Sudah 1 minggu sejak kepergian Mayu.
Aku setiap hari menjenguknya.
Tapi aku tidak sendiri, aku ditemani oleh Kenzo.
Ya, pertama kali aku menjenguk Mayu berdua bersama Kenzo.
Leo tidak bersamaku, katanya ada kerjaan sekolahnya.Tapi kadang sama Carlos, tapi gak ada Leo.
Gak tau sih tiap aku sama Carlos, Leo gak ada. Gak ada kabar, pas ditanya, gak dijawab. Giliran sama Kenzo, dijawab. Aneh.---
Aku menaruh bunga buket di atas kuburan Mayu. Kenzo hanya melihatku menaruhnya. Tidak banyak ngomong.
Tiap aku ngomong, dia hanya menjawab secukupnya. Aku sebenernya sedikit kesal terhadap sikapnya itu. Tapi mau gimana, masa aku suruh dia ngomong banyak. Gamungkin kan. Yang ada malah bikin masalah.
Aku yakin, pasti dari tadi dia nunggu aku ngomong pulang. Pasti dia ga betah karena aku disini. Padahal aku pengen lebih lama. Tapi aku juga tau kapan aku pulang dan kapan aku disini.
"Yaudah, gua pulang dulu", kataku sambil berbalik.
"Cepet cepet amat", katanya tidak melirikku.
"Iya, ada yang harus gua kerjain"
"Cih, sok-sok an ada kerjaan. Ngapain lu? Jadi pembantu di rumah Leo?", katanya sambil tersenyum licik.
'Pliss itu katanya gabisa dijaga banget yaa', pikirku sedih.
Sekalinya dia ngomong banyak, selalu nyelekitin perasaan coba. Giliran ngomong dikit biasa aja cuma dingin banget.
Aku menghiraukan perkataannya. Aku tidak tau harus ngapain, dari pada bikin masalah mending pergi aja.
Sudah agak jauhan, Kenzo langsung memegang lenganku. Tangannya benar-benar dingin. Tapi dia ini bukan Elsa(film frozen) kan?
"Dasar gak asik", katanya sambil melepaskan lenganku.
"Hah?"
"Kok hah si? Lu gak asik banget dah. Ayolah main bareng, mainnya sama Leo terus", katanya tidak melirikku.
Baru pertama kali liat dia begini. Mau ngomong banyak sama aku tapi ga nyelekitin perasaan. Dan dia barusan bilang apa? Main bareng?
"Ah.. Gak mau ya. Yaudah gak jadi", yang tadinya memasang muka malu, jadi dingin kembali. Tidak tau kenapa aku menyesal.
"Mau main kemana?", kataku ngomong cepat.
---
Aku dibawa oleh Kenzo dengan mobil sport nya. Dia tidak banyak ngomong lagi. Dia fokus mengendarai mobilnya. Berbeda dengan Leo dan Carlos.
Aku menatap kagum ke arah Kenzo. Kenapa dia cocok sekali memakai kaos putihnya dengan celana jogger hitamnya? Lalu, kenapa saat dia fokus ke depan aku tersipu malu? Apa karena dengan muka dinginnya?
Aku juga suka dengan rambutnya yang overvlay long bangs warna hitam. Cocok dengan wajahnya.
Ahh lama-lama aku bisa gila."Kenapa garuk-garuk kepala? Ada sesuatu yang mau lu bilang ke gua?", katanya yang tetap fokus menyetir.
"Ahh engga", kataku langsung diam.
Ahh apa aku sudah di notice kalau aku dari tadi menatapnya dan garuk-garuk kepala kayak tadi?
---
....
....
....
Aku ... dibawa ke Timezone? Seriusan ini.
"Kenapa bengong? Kan gua udah bilang 'main' ke lu", santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of ICE
Teen FictionKisah 5 laki-laki memperebutkan 1 perempuan, Vereign.