Dengan kesepakatan yang ada, Valia akhirnya di tempatkan dalam kelas yang sama dengan sang Noblesse. Perjalanan nya ke kelas diiringi dengan pengawalan dari Tao, Takio dan M21. Valia sendiri heran kenapa harus dikawal oleh tiga orang manusia modifikasi hanya untuk berjalan ke kelas.
Suasana hening menemani mereka saat dalam perjalanan. Tao yang biasanya banyak bicara pun kini diam, mungkin tidak tau topik pembicaraan apa yang ingin dibahas pada anak angkat bos nya. Karena itu Valia berinisiatif untuk memulai pembicaraan.
"Tao, apa kau sedang buka lowongan untuk RK?" Tanya Valia.
Tao tampak tidak terkejut, merasa maklum dengan pengetahuan gadis itu mengenai RK. Yah, dia saja tau tentang kaum Noble dan werewolf berikut lord nya, pasti sangat mudah untuk tau informasi mengenai organisasi kecil yang di buat untuk Noblesse. Bukannya Tao merendahkan organisasi bentukan nya, hanya saja dia berpikir rasional. Walaupun sebenarnya adalah hal yang tidak rasional jika gadis itu bisa tau semuanya walaupun tidak ada yang memberitahunya.
"Memangnya kenapa?" Tanya Tao pada akhirnya.
"Aku mau menjadi nomor 6 di RK," Jawab spontan Valia.
M21 mengangkat kedua alisnya. "Kau mau ikut RK? Suka rela? Aku saja di paksa."
Tao tampak tersinggung dengan perkataan M21. "Hey! Sebuah kehormatan bisa berjuang untuk Sang Noblesse! Lagipula RK sangat berguna, kan? Kerja sama tim kita dapat membuat lawan yang kuat tumbang. Dan aku sudah punya rencana untuk merekrut Karius dan Rael, RK pasti semakin hebat." Tao mengangguk puas memikirkan rencana nya.
"Untuk itu aku mau ikut!" Seru Valia.
Takio memasang wajah sangat tidak setuju. Valia itu manusia biasa, apa yang bisa dilakukannya menghadapi UNION? Dekat dengan mereka saja sudah memiliki resiko terluka yang sangat besar, apalagi bergabung?
"Valia, itu berbahaya. Sebaiknya tidak usah," Takio memberi pengertian.
"Tapi aku tidak berada di garis depan. Aku bisa seperti Tao, membantu di balik layar, aku bisa, kok!" Valia masih berkeras. "Aku juga bisa memprediksi masa depan, jadi aku bisa membantu."
"Memprediksi masa depan? Kau bergurau?" Tanya Tao dengan nada jenaka.
"Bisa! Tunggu sebentar," Valia menutup matanya, menempelkan jari telunjuk dan jari tengah ke pelipisnya. "Aku melihat, beberapa menit kedepan, kalian akan mendapat masalah yang kacau, masalah yang sangat genting! Kalian akan kelabakan menghadapinya!"
"Aku menunggu itu!" Kata Tao menantang.
"Lihat saja! Ramalan itu akan benar terjadi!" Valia menyumpah.
Ketika mereka hampir dekat dengan kelas, sesuatu terjadi dan menghambat perjalanan.
"Eh, apa ini?" Tao terlihat mengernyit, dia meraba saku nya dan mengambil ponsel nya. "Siapa yang pakai jalur komunikasi RK?"
M21 dan Takio ikut mengernyit karena kurang mengerti situasi. Valia juga ikut berhenti untuk melihat mereka.
"INI KAN?!"
"Ada apa?" M21 langsung terlihat khawatir ketika mendengar Tao menjerit histeris. "Tao?"
"Ada apa, sih?" Valia gemas karena tidak tau situasi apa yang sedang terjadi. Dia tau, Tao itu kadang suka berlebihan, dan itu hampir membuat orang orang jantungan karena dikira ada situasi darurat.
"Wah, wah, siapa ya yang telpon?" Tao menjawab telpon dengan nada yang terdengar agak mengejek. "Bukankah ini Rael Kertia?"
"Rael? Menelpon? Ku kira dia harusnya alergi pada manusia?" Valia berkata keheranan.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Noblesse World [DISCONTINUED]
FanfictionValia tidak tau ini nyata atau hanya khayalannya semata. Yang ia tau adalah ia sedang berbaring di atas tempat tidur sambil memainkan smartphone nya, tau tau ia sudah berada di sini. Di satu sisi ia senang, namun di sisi lain ia begitu gelisah. Ia s...