06 ~ SMA Ye Ran

997 103 66
                                    

Pagi yang cerah membuat Valia menyambut hari ini dengan senyuman manis yang merekah. Oho... ini adalah pagi pertamanya di komik Noblesse, kan? Haruskah ia abadikan momen ini dalam sebuah foto? Hh... sayang nya ia hanya membawa diri saat memasuki dunia ini. Oh, bahkan ia juga tak tau kan bagaimana bisa berakhir sampai disini.

Oke, itu tak penting. Yang penting sekarang adalah menikmati hidup dalam dunia yang kau impikan!

Valia berjalan mengelilingi rumah untuk mencari 'papa' baru nya. Hihi, entah kenapa ia geli sendiri dengan menyebut ilmuwan gila itu sebagai papa nya.

"Tuan Frankenstein..."

Valia berjalan ke ruang tamu sembari memanggil manggil Frankenstein. Ia terus berjalan tanpa memperhatikan jalan sehingga ia menabrak tubuh seseorang.

"Aduh!" Valia mengusap usap dahi nya sembari mengumpat dalam hati. Siapa sih yang punya tubuh keras didepannya ini?

"Siapa kau?" Suara berat seorang pria langsung memasuki rungu nya. Valia mendongak dan mendapati sesosok yang ia kenal sebagai pengikut setia Lord Noble juga sebagai kakeknya Regis, Gechutel K. Landegre.

"A-aku... aku..." hilang sudah semua kata kata yang ada di ujung lidah Valia. Orang ini mengerikan sekali, sih. Pikir Valia.

"Apa kau penyusup? Kau manusia kan?" Nada itu semakin mengintimidasi nya. Astaga, Valia berharap Kyungsoo ada disini sekarang juga.

"Gechutel? Sedang apa kau disitu?" Entah kenapa Valia sangat sangat berterima kasih dengan pemilik suara itu. Mungkin karena suara itu membuat nya tak lagi terintimidasi.

Di belakang Gechutel berdiri seorang Frankenstein dengan pakaian formal khas kepala sekolah. Sepertinya ia akan berangkat sebentar lagi. Langsung saja Valia berlari untuk bersembunyi Di belakang ayah angkat sementara nya itu.

"Ada apa?" Tanya Frankenstein heran menatap Valia dan Gechutel bergantian.

"Siapa dia?" Tanya Gechutel.

"Dia..." nah, sekarang giliran Frankenstein yang bingung. Bagaimana memperkenalkan Valia pada para Noble?

"Valia..." Bisik Valia untuk menyadarkan Frankenstein yang melamun.

"Dia Valia-" Tanpa sadar Frankenstein mengikuti ucapan Valia. Gechutel yang tak puas hanya dengan nama langsung menaikkan sebelah alisnya curiga.

"Anak dari Frankenstein." Bisik Valia lagi.

"Dia anak ku." Bagus, kau sudah termanipulasi Frankenstein.

"Anakmu?"

"Ya, dia anakku- tunggu, hey! Dasar Manipulatif!" Valia terkikik puas karena berhasil membuat Frankenstein termanipulasi.

"Dia anakmu?" Gechutel kembali melayangkan pertanyaan yang masih sarat akan kebingungan. Tentu saja, dia sudah lama mengenal Frankenstein. Dan setahu nya, pria itu hanya berdedikasi untuk Sang Noblesse dan tidak memiliki minat untuk berkeluarga.

"Lebih tepatnya anak angkatku," kata Frankenstein, menghela napas. Dia melirik Valia dari bahu nya, sadar akan sesuatu hal yang harusnya terjadi pagi ini.

"Seragam mu ada di lemari, sudah ku siapkan semalam." Katanya yang mendapat balasan berupa binaran antusias dari mata gadis abu abu di belakangnya. "Sekarang cepat bersiap sebelum aku meninggalkan mu disini!"

"Ku kira aku akan berangkat bersama kak Rai dan teman temannya!" seru Valia tidak terima.

Frankenstein menggeleng tegas, "aku tidak akan membiarkan mu berkeliaran sendiri dengan kemungkinan mengacau yang besar." Katanya. Dan kemudian dia merutuk dengan sifat orang tua yang tiba tiba keluar.

In Noblesse World [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang