Baju hitam kupakai.
Cuaca yang tadinya cerah, berubah menjadi gelap.
Banyak keluarga dari Mayu bersedih.
Aku pun seperti itu, walaupun dia mengkhianatiku. Tetap saja dia temanku.
Aku tau dia tetap menganggapku sebagai temannya, lebih tepatnya sebagai adiknya sendiri.Aku bisa melihat sifat-sifat orang dari mimik wajah.
Coba kalau aku bisa mendengar isi hati mereka, semoga aja.Leo di sampingku, aku melihat wajahnya, yang sedikit menyesal. Apa dia punya salah sama Mayu? Aku tidak tau.
Aku melihat ke arah Kenzo, dia juga mungkin sedih?
Banyak sekali keluarga-keluarga yang ikut menjenguk kepergian Mayu.Aku tidak tau kapan aku pergi meninggalkan dunia.
Aku juga tidak tau siapa yang akan menjengukku ketika aku tidak ada di dunia.Hujan semakin lama semakin deras. Aku di payungi oleh Leo. Payung berwarna hitam.
Sudah 35 menit, banyak keluarga-keluarga dari Kenzo dan Mayu pergi.
Hanya ada aku, Leo, dan Kenzo."Kenapa bisa gini?", kataku sedikit lemas.
"Dia punya penyakit"
Apa? Sejak kapan? Kayaknya dia gapernah punya penyakit apa-apa.
Tapi kenapa bisa?"Penyakit apa?", kataku langsung terarah ke wajahnya yang aku pikir pucet karena wajahnya putih berkilau.
"Penyakit asma", katanya dingin.
"Seinget gua.. Dia gapunya penyakit apa-apa. Tapi kok bisa sampe begini?", kataku mulai takut.
"Iya, yang buat dia begini sekarang itu karna gua", katanya dengan santai dan dingin.
Aku dan Leo kaget. Benar-benar kaget. Terus, kenapa dia mau jadi pacarnya? Apa ada alasan lain kenapa dia mau pacaran sama Mayu?APA?!
"Lu bego ya?! Dia itu pacar lu! Kenapa bisa-bisanya lu nyakitin dia?!", kata Leo benar-benar marah.
"Karena, gua ga sayang sama dia", katanya tidak melihat ke arah Leo.
Leo menjatuhkan payung hitamnya dan melayangkan pukulan ke wajah Kenzo. Payung hitam Kenzo pun terjatuh. Disitu Kenzo hanya diam dan tidak membalas. Aku melihat rambut hitam Kenzo acak-acakan dan basah. Aku sedikit melihat masa lalu saat seperti ini juga, tapi apa ya? Apa aku melewatkan sesuatu?
Lalu, dia mengambil kembali payungnya yang terjatuh dan berbalik pergi.
"Dasar cowo ga guna!", kata Leo berteriak.
"Leo.. Lu gaboleh teriak-teriak di kuburan..", kataku sambil mengambil payung hitamnya dan menenangkan Leo.
----
Leo menggigil di atas kasurnya. Mungkin dia kena karma? Karna teriak-teriak di kuburan :v.
Dia jatuh demam. Karena dia sebenernya tidak kuat sama air hujan. Padahal air hujan menurutku hal yang indah, mungkin?
Aku memeras kain yang sejak tadi aku rendam, untuk meng cover kening Leo yang halus. Baru pertama kali juga sih megang kening Leo.
"Mama...", kata Leo yang masih tertidur tapi berbicara.
Kata tersebut membuatku tersentak.
Mungkin dia rindu mama nya. Leo ngomong seperti itu, jadi teringat mama-ku.-bck masa lalu Vereign-
Di meja makan yang sangat sederhana, anak perempuan yang duduk di atas kursi. Menunggu makanan dari mama nya.
"Mama.. Mana makanannya", rengek anak perempuan yang kelaparan.
"Tunggu dulu ya sayang.. Dikit lagi selesai nihh", Kata mama nya tergesa-gesa.
"Ayah, Dede mau tau kenapa mama sama ayah bisa bersama?"
"Karena, mama sayang sama ayah. Ayah juga sayang sama mama. Makanya mama sama ayah bersama", kata ayah nya sambil mengusap kepala Dede Vir.
"Ohh.. Kayak ayah dan mama sayang ke Dede ya!", Kata Dede Vir tersenyum.
"Iya sayang", Kata mama dan ayah bersamaan sambil memeluk Dede Vir.
-Bck now-
Leo yang dari tadi sudah memanggil ku. Aku tidak sadar dari tadi aku mengeluarkan air mataku, dan membasahi baju Leo.
Karena dari tadi aku dipeluk oleh Leo. Aku jadi merasa tidak enak, karena Leo sedang sakit.
"Vir? Lu kenapa?"
Aku langsung melepaskan pelukannya. Hangat, mungkin karena dia sakit.
"Hm? Gapapa-gapapa. Leo lu tidur lagi aja", kataku sambil menghapus air mataku.
"Gamungkin lu gapapa Vir, emang ada orang nangis yang gapapa?", katanya yang tidak mendengar ucapanku.
"Lu boleh ke kos lu kalo emang lu bosen di rumah ini", lanjutnya tidak menatapku sama sekali.
"Tapi.. Ini tugas gua dari bokap lu Leo", kataku sedikit menyesal karena tadi nangis di depan Leo.
"Santai aja, gua bisa sendiri", katanya masih tetap sama. Tidak melihat ke arahku. Mungkin aku memalukan sekarang karena menangis.
Padahal aku cwe kuat, tapi di depan Leo aku lemah. Mungkin dia gamau liat aku lemah.
"Yaudah.. Kalo gitu, gua balik dul--", omonganku tergantung.
Leo memegang tanganku dan menarikku. Aku disitu benar-benar dalam keadaan lemas. Membuatku terduduk di atas kasur Leo dan aku dicium keningnya oleh Leo.
"Leo.. Jangan begini", kataku sedikit takut.
"Ma..maaf! Gua tau lu gasuka diginiin", katanya malu.
Lagi-lagi.. Ngelakuin hal yang aku gasuka.
Aku tak sadar, aku tersenyum senang mungkin? Aku gatau! Tapi aku mau tersenyum:(
BERSAMBUNG.
VOTE, VOTE, VOTE. BISA BACA KAN?:'))

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of ICE
Teen FictionKisah 5 laki-laki memperebutkan 1 perempuan, Vereign.