[GOT7] Mark

4.1K 287 8
                                    

***
Title: Serius.
Words count: 822
Author note(s): -
***

[LINE]

Mark-eu:
Siap-siap, ya. Lima menit lagi aku otw rumah kamu

You:
Okay

Kamu mematut diri di depan cermin memastikan penampilanmu sudah pas. Setelah itu, kamu segera menunggu Mark di ruang tamu. Hari ini kamu akan menghadiri pernikahan salah satu teman dekat Mark, maka dari itu kamu sedikit berdandan lebih dari biasanya. 

Tak lama kemudian Mark sudah berada di pintu rumahmu. Kamu pun membukanya untuk Mark. Begitu melihatmu, Mark langsung mencium pipimu.

“Cantik banget, deh. Pacar siapa, sih?” Goda Mark yang membuat pipimu bersemu. Kamu memukul lengannya pelan. 

“Genit banget cium-cium!” Omelmu, padahal dalam hati kamu sangat senang. Mark dan kamu kemudian pamit pada orang tuamu dan segera berangkat.

Sampai disana, kamu dan Mark langsung memberi ucapan selamat pada mempelai.

“Selamat ya, Bro!”

“Yoi, Thanks ya udah dateng. Lo kapan nyusul?”

“Doain secepatnya, ya.” Itu jawaban darimu. Kamu melihat raut wajah Mark sedikit terkejut namun ia berusaha menyembunyikannya. Teman Mark tertawa.

“Tuh, bro, kode tuuh. Buruan legalin deh,” canda teman Mark yang hanya dibalas tawa hambar oleh Mark. Kalian kemudian menemui teman Mark yang lain. Banyak dari teman Mark yang sudah punya momongan.

Sebetulnya, kamu selalu iri pada teman-temanmu dan Mark yang sudah menikah bahkan beberapa sudah punya momongan. Kamu sering kali menyinggung pembiacaraan tentang pernikahan namun Mark selalu mengalihkan pembiacaraan yang membuatmu jadi tak enak hati. Padahal, bulan depan kalian akan ber-anniversary yang ke 5. Menurutmu itu waktu yang cukup untuk membuktikan keseriusan Mark. Ditambah lagi, usia kalian sudah lebih dari cukup untuk menikah.

Sepanjang acara, banyak dari teman Mark yang mendoakan kalian untuk segera menyusul mereka menikah. Namun, semuanya hanya dibalas tawa oleh Mark. Kamu jadi bertanya-tanya tentang keseriusan Mark padamu.

Kini kalian berada di mobil menuju ke mall. Mark mengajakmu menonton sepulang dari acara.

“Eh, tadi anaknya Joyeon gemes banget, ya? Pengen, deh, punya anak selucu itu,” ujarmu memancing pembiacaraan.

“Lucuan juga aku,” sahut Mark datar membuatmu agak kesal. Namun, kamu belum menyerah. 

“Kalau nikah nanti, kamu mau punya anak berapa?” Tanyamu.

“Hmmm nggak tahu, deh.” 

“Kok nggak tahu? Memangnya kamu nggak ada rencana nikah?”

“Punya anak berapa aja bebas, sih.”

Jawaban Mark yang terkesan asal membuat moodmu jadi jelek. Kamu jadi tidak ingin nonton lagi. Kamu ingin segera pulang dan menangis di rumah.

“Aku mau pulang. Gak mau nonton.” Ujarmu ketus.

Mark terkejut dan meminggirkan mobilnya. “Kenapa? Kok tiba-tiba?”

“Aku gak enak badan.” jawabmu, masih mempertahankan nada jutekmu. Mark kemudian memutar arah ke rumah sesuai permintaanmu. Bukannya senang, kamu malah tambah kesal karena Mark seolah tidak menyadari kekesalanmu.

Mobil Mark kini berhenti depan rumahmu.

"Jangan hubungin aku dulu buat beberapa hari!" katamu pada Mark sebelum turun meninggalkan mobilnya. Namun, saat kamu hendak turun, tangan Mark menahanmu. Mark kembali menutup pintumu dan menarikmu untuk menghadapnya. Kamu menunduk.

"Kamu kenapa? Jelasin salahku, aku gak paham kalo kamu kayak gini." pinta Mark, kini dengan nada yang serius. Kamu menggeleng, berusaha melepaskan tanganmu dari genggaman Mark. Tapi Mark malah menarik wajahmu agar menatapnya.

"Jelasin letak salahku, lalu kita lurusin bareng-bareng. Hm?" bujuk Mark halus. Kalau sudah begini, pertahananmu untuk mendiamkan  Mark jadi runtuh.

“KAMU TUH SERIUS NGGAK SIH SAMA AKU?!” jeritmu akhirnya. Air mata yang sedari tadi kamu tahan ikut tumpah bersamaan dengan emosimu. Kamu bukan orang yang mudah menangis apalagi di hadapan Mark. Namun, kekesalanmu sudah memuncak.

"Aku serius sama kamu, (Y/N)." jawab Mark. Namun, kamu meragukannya.

"Mana buktinya kamu serius sama aku?! Kita udah hampir 5 tahun pacaran, tapi gak sekalipun kamu mau bicarain pernikahan! Kamu selalu hindarin topik itu! Kamu mau nikah sama aku nggak, sih?!"

Mark menghela nafas kasar. Rupanya ia juga sedang menahan kesal. "Aku, bener-bener serius sama kamu. Aku mau nikah sama kamu. Aku lagi nyicil rumah buat kita tinggalin berdua nanti. Aku lagi nabung untuk wujudin pernikahan impian kamu yang katamu harus di pinggir pantai di Raja Ampat dan untuk kehidupan kita setelah nikah. Aku juga lagi pesen cincin lamaran sama cincin nikah buat kamu. Aku..."

Mark berhenti untuk menghapus air matamu yang tanpa sadar semakin banjir itu. Ia menarik nafas dalam, kemudian melanjutkan. "Mau lamar kamu saat anniversary ke 5 bulan depan. Aku udah reservasi di restaurant kesukaan kamu. Aku cuma butuh waktu sedikit lagi.  Boleh, kan?"

Mendengar semua penjelasan Mark, kamu langsung menghambur ke dalam pelukan Mark.

"Maafin aku udah mikirin hal buruk soal kamu... Aku kira kamu gak mau nikah sama aku. Aku ga tau kalau kamu inget sama semua keinginan aku... Maafin aku... Harusnya jadi surprise tapi aku malah ngancurin rencana kamu. Maafin aku..." ujarmu disela-sela isak tangis hebatmu. Mark mengusap kepalamu membuatmu lebih tenang dan tangismu mereda.

"Hey, it's okay. Aku kesel, sih, rencana aku jadi gagal. Tapi sekarang aku udah tau kamu gak bakal nolak lamaran aku, jadi aku gak deg-degan lagi, deh," jawab Mark enteng. Kamu mencubit pinggangnya membuatnya mengaduh dan kamu tertawa.

"Nah, gitu dong, ketawa. Jangan nangis, aku gak suka," Mark menghapus sisa air matamu, kemudian menarik wajahmu mendekat dan menciummu.

-End-

AUTHOR AMBYAR.

DAY6 and GOT7 IMAGINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang