Setiap membaca Noblesse, ia selalu merasa tertarik dengan teman teman sekolah si tokoh utama. Ia selalu berandai andai kalau saja ia memiliki teman teman seperti itu, pasti ia akan bahagia. Bagaimana tidak? Memiliki teman laki laki dengan wajah tampan yang memiliki keahlian berkelahi pasti keren, ia bisa melindunginya saat saat bahaya. Teman yang sangat ahli dalam komputer dan seorang hacker handal, ia bisa meminta orang itu untuk membantunya dalam mengerjakan file perusahaan. Teman yang merupakan model terkenal, otomatis ia akan terkenal juga, walaupun sebenarnya ia sendiri sudah cukup terkenal dengan label sebagai pewaris tunggal DS Group. Dan terakhir teman yang baik dan mau membantunya dalam hal apapun, yeah... pastinya kalian tau apa yang dipikirkan Valia tentang teman seperti itu.
Dan poin plus nya, sifat mereka yang setia kawan itulah yang paling dicari. Jaman sekarang pasti susah untuk mencari orang seperti mereka, perbandingannya adalah 1:100. Dan sekarang ia akan menemui orang orang seperti mereka. Itu karunia Tuhan. Ia pasti akan berusaha berteman dengan mereka, meskipun ia tau mereka hanyalah tokoh komik.
Valia berlari ke arah pintu depan dengan yakin seolah dia sudah lama tinggal di rumah ini. Yeah... sebenarnya bukan tinggal, tetapi ia selalu melihat rumah ini setiap hari dalam bentuk 2D. Ia melihat ke layar intercom yang menunjukkan ada 4 orang yang berdiri di depan pintu.
Ceklek!
"Selamat sore, cari siapa?" Pertanyaan konyol, jelas jelas ia sudah tau tujuan mereka kesini.
"Oh! Kau siapa?" Tanya anak laki laki berambut merah dengan plester melintang di hidungnya.
"Kalian mencari kak Rai?" Valia tidak menjawab pertanyaan laki laki itu dan malah balas bertanya.
"Iya, apa ada?" Tanya gadis berambut hitam.
"Ada. Silahkan masuk." Valia menyingkir dari pintu dan memberikan jalan untuk mereka berempat masuk. Mereka terlihat bingung dengan kehadiran wajah baru di rumah kepala sekolah mereka, siapa gadis ini?
Di ruang tengah sudah ada Regis, Seira dan Rael yang baru saja keluar dari kamar yang tadinya ditiduri Valia.
"Regis, Seira, kak Rael!" Teriak laki laki berambut merah dan berkacamata bersamaan. Mereka kemudian duduk di sofa ruangan itu dan mulai berbincang bincang.
"Dimana Rai?" Tanya gadis berambut biru.
Tak lama kemudian, yang di cari datang bersama Frankenstein yang mengikuti dari belakang. Raizel duduk di single sofa sedangkan Frankenstein pergi ke arah belakang, sepertinya ia pergi ke laboratoriumnya.
"Kalian... kemana saja? Kalian absen beberapa hari." Tanya gadis rambut hitam dengan nada terkesan khawatir.
"Apa ada sesuatu terjadi?" Kali ini anak laki laki berkacamata yang bertanya.
"Ada urusan keluarga." Jawab Regis dengan wajah datar.
Valia terus menyimak apa yang mereka bicarakan. Tentu harus. Ia harus menyimak apa yang terjadi agar ia tau di chapter mana ia muncul. Ia tak ingin kehadirannya dalam komik ini malah menjadi perusak alur, tidak akan mau. Tapi yah... mungkin ia hanya akan merusak sedikit. Hanya sedikit.
"Mm... kalau boleh tau, kau siapa?" Valia tidak tau kalau pertanyaan itu ditujukan untuknya, ia masih bergeming pada lamunannya.
"Nona abu abu?" Tidak. Ia tidak mendengar panggilan dari gadis berambut biru itu.
"Valia!" Barulah panggilan dari Regis menyadarkannya.
"Ya? Ada apa?" Valia tampak linglung.
"Perkenalkan dirimu pada semua orang." Suruh Regis.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Noblesse World [DISCONTINUED]
FanfictionValia tidak tau ini nyata atau hanya khayalannya semata. Yang ia tau adalah ia sedang berbaring di atas tempat tidur sambil memainkan smartphone nya, tau tau ia sudah berada di sini. Di satu sisi ia senang, namun di sisi lain ia begitu gelisah. Ia s...