02 ~ Gadis tidak waras

1.2K 134 16
                                    

Sinar mentari memasuki celah celah gorden berwarna putih bersih membuat tidur seorang gadis berambut abu abu terganggu. Dia adalah Valia.

Tapi tunggu-

Sejak kapan gorden kamarnya berwarna putih? Bukannya terakhir kali bibi Do menggantinya dengan warna baby blue bercorak awan?

Dan bed cover nya berwarna putih juga? Seingatnya tempat tidurnya menggunakan bed cover hitam dengan motif lambang boygroup EXO.

Menyadari fakta bahwa ini bukanlah kamarnya, ia langsung memasang alarm siaga. Valia menundukkan kepalanya untuk melihat pakaian apa yang dipakainya sekarang. Ia bersyukur pakaian itu masih sama seperti terakhir kali ia pakai.

Tapi yang jadi masalah, kenapa ia bisa disini? Dan di mana ia sekarang?

Di tengah lamunannya, tiba tiba pintu terbuka disusul suara tapak kaki yang melangkah mendekatinya.

"Oh, kau sudah sadar?" Itu suara seorang laki laki.

Valia segera menoleh ke arah sumber suara dan terperangah akan apa yang dilihatnya.

"Bagaimana perasaanmu?"

Batinnya terus menyangkal apa yang dilihat matanya. 'Aku pasti berkhayal. Aku pasti berkhayal. Aku pasti ber-'

"Kenapa diam saja? Apa ada yang sakit?"

"Kau... siapa?" Bukannya menjawab, Valia malah balas bertanya.

"Perkenalkan, Aku Frankenstein, kepala sekolah Yeran High school."

1 detik..

2 detik..

3 detik..

4 detik..

"Kau bercanda?" Dan di detik kelima ia bersuara.

Pria yang -katanya- bernama Frankenstain itu menaikkan sebelah alisnya bingung.

'Tampan. Oke, sadar Val. Dia itu penipu dan dia adalah penculik.'

"Apa wajahku ini terlihat bercanda?" Pria itu menunjuk kearah wajahnya sendiri.

Melihat wajah si pria yang menunjukkan keseriusan membuat Valia semakin merasa gelisah.

"Kau kan tidak nyata." Valia masih berusaha menyangkal.

"Aku? Tidak nyata?"

Pria itu berjalan mendekat kearahku dengan wajah seriusnya -yang jujur, hal itu membuat Valia takut. Pria itu semakin mendekat yang membuatnya reflek mundur.

"Kenapa kau berpikir aku tidak nyata?" Tanya pria itu dengan wajah yang berjarak 15 cm saja dari wajahnya. Seketika wajah Valia memanas mengingat besarnya -atau bisa dibilang kecilnya- jarak diantara mereka.

"I-itu... itu karena... k-karena..."

Puk!

Valia berjengkit begitu merasakan sebuah telapak tangan yang menyentuh lengannya. Dan itu nyata. Bisa kalian bayangkan, ini nyata! Dia dapat menyentuh- ralat, dia dapat disentuh oleh tokoh komik online! Batinnya terus berteriak mengatakan bahwa yang dialaminya sekarang adalah mimpi.

"Apa sentuhan ini tak nyata?" Pertanyaan pria di hadapannya barusan membuatnya kembali tersadar.

"K-kalau begitu... aku pasti bermimpi!" Valia masih berusaha menyangkal sembari mengalihkan pandangannya dari wajah pria itu.

'Ugh! Kenapa orang ini dekat sekali sih?'

"B-bisa tidak, beri jarak pada wa- AWW! SAKIT TAU!"

In Noblesse World [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang