[GOT7] Bambam

1.5K 126 5
                                    


TITLE: Guilty

Words: 917

A/N: mention of sexual harrasment (?)

HAAAIIII! Apa kabar kalian? AKU KANGEN KALIAN HUHU! Semoga kalian selalu sehat, ya! Nih aku kasih update buat ngehalu hihihi. Semoga feelnya dapet. Enjoy~

*****

Kamu baru saja menyelesaikan kelas sore. Sejak di dalam kelas ponselmu terus menyala menandakan notifikasi masuk. Kamu melihat pesan masuk di ponselmu. Sebagian besar—benar-benar besar, dua puluh tujuh pesan— adalah dari pacarmu yang akhir-akhir ini jadi lebih protektif. Menanyakan jam berapa kamu akan pulang, dengan siapa kamu akan pulang, daann serangkaian pertanyaan lainnya. Sikapnya berubah semenjak bulan lalu Bambam menemukan hobi baru: membaca berita.

Memang, sih, baca berita itu bagus. Jadi tahu banyak informasi dan perkembangan dunia saat ini. Tapi, yang dibaca Bambam bukan berita semacam gossip panas artis papan atas atau perkembangans teknologi dan sains, tapi lebih banyak berita kriminal. Secara gak langsung itu mempengaruhi persepsinya tentang keamanan, dan kamu jadi dilarang untuk pergi sendirian apalagi dengan kendaraan umum.

Kamu paham maksudnya Bambam agar kamu tidak celaka. Tapi kekhawatirannya justru terasa mengekangmu. Seperti kejadian hari ini saat kamu pamit untuk mengerjakan tugas di rumah temanmu. Karena dia tidak bisa mengantar, dia benar-benar memastikan kalau kamu pergi dengan teman-temanmu, tidak sendiri. Kamu harus video call ditengah perjalanan menuju stasiun KTX untuk meyakinkannya, yang mana sedikit merepotkan. Bahkan teman-temanmu sampai heran melihatmu mengenalkan mereka pada Bambam satu persatu. Padahal biasanya hal itu sangat dihindari karena Bambam adalah seorang idol yang tidak bisa sembarangan dipamerkan pada orang-orang.

Pukul setengah sepuluh malam kamu baru berhasil menyelesaikan tugas kelompok. Bambam sudah membombardir pesanmu sejak pukul delapan tadi. Kamu bahkan sampai terpaksa mematikan ponsel agar dia tidak menelponmu terus.

Usai berpamitan kamu bergegas menuju stasiun KTX terdekat. Tidak ada temanmu yang rumahnya searah jadi kamu pulang sendiri. Tapi, Bambam janji akan menjemputmu di stasiun tempat kamu turun nanti.

Kira-kira dua puluh menit kemudian kamu sudah tiba di stasiun tujuanmu. Kamu melirik ke sekeliling tapi tidak melihat ada Bambam. Kamu mencoba menghubungi ponselnya tapi tidak diangkat. Pesan-pesanmu juga tidak dibalas. Entah kemana pacarmu itu. Mungkin saja ponselnya mati karena lupa diisi daya.

Kamu sebetulnya kepikiran untuk tinggalin saja Bambam dan pulang sendiri ke rumah. Tapi janji adalah janji, jadi kamu tetap menunggu. Takut kalau Bambam tiba-tiba menjemput. Kasihan, kan?

Lebih dari setengah jam kamu berdiri disana menunggu Bambam tapi tidak ada tanda-tanda ia akan muncul. Stasiun kini mulai sepi. Bahkan orang-orang yang tadi satu kereta denganmu sudah tidak ada. Hanya ada beberapa petugas kebersihan.

Lelah dan kesal, kamu akhirnya memutuskan untuk meninggalkan stasiun. Berjalan sendiri menuju perumahanmu. Melewati di daerah pertokoan yang sudah tutup, kamu merasa ada orang yang mengikuti dari belakang. Mendadak pikiranmu jadi macam-macam. Derap kaki yang terdengar tidak satu tapi beberapa. Kamu tidak berani menoleh, justru kamu mempercepat langkahmu.

"Hey, cewek cakep. Mau kemana sih buru-buru banget?"

"Sini lah, kita senang-senang bentar."

"Bodynya oke juga kalo diliat-liat."

Padahal niatmu merajuk pada Bambam tapi keadaan mendesakmu untuk menghubunginnya sekali lagi. Saat ini yang terlintas di kepalamu untuk dimintai bantuan hanya Bambam. Keberuntungan berpihak padamu, Bambam kali ini menjawab telfonmu.

"Bam sumpah aku takut. Ada beberapa cowok ngikutin aku daritadi. Catcalling juga. Kamu dimana? Please jemput aku," ujarmu langsung tanpa menunggu sahutan dari Bambam.

"Kamu sekarang cari minimarket terdekat habis itu share location ke aku. Tunggu di dalem minimarketnya. Jangan tunggu di luar. Aku kesana sekarang. Jangan matiin telfon ini sampe aku nemuin kamu. Please stay safe."

Mereka nyaris berhasil meraih tanganmu tapi kamu keburu lari sekencang yang kamu bisa. Dalam hati bersyukur kamu adalah mantan atlit soft ball semasa SMA. Sialnya, mereka bukannya meninggalkanmu malah ikut mengejarmu. 

Kamu akhirnya menemukan minimarket yang masih buka. Kamu langsung masuk ke dalam. Mereka tidak berani ikut masuk karena di minimarket tersebut ada CCTV dan juga beberapa orang yang sedang makan. Begitu mereka menjauh, barulah kamu berani melihat siapa yang mengikutimu sejak tadi. Itu sekelompok berandal yang beberapa kali sudah masuk berita karena kasus yang berbeda-beda. Jujur, rasanya kamu rasanya mau nangis mengalami peristiwa barusan. Kamu takut luar biasa. Kamu juga merasa direndahkan dengan ucapan-ucapan tak senonoh para pemuda tadi. 

Dan Bambam benar-benar tidak mematikan telfonnya sampai dia tiba di minimarket. Begitu melihat figurnya, kamu langsung menghambur dan menangis di pelukannya. Bambam balas memelukmu erat, benar-benar erat, sembari menggumamkan 'I am sorry' berulang-ulang dengan nada setengah berbisik. 

Mungkin orang-orang melihatmu dan Bambam menganggap dramatis atau lebay. Tapi bagimu, kamu belum pernah merasa selega ini bertemu Bambam. Kejadian tadi benar-benar membuatmu terkejut sekaligus takut. Setelah kalian berdua tenang, Bambam memutuskan untuk mengantarmu pulang. 

Bambam merasa sangat bersalah. Sejak tadi ia terus-terusan minta maaf dan menyalahkan dirinya.

"Harusnya aku gak ketiduran harusnya aku jemput kamu langsung."

"I am so sorry. I am really really really sorry, sayang."

"Aku yang cerewetin kamu buat jaga diri tapi malah aku juga yang bikin kamu kena kejadian gak ngenakin kayak tadi. Aku bodoh banget sumpah."

"Maaf banget, Y/N. Maaf."

"Sumpaahh kenapa dah aku bisa seceroboh itu???"

"Bisa-bisanya dahh apa yang selalu aku peringatin ke kamu kejadian beneran?! Sumpah, udah gila ini dunia. Harusnya aku lebih prepared."

Kamu meraih tangan kirinya yang bebas dari setir, kemudian mengecupnya beberapa kali dan menggenggamnya erat. Berusaha menyalurkan ketenangan padanya. Gak tega juga lihat dia terus-terusan salahin dirinya.

"It's okay, sayang. Kejadian tadi bukan salahmu, oke? Dan paling penting, aku gak kenapa-napa, kan?" ujarmu lembut. 

"Tapi kalau aku gak ketiduran, aku bisa jemput kamu tepat waktu tanpa harus kamu diganggu berandalan itu, kan."

"Hey, aku ngerti kok kamu pasti capek banget. Kamu baru pulang dari US tadi pagi. Pasti masih jetlag, kan?" kamu mengusap bahunya. "Kita berdua masih kaget banget, Bam. But we will get over this soon. Okay?" sambungmu lagi. Dia mengangguk. Bahunya melunak. Begitu mobilnya terparkir di depan rumahmu, dia meraih kepalamu dan menciumi rambutmu. Kecupannya turun ke keningmu lalu ke hidungmu.

Terakhir, Bambam melumat bibirmu lembut. Mencari ketenangan diantara ciuman kalian. Kamu tersenyum. Dia juga.

"Bam, kamu gak mau nginep aja?"

DAY6 and GOT7 IMAGINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang