[DAY6] Wonpil

1.6K 143 9
                                    

Title: Kating
Words: 855
A/N: × AKHIRNYA UPDATE LAGI HIYAA maaf ya lama. Semoga masih ada yang nunggu. Semoga masih ada yang baca.
× Foto yang di media bukan punyaku yaa. Credit to owner. Waktu itu save dari Twitter tapi aku lupa usernamenya:( kalau ada yang merasa punya langsung message aku aja, ya! Nanti usernamemu aku cantumin disini hihihi terimakasih xxx

*****

"Sekian rapat hari ini. Makasih yang udah nyempetin buat dateng walaupun mendadak. Selamat malam."

Kamu menghela napas lega saat Kim Wonpil, kakak tingkat sekaligus kepala divisi, mengakhiri rapat dadakan yang lumayan memangkas waktu istirahatmu. Nasib jadi anggota divisi alias kroco di organisasi kampus, rapat kapanpun harus siap. Menjelang akhir masa jabatan seperti ini semua program kerja dipadatkan supaya terlaksana semua. Ditambah lagi divisimu jadi divisi yang lumayan penting dalam struktur.

Kamu terlalu asik merapihkan kertas dan alat tulis yang tadi kamu gunakan untuk mencatat hasil rapat dan menyusun ulang isi tas mu hingga tanpa sadar kamu jadi yang terakhir keluar dari ruang sekretariat. Teman-temanmu sudah berlalu duluan. Mungkin, semua orang ingin segera sampai di rumah karena sekarang juga sudah lumayan malam.

"Udah selesai?"

Kamu menoleh pada Wonpil yang ternyata masih bersandar  di depan pintu sembari memperhatikanmu merapihkan barang-barangmu. Dia sendiri sudah sangat siap pulang. Jaketnya yang tadi disampirkan di kursi sudah dipakai dengan ransel hitam di punggungnya. Kamu baru ingat kalau dia yang harus mengunci pintu ruang sekretariat. Jelas saja dia menunggui kamu.

"Eh, maaf kak nungguin lama," ujarmu lalu buru-buru keluar dari sekretariat.

"Gak apa-apa, santai aja. Btw kamu pulang naik apa?" tanyanya sembari mengunci pintu.

"Naik ojek online, kak."

"Udah malem gini, loh. Saya anter aja, yuk?"

Kamu kaget atas tawaran mendadak kakak tingkat ganteng incaran satu fakultas ini.

"Aduh, kak, ngerepotin banget ah. Gak usah makasih," tolakmu halus. Wonpil terkekeh.

Aduh, manis banget kak.

"Gak ngerepotin, kok. Sekalian bentuk tanggung jawab karena saya bikin rapat mendadak sampe malem gini."

"Ehm, kalo gak ngerepotin boleh deh, kak," jawabmu akhirnya.

"Tapi saya parkirnya agak jauh gak apa-apa, ya?"

"Gak apa-apa, kak."

Kamu dan Wonpil berjalan bersisian menuju parkiran. Selama itu kalian mengobrol mengenai banyak hal. Walaupun berada dalam satu divisi yang sama tapi kamu dan Wonpil tidak pernah membicarakan banyak hal selayaknya teman seperti sekarang ini. Kamu memang dasarnya pendiam dan sungkan sama Wonpil. Ternyata, banyak hal-hal unik yang baru kamu pelajari dari Wonpil. Kalian langsung cocok dan nyambung ketika ngobrol.

"Dek, kamu buru-buru mau pulang, gak?" tanya Wonpil.

"Enggak, kok kak. Kenapa?"

"Kalau temenin saya makan dulu mau gak?"

Entah keberuntungan darimana kamu bukan hanya sekedar diantar pulang tapi bisa makan berdua dengan Kim Wonpil. Tentu saja tawarannya langsung kamu terima tanpa pikir panjang. Kapan lagi, ya kan?

Wonpil memutuskan untuk membawamu ke sebuah warung makan nasi goreng yang lumayan ramai. Walaupun kamu sudah menolak buat dibelikan tapi bukan Wonpil namanya kalau gak berhasil maksa kamu untuk menerima traktirannya. Sejujurnya kamu agak kaget atas kebaikannya hari ini yang terasa mendadak. Tapi kamu senang.

Bisa-bisa aku baper kalau diginiin terus, duh...

Motor Wonpil berhenti di depan pagar kosanmu. Dalam hati kamu menyayangkan karena waktumu bersama Wonpil sudah habis. Kamu tidak mau banyak berharap akan ada lain kali momen seperti ini.

"Makasih banyak ya, kak. Udah tadi nungguin saya beresin tas, traktir nasi goreng, terus nganterin pulang juga lagi. Maaf saya ngerepotin banget," ujarmu.

"Santai aja, dek. Aku yang makasih udah ditemenin makan padahal kamu pasti capek. Maaf kamu jadi pulangnya larut malem gini. Gak dimarahin ibu kos, kan?" candanya.

"Nggak kok, kak. Saya gak capek malah seneng jalan-jalan sama kakak," sahutmu. Namun sedetik kemudian kamu membekap mulutmu. Gak seharusnya kamu ngomong gitu. Nanti dia ngira kamu naksir dia, lagi.

Walaupun emang iya, sih. Siapa yang gak jatuh cinta sama si paket lengkap Kim Wonpil? Ganteng, aktif organisasi, berwibawa, anak band pula. Suaranya gak main-main. Sekampung bisa langsung naksir sekali denger Wonpil nyanyi.

Di luar dugaanmu, Wonpil terkekeh, "Kamu lucu banget, ya. By the way, boleh gak gausah pake saya saya gitu? Kaku banget kesannya. Padahal kita udah kenal setahun lebih."

Aduh, jangan dipuji gitu, kak. Nanti saya makin naksir.

"Tapi saya sungkan, kak. Kan kak Wonpil ketua divisi."

"Kalau saya ganti status dari ketua divisi jadi gebetan kamu... Boleh, nggak?"

"Hah? Gimana, kak???"

Kamu bingung. Kok bisa-bisanya seorang Kim Wonpil minta jadi gebetan kamu. Padahal selama ini kamu gak berani suka lebih jauh sama Wonpil karena sadar diri. Dia jauh dari jangkauanmu.

Tapi hari ini malah dia sendiri yang minta untuk jadi gebetan kamu.

"Sebenernya aku udah lama perhatiin kamu. Yah, gak bisa dijelasin juga sih kenapa bisa, yang jelas aku suka sama kamu. Gak apa-apa, kan?"

Kamu terdiam beberapa saat. Bingung harus jawab apa. Seorang Kim Wonpil baru saja menyatakan perasaannya padamu.

Melihat kamu hanya diam saja, Wonpil jadi salah tingkah, "Terlalu mendadak, ya?"

"Ehm, i–iya, kak. Sa–aku bingung mau jawab apa. Bukannya aku gak suka juga sama kakak, cuma..."

"Gapapa, kamu gak harus bales perasaan aku sekarang, kok. Lagi pula kita baru ngobrol banyak hari ini. Aku paham kamu pasti butuh waktu buat kenal aku lebih banyak. Tapi, boleh kan aku usaha buat dapatin kamu?"

Malu-malu, kamu mengangguk. Senyuman lebar tercetak di wajah Kim Wonpil. Tangannya bergerak mengacak rambutmu.

"Udah malem. Gih, sana masuk. Aku pulang dulu, ya," pamitnya. Kamu mengangguk, kemudian menunggu sampai motornya menghilang di balik persimpangan.

Keesokan paginya, kamu bangun dengan sebuah bunga di depan pintu kamarmu.

Tidak ada nama di bunganya tapi kamu tau siapa yang mengirim karena di ponselmu ada sebuah pesan:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada nama di bunganya tapi kamu tau siapa yang mengirim karena di ponselmu ada sebuah pesan:

Tidak ada nama di bunganya tapi kamu tau siapa yang mengirim karena di ponselmu ada sebuah pesan:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DAY6 and GOT7 IMAGINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang