Berhenti membandingkanku dengan mereka...
Aku, sebagai putrimu. Aku, anugerah Tuhan untukmu. Aku, tercipta karena cintamu.
Suatu ketika, tangisan dari bibir mungilku menggelegak. Kulitku yang masih berwarna merah, juga netraku yang belum berfungsi.
Ketika seseorang mengumandangkan adzan dan iqamah di kedua telingaku, tersayup syahdu alunan merdu itu.
Ketika seseorang yang lain mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku kedunia, untuk melihat indah dan tenangnya dalam dekapan.
Ketika netraku berfungsi, indraku mendengar, aku baru mengetahui. Orang berjasa itu di panggil ayah dan ibu.
Bukankah aku anugerah? Dari Tuhan untuk dijaga dan dikasihi? Lantas, mengapa setelah aku besar dan mengerti, aku hanya dibandingkan dengan anak orang?
Bukankah aku cerminan darimu, ibu? Ayah? Bukankah aku satu-satunya keturunanmu?
Mengapa selalu ada kalimat, "lihat anak tetangga itu, blablabla.... "
Aku, ini aku. Bukan dia. Ataupun mereka.
Aku mohon bu, yah. Aku ingin menjadi diriku sendiri. Aku malas menjadi urutan no 1 di kelas. Aku malas untuk menjadi yang terbaik. Aku ingin menjadi diriku. Aku mohon.
Biarkan aku menentukan sendiri bagaimana aku kelak. Karena sesuatu dengan paksaan hanya akan menimbulkan kecelakaan.
Biarkan aku mencari jati diriku sendiri.
Aku lelah terus-terusan dipuji orang lain,sebagai anak kebanggaan. Namun, nyatanya tak begitu. Kalian hanya memikirkan kalimat orang lain yang berkata "anakmu sungguh hebat!" , tapi tidak dengan memikirkan perasaanku.
Ayolah, aku hanya ingin hidup sesuai apa yang aku inginkan. Apa yang aku harapkan. Dan apa yang aku rencanakan.
Jangan berhenti untuk memperhatikanku. Jujur, aku senang sekali kalian sungguh perhatian. Tetapi, apakah dengan cara menentukan hidupku di tangan kalian hanya membuatku seperti dikurung? Dipasung? Atau aku hanyalah hewan peliharaan, yang kalian inginkan hanyalah pujian?
Maaf, aku bukan anak yang berbakti pada orang tuaku sendiri. Bukan anak shaliha seperti yang diharapkan. Tapi, aku punya planning dengan hidupku. Punya rencana yang telah ku susun sedemikian rupa.
Terimakasih telah merawat anak tak tahu diri ini.
Terimakasih, berkat bimbinganmu aku menjadi seperti ini.
Jangan berhenti mendo'akan yang terbaik untukku.
Tertanda, anakmu.
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara
#Day2222 Ramadhan 1439H
YOU ARE READING
Kata ✔
AcakEnjoy reading this!! Juseyo~ Start : 1 Ramadhan 1439H Finish : 1 Syawal 1439H