01 ~ Valia Park

1.2K 124 26
                                    

Dari dulu, Valia sudah terbiasa sendirian. Ketika semua anak anak bermain kejar kejaran di taman, ia terbiasa duduk sendirian di ayunan taman itu. Ketika guru menyuruh untuk membentuk kelompok belajar, ia terbiasa untuk mengerjakan tugas sendirian. Ketika anak anak berkumpul untuk makan bersama di kantin, ia terbiasa menikmati bekalnya sendirian di kelas. Juga ketika anak anak bahu membahu untuk membuat tenda, ia pun terbiasa untuk membuatnya sendiri. Sekali lagi kukatakan, Ia sudah terbiasa sendirian.

Bukan. Bukan karena Valia anak yang introvert, sombong atau apalah sejenisnya. Valia malah anak ekstrovert yang memiliki sifat ceria dan hangat, ia bukan tipe tipe anak yang belagak kaya dan menetapkan standar teman untuknya, ia juga selalu tersenyum ramah dengan siapapun yang ditemuinya, bahkan orang yang masuk rumah sakit jiwa pun ia berikan senyuman ramah. Tapi itu semua tak dapat membuatnya mendapatkan teman.

Hal yang membuat Valia tak dapat teman adalah karena mereka yang membatasi diri dengan Valia. Tentu saja mereka memiliki sebab.

Pertama, Valia adalah keturunan Korean-Portugis. Tidak seperti dalam drama korea dimana semua orang terasa hangat, orang orang korea cenderung membatasi diri dengan orang asing. Asing dalam artian orang yang bukan dalam ras mereka. Dan karena Valia adalah half portugis, itu membuatnya menjadi asing dimata mereka, apalagi dengan warna rambut abu abu juga manik mata tourquise membuatnya berbeda dengan orang korea pada umumnya.

Kedua, Valia terlalu pintar. Valia adalah anak kebanggaan sekolah, ia selalu dikirim untuk mewakili sekolah dalam bebagai olimpiade. Tidak hanya itu, sangking pintarnya ia bahkan mendapat akselerasi sehingga sekolah lebih cepat dari anak seusianya. Di umurnya yang ke 10, ia sudah bisa mengikuti ujian kelulusan sekolah dasar (tapi tidak jadi karena masih terlalu dini baginya untuk lulus). Hal itulah yang membuatnya agak terisolasi dari pergaulan karena ia lebih muda dari teman sekelasnya.

Dan yang terakhir, Valia adalah pewaris tunggal DS Group. Siapa yang tak tau dengan perusahan besar itu, semua pebisnis pasti mengenal perusahaan itu. Hal itu membuat semua orang segan untuk mendekatinya.

Tapi tetap saja, keadaannya sekarang takkan bisa mengubah sifat yang sudah ada sejak ia dilahirkan. Sifat ceria dengan kepribadian hangat itu tak bisa hilang meski ia terisolasi dari pergaulan dunia.

Setiap hari, Valia selalu di temani pengasuhnya dan para maid yang setia mengabdi pada keluarganya. Lalu dimana orang tuanya?

Jangan tanyakan tentang mereka, DS Group adalah perusahaan besar dengan cabang yang tersebar di penjuru Asia dan Eropa, sudah jelas ayahnya pasti sangat sibuk mengurusi perusahaan itu. Lalu ibunya adalah seorang designer terkenal dari Portugis, sibuk mempersiapkan pakaian untuk acara fashion para model dan artis dunia, launching di sana sini, dan lain sebagainya. Mereka terlalu sibuk hingga tak sadar jika putri mereka telah tumbuh besar.

Dan saat mereka sadar, Tuhan malah memberikan takdir lain. Kepulangan mereka ke Sang Pencipta.

●●●

Suasana pagi itu di pemakaman sangatlah tenang. Begitu sepi dan sejuk, hanya terdengar kicauan burung dan gesekan dedaunan akibat angin yang bertiup.

Seorang gadis berambut abu abu dengan style twintail itu berdiri di depan dua makam yang berdampingan. Pakaian formal bernuansa monokrom yang dipakai tak sedikitpun menghilangkan kesan imut yang ada di wajah redup nya. Manik turquoise nya memandang sayu kearah dua nisan yang ada dihadapannya.

"Dad... Mom... Val datang..." Lirihnya diiringi oleh hembusan angin yang membawa daun berguguran. Ia melangkah mendekati kedua nisan itu dan meletakan buket bunga gladiol merah muda di setiap nisannya.

In Noblesse World [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang