Rose

537 60 47
                                    

Bukti cinta yang nyata adalah dengan mendatangi walinya.

Karena sebenarnya cinta sejati itu setelah menikah, bukan dengan menjadikannya pacar idaman ataupun tempat singgahan.

🌵🌵

"Assalamu'alaikum maaf ya anyelirnya ga ada. Mbak penjaga tokonya lagi pms deh, masa mas ditampar pake penyiram bunga. Nanti kalau mas jadi jelek gimana coba, hufft." ucap pemuda itu sambil cemberut, sedangkan lawan bicaranya hanya diam saja.

"Sebagai gantinya mas bawa bunga mawar. Sebenarnya mawar ini minta sih di meja administrasi tadi, hahaha. Awas aja kalau kamu ngejek mas ya, tapi kalau sekarang mau ngejek juga ga masalah kok. Mas kangen." dipandanginya perempuan yang tertidur di ranjang rumah sakit tersebut kemudian dia beralih ke vas bunga untuk menaruh mawar merah yang dimintanya tadi.

🍀🍀

"Masya Allah pagi-pagi udah ketemu dokter ganteng aja." ucap salah satu suster yang melintas di depan Aditya.

Aditya Hamizan merupakan salah satu dokter anak yang terkenal akan keramahannya di rumah sakit tersebut.

Dia adalah pelanggan yang mendapat tamparan keras oleh Anisa.

"Yaampun mbak ini masih pagi, adek jangan digodain dong. Takut nih." kata si dokter sambil berpura-pura ketakutan.

"Aduhh si adek mah bikin mbak gemes deh. Hahaha." suster yang lain mulai ikutan ngobrol karena arah perbincangan yang mulai seru menurut mereka.

"Mudah-mudahan anak saya nanti seperti dokter ya, aamiin." suster tersebut sedang hamil dan  mengelus perutnya yang sudah mulai membesar.

"Astagfirullahaladzim, jangan seperti saya dong. Nanti saya bisa digebukin sama suami mbak kalau anaknya mirip saya dibanding bapaknya." dengan tampang memelas.

"Hahaha ya ampun maksud saya semoga anak ini bisa tampan, cerdas, ramah, murah senyum, sholeh, dan rajin menabung seperti dokter."

"Oalahh ternyata itu maksudnya. Ah suster bisa aja." sambil malu-malu buaya.

Melihat kelakuan Aditya para suster gemas ingin menamparnya, "untung ganteng" pikir mereka.

"Tunggu dulu, kenapa pipinya merah dok?"

"Tadi saya dicium."

"Dicium? Bukannya pegangan tangan sama yang bukan muhrim aja dokter ga mau." ucap suster yang tidak mengenakan jilbab.

"Mungkin dokter Aditya ga mau pegangan, tapi langsung dicium kali ya?" suster yang mengenakan jilbab biru muda itu tampak berpikir keras.

"Benarkah? Kalau gitu saya mau dong ngidam dicium dokter." suster yang hamil tersebut pun tak mau kalah.

Sedangkan Aditya hanya  senyum mencurigakan dan tidak menjawab, dia hanya membiarkan para suster yang ada di depan mereka kepo dengannya.

"Wahai para suster yang budiman, biasanya seseorang itu dibicarakan di belakangnya?  Kenapa ini malah terus terang di depan saya?" sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

Altharafisqi [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang