi sakit sih... Bisa aja lu pusing... Eh ternyata demam juga.".

Cassandra. : "Ya udah. Kalau gitu gue juga mau pulang ya...".

Cassandra berbicara begitu sambil sedikit menggerakan kepalanya dan menyisir rambutnya yang bergerak dengan jemari tangannya.

Lukas. : "Lho lho lho. Heh. Tumben cepet amat. 'kan lu biasanya seneng gitu ketemu Aless. Eh... Orang mah coba noh suapin Aless. Suruh minum obat juga. Atau apa kek' gitu.".

Lukas yang heran sekaligus mak comblang ini tidak membuat Cassandra respon baik. Dimiawan juga hanya terpaku berdiri melihat serta memperhatikan orang-orang asing di sekitarnya yang akan menjadi familiar dengannya saling mengobrol.

Dimiawan. : "(Kalau ngomong sama aku masih sopan dan formal, sementara kalau sama temennya bahasa biasa. Masih pada kaku ya...).".

Cassandra. : "Gue cape dan masih ada yang harus gue kerjain... Bye...".

Lukas. : "Ok...".

Cassandra pergi dengan tanpa kesan. Tentu saja Lukas dan yang lain agak tidak nyaman dengan keadaan ini.

Lukas. : "Ya udah, kalau gitu gue mau ngambil makan dulu ya?.".

Lukas berbicara pada Alessandro dan Alessandro pun mengangguk.
Setelah itu Lukas menengok kepada Dimiawan.

Lukas. : "Mas Awan, ayo temenin saya ambil makan, atau mau mandi dulu nggak?.".

Dimiawan. : "Hmm... Saya rasa makan dulu aja mas, baru mandi. Biar sekalian bersih.".

Lukas melihat baju Dimiawan. Bajunya terlihat dan ketahuan sudah lama karena warnanya yang memudar.

Lukas. : "Nah, tapi mas ganti baju aja dulu ya. Bukan maksud menghina ya Mas... Itu bajunya 'kan udah pudar. Mending pake yang baru... Pake punya saya aja dulu nih....".

Belum selesai bicara....

Alessandro. : "Kas...".

Lukas yang dipanggil oleh Alessandro pun menengok

Lukas. : "Kenapa, Les?.".

Alessandro. : "Itu... Di laci meja ada Uniform. Kasih dia itu aja...".

Bitches TestamentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang