Gulp!
Valia menelan ludah dengan gugup. Bagaimana tidak? Sekarang ia tengah diberi tatapan intimidasi oleh empat orang -ralat, hanya tiga orang karena Seira tidak termasuk- dengan sedikit aura kegelapan yang menguar menakutinya.
"J-jadi... kenapa kalian menatapku seperti itu?" Tanya Valia dengan keringat dingin sebesar biji jagung.
"Aku tidak akan berbasa basi seperti tadi." Frankenstein menghela napas sejenak, "siapa.kau?" Nada penuh penekanan yang tersemat di setiap kata membuat Valia semakin gugup. Apa dia akan kehilangan nyawanya di dunia nyata jika ia dibunuh di komik?
"Apa? Bukankah aku sudah katakan jika aku Valia." Valia berusaha bersikap biasa tetapi tidak bisa, ia malah terkesan kaku.
"Jangan bersikap bodoh, kau tau apa yang kami tanyakan." Rael dengan ketusnya melontarkan kalimat itu.
"Aku tidak bodoh!" Seru Valia tidak terima. Ayolah, ia bahkan memiliki dua lemari besar yang didalamnya dipenuhi oleh medali emas olimpiade berbagai mata pelajaran. Oke, ini terdengar sombong, tapi itulah kenyataannya.
"Baiklah, aku ganti pertanyaannya. Dari mana kau berasal?" Frankenstein mengganti pertanyaannya. Gadis yang tengah berusaha ia introgasi ini pandai berkelit, jadi ia juga harus cermat dalam memilih kata.
"Aku dari Seoul, Korea Selatan."
Frankenstein mendengus. Binar polos yang ditunjukkan Valia itu benar benar merusak konsentrasi. Disini terlihat seolah olah dia tidak berbohong. Apa memang dia berkata jujur?
"Jangan mencoba berkelit. Kami mungkin diam saja dari tadi, tapi sekarang tidak lagi. Jika kau mencoba mengelabui kami, kau akan tau akibatnya."
Wow. Kalimat terpanjang yang pernah Valia dengar -atau mungkin 'baca' karena dulu ia tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan mereka- dari mulut Regis. Ini merupakan sejarah penting di komik Noblesse!
"Tapi aku tidak bohong, aku memang berasal dari Seoul!" Valia mengelak tuduhan dengan ekspresi yakin seyakin yakinnya.
"Oh ya? Kau bilang tadi pada manusia manusia itu kalau kau berasal dari Portugal." Rael menaikkan sudut bibirnya, memberikan ekspresi mengejek kepada Valia.
"Tapi yang itu juga benar! Aku juga dari Portugal!" Valia lahir di Portugal dan di besarkan di Korea, jadi dia tidak bohong kan?
Seira yang sedari tadi diam memperhatikan hanya bisa memasang wajah datar. Perdebatan ini mungkin akan memakan waktu sampai esok hari mengingat siapa saja yang berdebat di sini. Si gadis aneh itu, meski Seira baru mengenalnya beberapa jam yang lalu, ia tau kalau gadis itu tipe tipe keras kepala. Rael? Sudah lebih dari 200 tahun ia mengenal laki laki itu, dia tipe yang tidak mau kalah dalam hal apapun.
"Tunggu. Portugal?" Beo Frankenstein tidak mengerti. Sepertinya ia lupa kalau pernah melepas perhatian dari gadis itu satu jam yang lalu.
"Lebih baik kau yang katakan sendiri, atau kau mau eksperimenku yang bekerja?" Tanya Frankenstein dengan senyum manis yang mematikan. Bahkan Valia bisa merasakan ada aura Dark Spears yang sengaja di keluarkan. Mengerikan!
"Huh!" Valia melipat tangan di depan dada. Kalau sudah begini lebih baik jujur saja, toh tidak ada gunanya berbohong. Bahkan mungkin mereka bisa membantunya kembali ke dunia nyata. Meskipun Valia senang ada disini, tapi semua ini tidaklah real, dan ia pun punya tanggung jawab di dunianya.
"Bisakah kalian jelaskan kapan dan dimana aku muncul?" Kali ini Valia meminta dengan nada benar benar dan tanpa adanya unsur pemerasan(?).
"Apa hubungan kemunculanmu dengan asal tempatmu?" Tanya Rael mengerutkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Noblesse World [DISCONTINUED]
FanfictionValia tidak tau ini nyata atau hanya khayalannya semata. Yang ia tau adalah ia sedang berbaring di atas tempat tidur sambil memainkan smartphone nya, tau tau ia sudah berada di sini. Di satu sisi ia senang, namun di sisi lain ia begitu gelisah. Ia s...