Valia melihat ke sekelilingnya dengan wajah bosan.
Ini sudah dua hari dia ada di dunia Noblesse, dan selama itu pula mereka belum mendapatkan petunjuk mengenai keberadaannya di dunia ini. Clueless.
Frankenstein telah menelurusi kembali tempat di mana dia pertama kali muncul, tapi tak ada satupun hal aneh yang ada di sana. Bahkan energi yang dulu terasa ketika dia muncul, sudah menghilang tanpa bekas.
Hh... lagi lagi dia terjebak masalah.
Sebenarnya, dia curiga akan satu hal. Tapi memikirkannya lagi... apa mungkin?
Nothing impossible in this world. Jadi... tak ada salahnya dicoba, kan?
Valia kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling. Di kelas 2-7 ini, ada beberapa wajah familiar yang tidak hadir sekarang. Penjaga nya sedang ikut latihan ke pulau pribadi Frankenstein bersama dengan para RK yang lain, Seira pun ikut, jadi saat ini dia akan sendiri di rumah bersama Raizel.
Melirik ke arah lain, dia melihat Yoona dan Sui sedang fokus pada penjelasan guru di papan tulis, Ikhan—seperti biasa—sedang sibuk berkutat dengan laptop dan mouse nya, Shinwoo tengah tertidur pulas di mejanya, sedangkan Raizel hanya diam memandang ke depan.
Valia menjatuhkan kepalanya ke meja, menghasilkan bunyi 'duk' pelan.
Dia bosan. Benar benar bosan. Pelajaran yang sekarang sedang si terangkan sudah ia pelajari bersama Kyungsoo. Tapi dia juga tidak ingin mengharapkan ada sebuah pertarungan. Maaf saja, dia mungkin menyukai sebuah cerita bergenre action, tapi dia tidak suka terlibat dalam action-nya. Dia masih sayang nyawa, ya!
Dia melirik ke arah jendela yang sekarang menampilkan gumpalan awan dengan semburat jingga sebagai latar belakangnya. Senja yang begitu indah.
Apakah itu asli?
Ataukah hanya sebuah gambar?
Kalau hanya sebuah gambar, kenapa terlihat begitu nyata?
Tidak bisakah menjadi nyata saja?
Ketika angin berhembus masuk melalui jendela yang terbuka, Valia menutup mata sejenak, menikmati belaian angin yang begitu lembut menerpa wajahnya. Salah satu hal yang terasa nyata dalam dunia rekayasa ini.
Ketika dia membuka mata, ada satu hal yang ia sadari, namun tak disadari orang lain.
Raizel tidak ada di bangku nya.
.oOo.
"Bagaimana kabarmu?"
Muzaka memecah keheningan di antara dia dan teman lamanya. Saat ini, mereka duduk di sebuah bangku yang ada di halaman sekolah manusia, menghadap ke arah matahari terbenam yang menghasilkan rona rona jingga di langit.
Raizel tidak menjawab, dan Muzaka tau alasannya. Karena itu dia kembali berbicara.
"Kau tak perlu waspada, aku takkan menggila seperti yang terakhir kali," katanya, kemudian membentuk seringaian khas serigala. "Aku punya sedikit waktu untuk tetap sadar. Tapi aku harus meminum pil ini."
Muzaka mengambil sebuah pil berwarna hijau dari sakunya, menelannya dalam satu detik, kemudian menghela napas. "Aku ingin bicara sedikit denganmu. Saat pikiranku sedang benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
In Noblesse World [DISCONTINUED]
FanfictionValia tidak tau ini nyata atau hanya khayalannya semata. Yang ia tau adalah ia sedang berbaring di atas tempat tidur sambil memainkan smartphone nya, tau tau ia sudah berada di sini. Di satu sisi ia senang, namun di sisi lain ia begitu gelisah. Ia s...