Testament 3. Examination In Assignment

3.7K 85 5
                                    

08:00 a.m. WIB.

Belum ada seperempat perjalanan ke Magelang. Alessandro dan Lukas kini sudah berada di daerah Bekasi, dan melewati salah satu stadion terkenal di sana. Lukas membuka kaca mobil dan memotret sesempatnya gedung stadion itu menggunakan kamera handphone-nya. Sambil memperhatikan hasil gambar, Tangan kanannya menjelajahi ke dekat Alessandro mencari sesuatu, tanpa mau untuk sebentar menengok ke arah mana tangannya pergi. Alessandro memperhatikan itu, ternyata di sana ada suatu makanan ringan berupa keripik kentang yang kemasannya sudah dibuka dan dicemili dari tadi. Alessandro yang sudah tahu Lukas hendak mengambil itu, menyingkirkannya ke tempat lain dan Lukas tidak menyadarinya. Tapi Lukas masih saja enggan menengok dan tetap mengusap-usap layar ponselnya dengan jemari tangan kirinya. Akhirnya tangan kanannya sampai di paha Alessandro. Lukas terus saja lebih jauh lagi ingin mendapatkan apa yang ia cari. hingga akhirnya, sampailah tangannya di daerah kemaluan Alessandro, Tapi Alessandro diam saja walau mengetahui itu dan fokus memperhatikan jalanan. Lukas menyadari ada yang tidak beres, mengapa sesuatu yang ia sentuh seperti tak asing lagi dan itu juga ada pada dirinya. Setelah Lukas mau menengok, Dan melihat tangannya sendiri sedang menyentuh-nyentuh kemaluan Alessandro.....

Lukas. : "Hah?!.".

Terkejut sambil menarik tangannya, pertanyaan yang muncul dalam pikirannya langsung terucap. Mengapa Alessandro diam saja diperlakukan seperti itu.

Lukas. : "Heh! Lu koq diem aja sih?.".

Lukas marah-marah ala karakter-karakter di dalam Anime. Maksudnya marahnya justru lucu bila diperhatikan. Sementara Alessandro yang kena marah malah memasang Ekspresi menahan senyum padahal ingin sekali tertawa-tawa.

Alessandro. : "Kali aja lu doyan, 'kan? Makanya gue biarin aja...".

Lukas. : "Ya kali... Heh! Gue masih normal bro... Adanya ge' elu! Udah tahu digituin diem bae... 'kan gak sengaja gue.. Gue kira bantal jok mobil nih. Eh.. Sofa.. Atau lap Cloth yang buat mobil...".

Alessandro. : "Ya Harusnya lu juga mikir, mana ada bantal buat kursi mobil bisa sekeras paha. Malah dilanjutin aja...".

Lukas. : "Tau ah... Mana sini keripiknya?.".

Alessandro. : "Lagian gak bagi-bagi...".

Lukas. : "Ye.. Makan mah makan aja tinggal comot apa susahnya sih.".

Alessandro berkata demikian sambil mengembalikan makanan ringan itu yang sebelumnya ia sembunyikan di sebelah kanan tempat duduknya. Lukas kembali sibuk dengan handphonenya sambil memakan keripik kentang itu.

Alessandro. : "Harusnya yang marah tuh gue... Lu gak minta maaf udah pelecehan seksual ke gue... Gue laporin lu ke polisi...".

Lukas. : "Ya udah.. Kenapa tadi gak marah? Malah keasikkan... berarti lu yang doyan 'kan?...".

Alessandro. : "Ya udah.. Coliin gue dong, Kas..".

Lukas. : "Najis.. Ogah.. (Ye.. Nih orang napa tiba-tiba begini... Walau mungkin lu sejenis Tuan Muda Chrisvander, gue milihnya ya Tuan Muda kali...).".

Lukas berkata dalam hati begitu seolah ia gay padahal dia normal namun mau melayani Tuannya yang seorang Gay. ??😐.

Alessandro. : "Ntar kita masuk Jalan Tol aja ya... Istirahat di sana... Terus berangkat laginya gantian nyetir.".

Lukas. : "Ngapain istirahat di Jalan Tol?.".

Alessandro. : "Ya di rest area-nya-lah Lukas... Gimana sih?? Ya ampun... Mentang-mentang omongan gue kurang spesifik jangan jadiin candaan atuh.. Kan lu pinter...".

Alessandro mengeluh pasaran karena Lukas memang selalu membuat kesal dirinya. Apalagi Lukas memang petakhilan bila tak berada dekat dengan Tuannya.

Bitches TestamentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang