[DAY6] Wonpil

3.1K 257 14
                                    

***
Tittle: Family Meeting
Words count: 1165
Author note(s): × YAAAYYY!! finally my brain can produce something longer. Proud.
×Kalimat bergaris miring ceritanya bahasa Korea atau Inggris
× Kalimat bergaris miring dan bercetak tebal merupakan isi hati karakter
***

"Iya ma, aku pasti pulang, kok. Lagian waktunya pas aku lagi dapet libur kan,"

"Hmmm... Aku usahain, ya? Aku gak enak ngajaknya. Apalagi ke luar negeri. Takut jadinya malah ngerepotin,"

"Okay, ma. Love you too. Byee,"

Itu barusan dari ibumu yang memberi tahu kalau bulan depan sepupu dekatmu akan menikah. Kebetulan bulan depan kuliahmu sudah libur jadi kamu bisa pulang ke kampung halamanmu, Jakarta, Indonesia.

"Baby where- ah, here you are." seseorang memelukmu dari belakang membuatmu sedikit berjengit terkejut. Mungkin karena kamu terlalu fokus menelfon ibumu jadi kamu tidak menyadari kehadirannya di rumahmu. Kim Wonpil menyadari keterkejutanmu.

"Kok kamu kaget aku datang?" tanyanya bingung.

"Aku barusan habis telfonan sama eomma, jadi nggak dengar kamu buka pintu," terangmu. Wonpil hanya mengangguk kemudian menaruh kepalanya di pundakmu. Kamu mengusap rambutnya lembut membuatnya memejamkan matanya.

"Nyaman. Jadi malas pergi," ucapnya.

"Iiihh, kan udah janji mau temanin ke toko buku!" sungutmu. Wonpil tertawa pelan.

"Oke. Ampun, princess. Mau berangkat sekarang?"

Kamu mengangguk kemudian Wonpil menggandengmu menuju mobilnya.

Di mobil, kamu kepikiran permintaan orangtuamu untuk mengajak Wonpil datang ke pernikahan sepupumu di Jakarta. Seperti yang kamu bilang tadi, kamu gak enak hati memintanya. Banyak faktor yang menurutmu akan merepotkan Wonpil. Pertama, perjalanannya jauh dan sebagai public figure terkenal tentulah Wonpil tak bisa sembarangan bepergian jauh, apalagi ke luar negeri dan tanpa manager. Ia harus mengurus perijinan yang pasti akan cukup rumit.

Kedua, Wonpil pasti akan kaget bertemu seluruh keluarga besarmu. Mulai dari kakek-nenek sampai sepupu jauhmu dari pulau sebrang pun pasti akan hadir disana. Sudah terbayang di kepalamu mereka akan bertanya macam-macam dan menjadikan Wonpil pusat perhatian, mengingat Wonpil bukan orang pribumi. Hal itu membuat rasa tak enakmu semakin besar.

Tapi apa boleh buat? Ibu dan ayahmu yang meminta. Meski sudah sering melihat Wonpil lewat video call, namun mereka ingin tahu langsung seperti apa sosok yang mengencani putrinya selama dua tahun belakangan ini. Apalagi Wonpil terlihat sangat serius denganmu. Tentulah orang tua dan saudara-saudaramu ingin bertemu secara langsung.

Sebenarnya, kalian sudah berpacaran lebih dari dua tahun, tapi rasa tak enak hati itu masih sering menghinggapimu saat akan meminta sesuatu pada Wonpil. Mungkin karena Wonpil selalu berusaha untuk menuruti semua permintaanmu sebaik mugkin, meski kadang itu menyulitkan dirinya sendiri.

Tenggelam dalam pemikiranmu, kamu sampai tak sadar kalau mobil Wonpil sudah terparkir di basement sebuah Mall. Pria itu kini menatapmu khawatir.

"Kamu kenapa, sih? Dari tadi diam terus. Aku bertanya juga gak di jawab," Wonpil menggembungkan pipinya, kebiasaannya saat kesal atau khawatir. Membuatmu gemas sendiri kemudian mencuri cium pipinya yang menggembung.

"Gak apa-apa, kok. Maaf ya aku gak tanggapin kamu," ucapmu. "Yuk, ah turun,"

Selama di Mall pun kamu tak bisa menahan pikiranmu yang sibuk menyusun kata-kata yang pas untuk bertanya pada Wonpil. Kamu sampai beberapa kali nyaris menabrak entah dinding maupun orang. Membuat Wonpil akhirnya menghentikan langkahnya tepat di depanmu. Matanya kini menatapmu penuh kekhawatiran. Tangannya yang tadi menggenggam tanganmu kini beralih ke pundakmu.

DAY6 and GOT7 IMAGINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang