3. Perasaan

49 7 0
                                    

Mayu yang dari tadi berdiri menunggu seseorang. Aku yang hanya mengintip di dekat kebun. Sudah 1 jam lewat dia tidak datang-datang.

30 menit kemudian, dia datang, Kenzo. Tapi dia gak sendiri dia membawa temannya, Zen. Teman kelasku. Kira-kira ngapain ya? Kok bawa Zen segala? Biasanya kalo cewe yang lain nyatain perasaan, dia gabawa siapa-siapa. Kenapa sekarang bawa Zen? Ada yang aneh deh.

"Zen?", Kata Mayu lembut.

"Ha..halo", Kata Zen gugup.

"Jadi gini May, udah 1-2 tahun. Zen suka sama lu", Kata Kenzo dingin.

"H..he?"

Dilihat muka Zen malu. Mukanya memerah saat dia bertemu Mayu. Akhirnya Mayu menjawab.

"Apa iya Zen?", Kata Mayu sambil menatap Zen.

"I..iya"

Kenzo hanya diam. Harusnya kan dia minta maaf, kenapa dia diam aja? Gak merasa bersalah sama sekali. Dasar cowo dingin.

"Gapapa deh, gausah jawab sekarang dulu", Kata Zen.

"Gua maunya jawab sekarang", Kata Mayu. "Tapi, untuk itu gua harus ungkapin perasaan gua ke Kenzo.", Kata Mayu yang tadinya menatap Zen langsung terarah ke Kenzo.

"Ken, gua sebenernya suka sama lu Ken. Gimana kalo nanti sore kita kencan?", Kata Mayu malu.

Kenzo hanya diam. Zen yang melihat sedikit cemburu. Lalu Kenzo mendekati Mayu.

"Ayo, Nanti sore kita kencan", Kata Kenzo tersenyum biasa. Gak ada gantengnya sih.

Wah! Aku ganyangka, Kenzo nerima Mayu! Eh tapi, belum pacaran sih. Cuma kencan. Waa.. Palingan nanti jadian!

"Hoi, ngapain disini?"

"Astaga! Leo", Kataku tersentak kaget.

Lalu aku ketauan ngumpet dari tadi, Kenzo dan Zen langsung terarah ke tempatku. Terlihat muka Mayu malu karena aku disitu.

"Et, ayo sini!", Kataku langsung menarik pinggangnya.

---

"Ngapain sih lu!", Kataku bentak ke Leo.

"Harusnya gua yg nanya, lu ngapain?"

"Ih, bukan urusan lu. Lu ngapain emang?"

"Gua nyariin lu, pengen cerita yang kemaren"

"Ha? Kenapa? Yang di rumah lu?"

"Iya"

---

Gua : Leo.

Jadi semalam, gua main hp gua kan. Tadinya mau kabur. Tapi gimana ya, gaenak aja. Eh, gua keluar kan tuh dari rumah. Terus, gua denger suara dari dalem rumah. Akhirnya gua masuk lagi.

Ternyata, Virgin lagi ngingau. Ya, gua ketawa terbahak-bahak. Virgin langsung meluk gua sambil nutup matanya terus bilang :

"Leo, mana muka lu! Pengen gua hajar!", Kata Virgin sambil melayangkan tangannya.

"Pfft"

"Tawa?", Kata Virgin yang masih menutup matanya.

"Hadehh", Kata gua langsung ngangkat badanya.

"Woi, turuniiiieeennn", Kata Virgin sambil bergeliat-geliut.

Akhirnya gua baringin dia di tempat tidur gua. Baru pertama kali liat Virgin begini. Tadinya gua mau keluar, gua langsung di pegang lengan bajunya.

"Sini", Kata Virgin yang masih menutup matanya.

Yaudahkan, gua ikutin. Taunya, dia pegang pala gua terus deketin dideket hidungnya. Dan bilang :

"Jangan keluar, awaas", Katanya.

"Iya Vir..".

Terus, gua gasengaja nginjek sesuatu yang mau berdiri. Pas jatohnya pas banget kena palanya Virgin. Pas gua buka mata, bibir gua udah di kening dia. Gua syok disitu, bener-bener syok.

---

"Napa vir?", Kata Leo santai.

"Ga gaaa", Kataku membuang muka dan menutup muka.

"Muka lu ngapa Vir? Eh iya, gua kan  semalem gak keluar ni! Jadi, ada hukumannya buat lu"

"Lah lah apa apaan, bagus lah kalo lu gak keluar, eh tapi kan lu ada niatan buat keluar!", Kataku tidak adil.

"Ih! Sekali aja apa Vir.. Malem-malem tapi"

"Dih, gua gamau"

"Ayolah..", Kata Leo manja.

"Ish! Yaudah yaudah"

"Yey! Mau kan? Yey!", Kata Leo girang.

"Ada apaan ni? Berisik banget"

Dari suaranya.. Sudah pasti! Aku langsung nengok kebelakangku.

"Kenzo", Kata Leo langsung merendahkan suaranya. Yang tadinya senang, jadi sangar.

"Masuk, udah belajar tau. Ngobrol aja. Ini lagi, Waketos masa telat sih. Bukannya bantuin gua gitu", Kata Kenzo dengan suara dinginnya.

"Yaudah deh Leo, gua masuk dulu ya", Kataku pamit.

"Et, gabisa gitu.", Kata Kenzo dengan suara yang dingin sambil menatap Leo. "harus ada hukumannya karena telat masuk kelas.", Kata Kenzo memunculkan senyuman licik.

'Mampus', Pikirku.

Ya, aku berdiri di tengah lapangan yang besar sekali sambil hormat ke bendera. Aku benar-benar malu. Ada siswa/siswi yang ke toilet dan itu mereka melihat ke arahku. Terik-terik gini benar-benar bikin aku terbakar.

"Hoi! Vir, lu gapapa?"

"Hah? Gapapa kok"

"Muka lu pucet tuh! Ke UKS aja"

"Gausah, ini hukuman gua dari ketos", Kataku tersenyum.

"Yakin? Udah 1jam lewat lho. Lu jadi bahan tontonan orang"

"Gapapa gapapa, gua kuat kok bro"

"Gua gaenak ini Vir, ayo ikut gua"

"Gapapa Ryu, ini hukuman gua"

"Ngapain disitu Ryu? Pergi", Kata Kenzo dengan suara dinginnya.

Ryu tidak diam, dia langsung menghampiri Kenzo. Padahal ngapain dia deketin Kenzo. Bisa-bisa dia kena masalah.

"Ngapain? Ngelawan? Ni pukul", Kata Kenzo memalingkan wajahnya yang siap di pukul.

"Keterlaluan", Kata Ryu tangannya yang hampir mengenai pipi Kenzo.

"Udah", Kata dia sambil memegang tangan Ryu.

"Lepasin!", Kata Ryu melepaskan tangannya.

"Ngapain disini?", Kata Kenzo.

"Gua mau jemput Virgin"

"Udah lu gausah kayak Ryu dah Yo"

"Keterlaluan amat si lu Ken, kenapa gak gua aja yang di hukum? Hah?!!!", Kata Leo keras.

Kenzo melayangkan pukulannya ke muka Leo. Yang melihat kaget kalau Kenzo memukul Leo.

"Gua gaada urusan sama lu Yo, lu waketos. Harusnya lu berterima kasih sama gua karena udah nyelametin lu. Ngapain sih rebutin satu orang cewe gateladan, miskin, dibayarin doang", Kata Kenzo dingin.

Aku yang disitu menahan air mataku agar tidak keluar. Aku gak sengaja liat kalau disitu ada Mayu yang hanya menonton. Kenapa dia gak membantu?

Kenzo melangkah mendekatikku. Lalu dia berbisik di dekat telingaku.

"Jangan harap, lu bakal lepas dari masalah gua", Kata Kenzo berbisik di telingaku.

Saat aku di bisikkan seperti itu, aku merasakan di udara mulutnya dingin. Benar-benar dingin.

BERSAMBUNG.

Good Bye friends.

Vote, Baca, Vote, Bacaヽ(*⌒∇⌒*)ノ

Prince Of ICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang