Tulip

52 7 4
                                    

Belajar dari tulip cinta itu bukan sekadar kata-kata melainkan perbuatan.

🍒🍒

"Nanda cantik ya bang." ucap perempuan itu sambil melihat laki-laki di depannya.

"Kamu itu perempuan tercantik yang aku miliki." Raka membalas senyumannya.

"Bentar, aku miliki? Emang kamu punya berapa perempuan?"

"Duh salah." dalam hati Raka menyesal dengan pengucapannya.

"Satu, dan itu kamu."

"Engga pasti bohong..."

"Bener..."

"Bohong..."

Malam itu dihiasi perdebatan manis dari mereka.

Malam itu dihiasi perdebatan manis dari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀🍀

🍒🍒

Flashback On

"Woy Raka belajar mulu, makan aja tu sekalian buku." ucap lelaki dipojok kelas.

"Iya bener, belajar mulu. Nyari perhatian ya Lo." timpal siswa lelaki lainnya.

"Masa SMP itu masa muda, nakal, bolos dan sebagainya." tambah bocil yang sedang duduk santai di atas meja guru.

"Ga boleh gitu sama ketua kelas dan peringkat satu, iya kan bang?" ucap perempuan cantik berkulit putih itu.

Raka memandang sinis perempuan dihadapannya.

🍒🍒

"Kenapa kakel kita ganteng semua sih..." perempuan itu meremas surat yang dia pegang dengan gugup.

"Ternyata bener ya kalau kata orang masa SMA itu masa-masa yang indah." sambil memegang pundak temannya.

"Apa aku bisa kasih surat ini ke dia?"

"Apapun yang terjadi harus maju terus pantang mundur."

Perempuan itu berdiri tepat di depan laki-laki yang sedang istirahat di lapangan basket bersama teman-temannya.

"Kak Raka, terima suratku."

"Terima kasih." Raka mengambil suratnya dan tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Altharafisqi [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang