Testament 6. Fraternity By Sperm

2.4K 61 3
                                    


   Amber menutup panggilan, sementara itu dengan kata-kata yang sudah terlanjur diucapkan Amber mengenai Alessandro dan Lukas mereka tak tahu harus bagaimana. Alessandro bersandar tegang pada meja dan Lukas duduk di Bed.

Lukas. : "Amber.. Lu.. Lu salah paham... Aless cuma bercanda doang tadi... (Duh.. Gimana ngejelasinnya ya...)".

   Lukas berusaha menjelaskan apa yang tidak sebenarnya. Namun, kelihatannya Amber tidak mau percaya dan dia keluar kamar begitu saja sambil tetap menangis. Namun Alessandro dan Lukas tidak mencegahnya.

   Beberapa saat mereka berdua terdiam. Lukas memulai pembicaraan.

Lukas. : "Ini semua gara-gara lu sih.... Ngapain coba-coba ngarangsang gue.".

   Lukas hanya bisa bicara begitu dan tak marah, melihat batang kemaluannya tegang dari balik celana pendek bahan katun miliknya. Alessandro yang melihat itu hanya terdiam dan tidak mau melanjutkan walau sebenarnya mungkin ada kesempatan melanjutkan lagi karena Lukas terangsang dan Amber sudah pergi. Tapi tidak bisa begitu.

Lukas. : "Sekarang gue minta kejujuran dari lu... Dari sikap lu sejak kita berangkat.... Eh~ Bukan!. Bahkan dari kelakuan lu sejak setahun lalu...".

   Lukas dengan kalem mengganti pertanyaan dalam sekejap untuk menanyakan sesuatu kepada Alessandro, membuat Alessandro agak tegang. Tanpa menunggu persetujuan Alessandro, Lukas pun segera bertanya.

Lukas. : "Lu Gay ya?.".

   Pertanyaan yang sudah terlempar itu membuat Alessandro tertegun dan menunduk. Melihatnya seperti itu, Lukas pun mencoba meyakinkan Alessandro untuk tidak ragu menjawab. Walau mungkin malu akan meliputi dirinya.

Lukas. : "Gak usah malu, Les. Kita 'kan temen dari kecil. Jangan bohong juga... Kalau emang nggak, ya nggak. kalau iya, Iya... Gue gak bakal ngejauhin lu atau ngehakimin lu koq.".

   Seketika mata Alessandro pun menjadi sayu dan memerah hingga dari matanya berkilauan dan mengeluarkan air.

Lukas. : "Lha.. Koq malah nangis sih Les.. Jangan nangis...". (Bangun dari duduk.).

Alessandro. : "Ya.. Gue... Gue Gay Lukas.. Gue Gay...".

   Lukas tidak kaget, karena ia yakin itulah jawabannya. Dia pun mendekat dan memegang kedua pundak Alessandro yang masih bersandar pada meja sambil menundukkan wajahnya dengan kedua tangannya

Lukas. : "Sejak Kapan?.".

Alessandro. : "Tepatnya... Baru setahun yang lalu... Sebelum Tuan Muda Marcell berangkat ke luar negeri....".

Lukas. : "(Tuan Muda Marcell? Apa hubungannya?...).".

   Alessandro masih menangis namun tidak terisak-isak, bicaranya pun jadi lebih lancar.

Alessandro. : "...Waktu itu.. Waktu itu... Lu inget 'kan waktu Tuan Muda Marcell marah sama gue?.... Dan gak mau dilayani sama gue?... Itu karena.... dia minta gue lakuin oral sex buat dia.... Tapi guenya gak mau... ".

Lukas. : "(?!. Apa Tuan Muda Marcell juga Gay? kalau sampai begitu lantas apakah Tuan Muda Chrisvander dan Tuan Muda Marcell pernah hubungan sex?.).".

Alessandro. : "Awalnya ya gue jijiklah... Masa gue harus ngelakuin hal keji kayak gitu....".

   Lukas pun teringat ajakan Chrisvander waktu itu, ternyata yang ia alami itu lebih dulu dialami Alessandro.

Alessandro. : "Tapi karena marahnya Tuan Muda Marcell sama gue... itu diperhatiin dan udah diketahui sama Nyonya Lee sama Tuan Austin.... Gue diomongin macem-macem.... bahkan sampe mau dipecat. Tapi tentang Tuan Muda Marcell yang begitu ya gue sembunyiinlah.".

Bitches TestamentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang