//19

1.4K 116 2
                                    

Bukan aku yang mengilhami hubungan kita, tapi bagaimana cara Tuhan mempertemukan kita nanti. Mungkin bisa dikatakan bahwa kita berjodoh

^^
Setelah seminggu lamanya (Namakamu) berada di Rumah sakit dan Pria misterius yang selalu datang dan menemani (Namakamu). Akhirnya ia dapat merasakan kehangatan kamar milik- nya kembali. Ia mulai merebahkan badannya keatas kasur

"Ahhh kasur kesayangan, nyaman kali lah kau ni. Aku rindu haha" Badannya mulai berguling ke kanan dan ke kiri

"(Np) wooy buka" Sudah pasti bahwa itu suara abang- nya yang mengetuk pintu.

"Sabar sat" (Namakamu) membukakan pintu disertai dengan pukulan ke lengan Dika

"Apaan sih lo main tonjok- tonjok aja ntar gua sakit lo kangen lagi ama gue" Ucapnya sambil terkekeh geli

"Elahh lo mati gua juga gapapa! kaga ada yang kangen ama lo oneng" Ketus (Namakamu) dan kembali merebahkan diri keatas kasur

"Masi gue pantau blom gue sleding" Dika berjalan ke arah kasur (Namakamu) dan duduk dipinggir- nya "(Np) selama gue gaada di Rumah sakit, lo ditemenin siapa?"

"Ha? apa lo bilang? kaga denger gue ulang- ulang"

"Sabar yaalla. Selama lo di rs lo ditemenin siapa sat!" Teriak Dika tepat di kuping (Namakamu)

"Kampret sante woy!" (Namakamu) mengusap telinga- nya

"Hehe" Dika memperlihatkan deretan gigi miliknya

"Serem lo. Pertanyaan lo tadi gue jawab kadang ya raply ke rs trus temen- temen gue SMA yang sekelas ama gue trus pans- pans gue juga. Oh ya satu lagi ada satu orang yang gue gakenal cowo orangnya"

"Ha? cowo? masak iya si mumtaz kesono tapi (Namakamu) bilang gakenal tuh cowo" Batin Dika

"Woi sat lo ngape ngalamun?" (Namakamu) melambaikan tangan di depan muka Dika

"Hah? Apa- apa. Ga ga kenapa- kenapa"

"Hm serah lo" (Namakamu) mulai memejamkan matanya sebentar. Terkadang saat ia memejamkan matanya ada sebuah alur crita yang berputar di otak- nya. Tapi sampai sekarang ia sendiri tidak tahu apa alur ceritanya pada masa dulu.

"(Np) pergi yok ke Bali gue bosen anjir di Jakarta trus"

Dengan gerakan cepat (Namakamu) mulai bangkit agar dapat berposisi duduk "Hah? seriusan lo bang? Gua mah gass polll"

"Ye giliran diajak jalan- jalan lo nomer satu. Dasar!" Dika mulai mengacak rambut (Namakamu)

"Biarin lahh. Gue kan butuh vitamin sea"

"(Np) gue mau tanya sama lo sehal" Dika menatap tajam ke arah mata (Namakamu) saat itu juga

"Apaan sat? Sante dulu"

"Lo kenal mumtaz?"

(Namakamu) membelakkan matanya saat itu juga. Mumtaz? Hah? siapa nama yang disebut Abang- nya itu. Sebentar- sebentar ia merasa bahwa nama itu familiar di telinganya. Tiba- tiba ia teringat akan suatu hal.

Muser 🆔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang