"Utsukushī ohayou", Katanya tersenyum ceria melihatku.
'HEEE?!!'
--
Ternyata aku di dalam kamar Carlos. Kamarnya benar-benar luas. Aku suka kamar ini. Tapi, jangan omongin ini dulu. Semalam...
-Over night-
Aku benar-benar mabuk. Karena meminum 3 botol. Aku sih orangnya ga kuat minum jadi gini.
"Pulang yuk", kata seorang lelaki di depanku.
"Kemana", kataku sambil memeram-meramkan mata.
"Aku antar kamu pulang"
"Gak"
"Kenapa ga mau? Maunya di hotel?"
"Hmm.. Ga mau"
"Terus maunya dimana??"
"Di rumah lu aja, hehehehe"
"Serius?"
"Kenapa gak?", kataku tersenyum gajelas.
---
"Hahhh, berat banget dah lu", katanya kecapean menggendongku.
"Ets! Jaga omongan", kataku sambil menjitak kepalanya.
---
"Gua tidur diluar yaa", katanya sambil berjalan keluar.
"Tunggu", kataku sambil menghentikannya.
"Apa lagi??"
Aku melihat mukanya. Dia terlihat bingung.
"Gak, gajadi. Malam..", kataku langsung tertidur.
"Hmmm", kata Carlos langsung keluar kamar.
---
Di jam 5 a.m
Carlos ke kamar mandi. Dia kebelet dan dia sempet muntah sedikit karena dia minum.
Lalu, Carlos tidak sengaja melihat sesuatu yang menakutkan, mungkin karena dia kena nightmare. Dia pergi dari kamar mandi dan ke kamarnya.
Dia tidur pulas di atas kasurnya. Tidak sadar kalau di sampingnya ada Vereign.
-Now-
Aku kaget, di sampingku sudah ada Carlos.
"Ngapain?!", kataku ketakutan
"Maaf, tadi gua ketakutan. Terus gua lupa kalo di kasur ada lu, Vir"
"Lu.. Ga ngapa-ngapain gua kan?!"
"Sa.. Santai aja,, cuma meluk doang kok, hehe", katanya tersenyum licik.
"plak"
"Aw, sakit:(", katanya sambil sakit, dan sedih dibuat-buat.
"Drrrrt, Drrrtt", Suara hp ku berdering.
"Halo?", Kataku.
"Pulang."
"Iya.. Jangan marah ya" kataku.
'Tut', telfon hp langsung dimatikan oleh Leo.
---
Saat aku sudah rapih. Carlos menjegatku.
"Mau apa lagi?", kataku tidak melihat ke arah mukanya.
"Jangan pulang", rengeknya.
"Maaf untuk kelakuan gua semalem, tapi gua harus pulang"
"Gua anter"
"Gua bisa sendiri", kataku sambil melepaskan tangannya.
Carlos tetap saja menjegatku.
"Carlos.."
"Cup"
-
"...Aaa.. I..tu..", kataku tidak bisa berkata apa-apa. Aku hanya diam. Malu.
"Kecupan pagi ini", katanya tersenyum.
Tidak sadar, sekuat naga aku keluarkan kekuatanku untuk pergi dari rumah tersebut.
---
'Cwo br*ng*ek, cwo ga punya ot*k.', pikirku kesal sambil mengacak-acak rambut.
Aku benar-benar kesal. Ciuman pertamaku diambil dia! Bisa-bisanya. Dia bilang kecupan? Hah? Matamu kecupan, bagi dia kecupan. Tapi bagiku engga! Tapi kenapa dia biasa saja? Apa dia udah sering mencium orang?!
---
Leo sudah berada di dalam rumah. Dia benar-benar menungguku. Kayaknya aku akan di omeli habis-habisan.
Tidak sangka, Leo langsung memelukku. Dia benar-benar kelihatan khawatir.
"Lu.. Gapapa?"
"Hah? Kenapa?"
"LU GAPAPA KAN??!", Katanya membentakku.
"I.. Iya gua gapapa, kenapa... gua dibentak??", kataku ketakutan.
"Ma..maaf gua lupa kalo lu gasuka di bentak", katanya menyesal.
"Yaudah, gua.. ke kamar dlu", kataku sambil melepas pelukannya.
---
Aku merebahkan badanku di atas kasur. Lebih tepatnya kamar yang ayah Leo berikan padaku. Sampai kapan aku pulang ke kos? Hmm. Kangen.
---
"Drrrt, drrrt"
Duh, lagi enak-enak tidur. Siapa lagi coba yang telpon. Carlos? Eh? Siapa?
"Halo, apa benar ini Vereign?", kata seorang pria.
"I.. Iyaa, dengan siapa saya bicara?"
"Ini gua, Kenzo"
"A.. Ada apa ya?"
"Temen lu, Mayu"
"Ke.. Kenapa?"
"Dia, udah damai di tempat lain"
"Ma.. Maksudnya apa?"
"Dia udah di alam sana",Katanya.
BERSAMBUNG.
VOTE JANGAN LUPA╥﹏╥
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of ICE
Novela JuvenilKisah 5 laki-laki memperebutkan 1 perempuan, Vereign.