sebelas

2.6K 348 48
                                    

calum's pov

di sinilah gue sekarang, di meja makan rumah arin yang penuh sama hawa canggung karena kejadian barusan. begitu pun dengan arin. cewek itu sedari tadi juga cuma duduk canggung, padahal di rumahnya sendiri.

anjrit. malu banget coy.

"ooh, jadi ini yang namanya calum?" suara tante hana, mamanya arin, langsung membuat lamunan gue buyar sekaligus membuat gue mengeluarkan senyum canggung lagi. di samping gue, mama gue senyum sambil menggangguk.

oh ya, gue belom ngasih tau, ya? ternyata, dulu, mama gue dan tante hana bersahabat pas sma. lalu pas lulus sayangnya mereka kepisah dan lost contact sampe akhirnya mereka ketemu lagi di facebook pas awal bulan dan akhirnya mereka memutuskan buat ketemuan hari ini.

sinetron banget ngga sih? pusing gue. mana segala ketemuannya di facebook lagi ah kayak anak smp yang ketemu pacarnya aja.

"kok kamu ngga pernah cerita-cerita sih, rin, kalo kamu punya pacar? ternyata si calum, lagi, anaknya temen mama." tante hana melirik mama gue sambil tersenyum yang lantas ditanggapi dengan anggukan oleh mama gue.

"tau, ih, kamu mah punya pacar cantik ngga pernah dikenalin ke orang rumah. malu, yaa?" mama gue menyolek pipi gue. "mali harus tau nih."

mampus. ini kenapa emak gue ikut-ikutan jir?

gue dan arin sontak langsung dibuat menganga. sumpah, muka arin langsung merah. dan gue juga yakin kalo pipi gue merah, merah nahan malu.

"pacar? b-bukan, ma, kita—"

perkataan arin terpotong otomatis karena adzan magrib yang berkumandang, membuat gue langsung meneguk rakus es teh manis di depan gue untuk meredam rasa deg-degan walaupun ngga ngaruh. arin pun melakukan hal yang sama kayak gue.

"oh iya, ini tante masak banyak hari ini. kamu makan di sini aja, ya?" kata tante hana sambil mengangsurkan piring pada gue.

gue melirik sebentar ke arah lauk yang ada di meja makan. "yah, ngga ada ayam goreng, tan?"

mama gue dan tante hana langsung menatap gue keheranan. sedangkan arin langsung melotot sambil menginjak kaki gue, mengisyaratkan bahwa gue baru aja ngelakuin hal yang ngga sopan.

"eh," gue langsung cengengesan. "astagfir. maaf tante, keceplosan."

"lucu banget sih kamu. pantesan aja bisa dapetin arina." tante hana dan mama gue cengengesan. beda sama kita berdua yang lagi-lagi cuma bisa diem. "tinggal, ya, ibu-ibu mau ngobrol dulu." setelah itu, mereka berdua pergi ke taman belakang, meninggalkan gue sama arin.

+++

arina's pov

"mama dukung kamu sama calum kok, rin."

suara lembut mama sontak membuat gue yang lagi nyuci piring mematikan keran dan menghampiri dia yang lagi duduk di meja makan sambil baca majalah.

"apa sih, ma? aku sama dia ngga ada apa-apa," jawab gue sambil menarik kursi. "dia temen aku."

"temen tapi mesra?" tanyanya meledek gue. "mama ngga marah kok, kamu pacaran. mana calum anaknya baik, sopan, dan nyambung kalo diajak ngobrol tentang apa aja."

bader // calumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang